KEBEBASAN KOMUNITAS MUSIK PUNK YOGYAKARTA DITINJAU DARI ETIKA JOHN STUART MILL
TOMONARI KATSUMATA, RIDWAN AHMAD SUKRI
2014 | Skripsi | ILMU FILSAFATPunk merupakan salah satu komunitas di tengah masyarakat luas yang mencari kebebasan melalui fashion dan musik. Komunitas punk memberikan banyak pengaruh pada remaja. Khusunya melalui musik, musik punk yang selalu mengkritisi dan menyindir kaum borjouis dengan konsep anti-kemapanan dan anarkinya. Kebebasan yang ditunjukkan pada komunitas punk dapat menimbulkan stereotip dalam masyarakat. Pandangan negatif terhadap punk dari kalangan masyarakat membuat punk semakin tersudut di tengah kekacauan negara tanpa adanya pembelaaan diri. Semua ini karena penilaian yang tidak utuh terhadap punk. Jenis penelitian ini adalah sistematis-refleksif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kebebasan pada komunitas punk di Yogyakarta, menganalisis dalam etika utilitarianisme John Stuart Mill dan kemudian mereflesikannya melalui keyakinan peneliti. Maka kebebasan pada punk dirumuskan melalui refrensi dari buku-buku dan wawancara dengan komunitas punk di Yogyakarta. Hasil penelitian tentang komunitas punk dan etika utilitarianisme John Stuart Mill kemudian diklasifikasikan dan dianalisis dengan metode hermeneutika. Unsur-unsur metodis antara lain melalui deskripsi, interpretasi, holistika, dan kesinambungan historis sehingga hasilnya akan sistematis. Penelitian ini menghasilkan sebuah gambaran mengenai kebebasan dalam kehidupan nyata komunitas punk di Yogyakarta. Musik punk merujuk sebagai simbol pemberontakan dengan menekankan pada komunikasi kemarahan, kekecewaan, kebencian, dan lain-lain. Kebebasan dalam komunitas punk di Yogyakarta berada para pribadi masing-masing namun masih identik dengan kebebasan anarki. Pada komunitas punk Yoyakarta, titik kebebasan individu untuk mencapai kebahagiaan bersama. Kebebasan dalam komunitas punk di Yogyakarta merupakan perwujudan diri melalui pilihan bebas dan melalui komitmen. Kebebasan individu dalam komunitas punk di Yogyakarta menunjukkan sikap mencapai kebebasan yang disertai tanggung jawab serta menwujudkan kebahgiaan dan manfaat bersama. Kata kunci : Kebebasan, musik punk, kebahagiaan.
Punk is one of many communities in society which tries to find freedom through fashion and music. Punk community gives many influences to teenagers. Especially through music, punk music always criticizes and mocks bourgeois with anti-settled and anarchy concept. Freedom which is shown by punk community can bring stereotype in society. Negative paradigm from society toward punk can corner punk in the middle of the nation chaos without any self-defense mechanism. This is background of research in order to become a full view of the punk. The type of the research is systematic-reflective which aims to describe the freedom in punk community in Yogyakarta. The research analyzes in John Stuart Mill's utilitarianism ethic then reflects through researcher's belief. Thus, the freedom of punk is formulated through references from books and interview with punk community in Yogyakarta. The result of punk community and John Stuart Mill's utilitarianism ethic are clarified and analyzed with hermeneutic method. Methodic elements are mentioned through description, interpretation, holistic and historic sustainability so that the result will be systematic. The research results a picture of freedom in punk community real life in Yogyakarta. Punk music refers to rebellion symbol by emphasizing on anger communication, disappointment, hatred and so on. Freedom in punk community in Yogyakarta is on each personal but it is identically in anarchy freedom. In Yogyakarta punk community, the point of freedom is on achieving happiness together. Freedom in punk community in Yogyakarta is a self-actualization through free choice and commitment. Individual freedom in punk community in Yogyakarta shows a behavior of achieving freedom which is followed by responsibility and togetherness. Keywords: Freedom, punk music, happiness.
Kata Kunci : KEBEBASAN, MUSIK PUNK, KEBAHAGIAAN