SARANA KEPUITISAN DALAM PUISI "PERINGATAN" KARYA WIJI THUKUL: ANALISIS FENOMENOLOGI
LAWUNG PANJI SADEWA, Prof. Dr. Faruk H.T.
2014 | Skripsi | SASTRA INDONESIAINTISARI Kajian ini meneliti sarana kepuitisan dalam puisi "Peringatan" karya Wiji Thukul. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi atau strata norma yang dikenalkan oleh Roman Ingarden. Teori fenomenologi tersebut menggunakan lima strata yaitu lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia, dan lapis metafisis. Meskipun demikian, penelitian ini tidak membahas lapis metafisis secara mendalam karena puisi "Peringatan" tidak mempunyai ciri-ciri yang mengarah pada sifat metafisis. Pada pembahasan lapis bunyi, akan dijabarkan mengenai bunyi yang dominan dalam puisi "Peringatan". Bunyi yang dominan antara lain: bunyi vokal, bunyi letupan, bunyi getar, bunyi desis, dan bunyi sengau. Adapun pembahasan mengenai lapis arti meliputi analisis makna konotatif dan denotatif; ketaksaan; sinonimi dan hiponimi. Selanjutnya pembahasan mengenai lapis objek dan dunia meliputi analisis objek-objek yang ada dalam puisi "Peringatan" dan hubungan Wiji Thukul dengan dunia orang Jawa. Setelah itu, penulis menganalisis hubungan antarunsur dari lapis-lapis tersebut untuk mengetahui aspek estetis dalam puisi "Peringatan". Dalam penelitian ini, objek dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Metode penelitian ini dimulai dengan berpikir secara deduktif untuk membuat hipotesis sementara. Setelah membuat hipotesis, langkah selanjutnya adalah evaluatif untuk memberi penilaian terhadap karya yang diteliti. Selanjutnya, dilakukan analisis intrinsik yang bertujuan mengetahui unsur-unsur pembangun struktur. Tahap selanjutnya adalah analisis kasuistik dan sinkronik. Kasuistik memusatkan penelitian pada suatu objek dan mempelajarinya sebagai kasus, sedangkan sinkronik mengidentifikasi unsur intrinsik dan menginterpretasi relasinya terhadap unsur intrinsik lain. Hasil analisis mengenai puisi "Peringatan" menunjukkan bahwa karya Wiji Thukul yang dianggap masyarakat sebagai karya yang seadanya dan tidak estetis ternyata tidak berdasar. Penelitian ini membuktikan bahwa puisi karya Wiji Thukul mempunyai unsur intrinsik yang padu dan membentuk sebuah keestetisan. Pemilihan diksi, bunyi, dan objek yang dihadirkan dalam puisi "Peringatan" saling berhubungan dan mempunyai keserasian. Kata kunci: Wiji Thukul, strata norma, fenomenologi, estetis, analisis puisi.
ABSTRACT This study examines poetical in the poem "Peringatan" by Wiji Thukul. This study used a phenomenological theory introduced by Roman Ingarden. The phenomenological theory using strata of norms. There are word sounds and phonetic formations of higher order, meaning units, schematized aspects, represented entitie, metaphysical. However, this study did not discuss in depth metaphysical because "Peringatan" does not have the characteristics that lead to the metaphysical characteristic. In the discussion of word sound, will be outlined on the dominant sound in the poem "Peringatan". The dominant sound are: vowel, sound burst, trill, hiss, and nasal. The discussion includes the analysis of the layers of meaning and denotative connotative meanings; ambiguity; synonymy and hyponym. Further discussion of the world of objects and layers include analysis of existing objects in the poem "Peringatan" and Wiji relationship with the Java culture. After that, the authors analyzed the relationship between elements of the layers to determine the aesthetic aspect of the poem "Peringatan". In this study, the objects are analyzed using descriptive analysis. This research method begins with deductive thinking to create a temporary hypothesis. After making a hypothesis, the next step is to provide an assessment of the evaluative work studied. Furthermore, an analysis of the intrinsic aims to determine the elements of the structure builder. The next stage is casuistic and synchronic analysis. Casuistic to focus on an object of research and study as cases, whereas synchronic identify and interpret the intrinsic elements of the intrinsic relation to the other elements. The conclusions of the analysis of the poem "Peringatan" indicates that the work of the community Wiji considered as a scratch work and not aesthetic proved to be unfounded. This study proves that the poem by Wiji have intrinsic elements form a coherent and poetical. Selection of diction, sounds, and objects that are presented in the poem "Peringatan" interconnected with concordance. Keywords: Wiji Thukul, stratum norms, phenomenology, poetical, poetry analysis.
Kata Kunci : Wiji Thukul, strata norma, fenomenologi, estetis, analisis puisi, stratum norms, phenomenology, poetical, poetry analysis