Laporkan Masalah

Strategi Kelompok Wanatani Dalam Pemberdayaan Petani Melalui Pola Pertanian Wanatani di Dusun Indrokilo

SEPTIAN ANGGA P L, Drs. S. Djuni Prihatin, M.Si

2014 | Skripsi | ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

INTISARI Keterbatasan lahan pertanian, terjalnya medan membuat petani di daerah lereng pegunungan berupaya menggunakan dan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di sekitarnya. Hal tersebut sebagai upaya adaptasi mereka agar tetap survive. Hal tersebut tentu bepengaruh terhadap tingkat kesejahteraan dan pola pertanian apa yang dipakai. Kemiskinan seakan-akan menjadi bayang-bayang petani yang tidak terelakan lagi. Tingginya biaya produksi, semakin tingginya kebutuhan hidup, sementara ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh petani terbatas pada sektor pertanian itu saja. Dengan keterbatasan dan semakin terhimpitnya kehidupan petani tersebut timbul motivasi dari petani untuk berusaha meningkatkan kesejahteraannya. Salah satunya dengan menerapkan pola atau sistem pertanian baru yang dapat memberikan hasil yang lebih banyak. Dalam konteks ini petani di dusun Indrokilo menggunakan pola pertanian wanatani untuk menjawab tantangan hidup tersebut dan merupakan bentuk adaptasi mereka terhadap permasalahan di bidang pertanian yang semakin pelik. Penelitian ini berlokasi di Dusun Indrokilo, Kelurahan Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kab Semarang. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan selain menggunakan pola pertanian wanatani dusun tersebut satu-satunya dusun di Ungaran Barat yang bermitra dengan pihak swasta dalam hal ini yayasan Bintari. Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berjenis deskriptif kualitatif. Data yang digunakan,yaitu data primer dan sekunder yang didapat dari pengamatan, hasil wawancara mendalam, dokumen dan studi kepustakaan dengan teknik pengambilan informan secara bertujuan (purposive). Analisa data yang digunakan terdiri dari; menelaah seluruh data, reduksi data, menyusun dalam satuan-satuan, kategorisasi, pemeriksaan keabsahan data, penafsiran data, dan kemudian penarikan kesimpulan. Untuk memeriksa keabsahan data digunakanlah teknik ketekunan pengamatan, trianggulasi, konfirmabilitas dan referensi yang cukup. Hasil penelitian menunjukan bahwa model atau pola pertanian Wanatani memang tepat diterapkan di daearah pegunungan yang berbatasan langsung dengan hutan rakyat. Strategi menjalin kerjasama dengan mitra dalam rangka meningkatkan mutu pemberdayaan berhasil di terapkan di Dusun Indrokilo, mitra dalam hal ini yayasan bintari mampu mengakselerasi jalannya pemberdayaan kearah yang lebih berkualitas dalam waktu yang tidak begitu lama. Bintari berhasil menginiasiasi dan mewujudkan terbentuknya kelompok yang mempunyai payung hukum dan ADART yang jelas yaitu kelompok Wanatani Agrolestari. Melalui program-program pemberdayaan yang telah di implementasikan dari tahun 2007 sampai sekarang kesejahteraan masyarakat terpantau meningkat. Tidak hanya peningkatan secara keekonomian saja tetapi cara pandang masyarakat yang dulu hanya berusaha mengambil hasil dari hutan tanpa berfikir untuk kelestariaannya berubah menjadi masyarakat yang peduli lingkungan dan dari masyarakat perambah hutan berubah menjadi masyarakat pembudidaya.

ABSTRAKSI Dusun Indrokilo merupakan Dusun yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, peternak dan berkebun yang hidup pas-pasan. Dusun Indrokilo umumnya berupa perkebunan dalam bentuk hutan rakyat (53%), persawahan (28%), pemukiman (18%), dan lahan kritis (1%). Mereka bertani dengan pengetahuan yang dipelajari otodidak. Kehidupan ekonomi penduduk Dusun Indrokilo banyak bergantung pada hasil bumi, masyarakat mendapat hasil secara harian, bulanan, tahunan dan musiman. Masyarakat membudidayakan sapi sehingga mereka mendapat hasil secara harian dari penjualan susu sapi. Untuk hasil bulanan masyarakat mendapatkannya dari menanam pohon pisang, kolang-kaling dan singkong, untuk hasil tahunan didapat dari penanaman cengkeh dan kopi, untuk tabungan musiman didapatkan dari penanaman sengon, mahoni. Untuk kondisi sosial masyarakatnya penduduk Indrokilo berjumlah 671 orang dengan tingkat pertumbuhan 1,06% yang tergolong rendah. Jumlah penduduk usia produktif relatif banyak mencapai 503 penduduk. Masyarakat Dusun Indrokilo masih menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan memegan teguh prinsip gotong royong, saling membantu merupakan dasar dalam menjalani kehidupan. Petani disini bergerak sendiri-sendiri tanpa ada kelompok yang menaunginya sehingga pengetahuan mereka terhadap pengetahuan pertanian, tekhnis pengerjaan lahan sampai pemasaran hasil pertanian kurang berkembang dan cenderung stagnan. Baru pada tahun 2009 digagas oleh Yayasan Bina Karta Lestari dibentuklah kelompok wanatani di Dusun Indrokilo. Secara harafiah Wanatani berasal dari kata Wana dan Tani yang berarti wana hutan dan tani. Dalam manual pengelolaan hutan rakyat (departemen perhutanan), hutan rakyat wanatani merupakan hutan rakyat yang memiliki bentuk usaha kombinasi kehutanan dengan cabang usahatani tanaman tahunan, musiman, dan usaha tani peternakan, pelebahan dll. Hutan rakyat wanatani berorientasi pada optimalisasi pemanfaatan hutan secara baik dari segi ekonomi dan ekologi. Dalam pelaksanaan wanatani, sektor-sektor yang ada didalamnya adalah saling mendukung dan terpadu pelaksanaannya. Menurut lundgren (1982) wanatani menitik beratkan pada dua elemen pokok sehingga menjadikan wanatani berbeda dengan sistem penggunaan yang lain: 1. Adanya pengkombinasian yang terencana /disengaja dalam satu bidang lahan antara tumbuhan berkayu (pepohonan) tanaman pertanian, ternak baik secara bersamaan (pembagian ruang) ataupun bergiliran (bergantian waktu). 2. Ada interaksi ekologis dan ekonomis yang jelas baik positif atau negatif antara komponen-komponen sistem yang berkayu. Contoh praktek wanatani seorang petani penanam sengon petani tersebut juga menanam tanaman kopi yang memang memerlukan naungan untuk berproduksi. Lapisan terbawah, petani tersebut memfaatkannya untuk menanam rerumputan sebagai sumber pakan ternak. Petani tersebut juga melakukan ternak sapi dilahan tersebut sehingga kotorannya dapat dipergunakan untuk penyubur tanaman yang dia tanam. Pengembangan hutan dengan pola wanatani bertujuan untuk memberikan keuntungan ekonomis ganda kepada masyarakat. Wanatani memberikan peluang memalui pemanenan bertahap yang berkesinambungan yaitu panen mingguan, bulanan, musiman dan tahunan. Selain hal tersebut pengembangan wanatani bertujuan juga untuk : 1. Meningkatkan produktivitas lahan pada lahan kehutanan dan lahan pertanian. 2. Meningkatkan taraf kesejahteraan dengan adanya deversifikasi hasil. 3. Memelihara keserasian lingkungan hidup. 4. Menyerap emisi karbon dan menghasilkan oksigen dalam jumlah banyak. Pada prinsiptani nya pengembangan wanatani memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan kepada petani. Hal ini mendorong saya untuk melakukan penelitian tentang Strategi kelompok wanatani dalam pemberdayaan petani melalui pola pertanian wanatani di Dusun Indrokilo. Rumusan masalah : Bagaimana strategi pemberdayaan petani yang dilakukan oleh kelompok wanatani ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana konsep wanatani dan peran kelompok wanatani dapat meningkatkan kesejahteraan petani sebagai upaya pemberdayaan masyarakat dan juga untuk mengetahui bagaimana proses partisipasi, inisiatif masyarakat berjalan dalam pemberdayaan ini. Penelitian akan dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode in dept interview. Untuk menentukan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, berdasarkan data yang sudah ada. Responden dari penelitian ini adalah masyarakat baik pengurus maupun bukan pengurus yang ikut dalam pelaksanaan konsep wanatani tsb. Lokasi penelitian di Dusun Indrokilo Kelurahan Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kab Semarang Daftar pustaka : Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Melalui Wanatani Berbasis Masyarakat, Semarang : ERCA Jepang-Yayasan Bina Karta Lestari (BINTARI), 2009. Jim, Ife & Frank, Tesoriero, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, edisi ke 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008.

Kata Kunci : Kata kunci : Strategi Perberdayaan, Wanatani, Mitra, Kesejahteraan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.