APLIKASI SISTEM DINAMIS DAN OPTIMASI TINGKAT PERSEDIAAN PADA SISTEM RANTAI PASOK DAGING AYAM BROILER DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

ANTAMI WINDA MAINAR, Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE; Ir. Pujo Saroyo, M.Eng.Sc

2014 | Skripsi | TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam broiler semakin meningkat setiap tahunnya. Kabupaten Sleman memiliki tingkat konsumsi dan produksi ayam broiler tertinggi di DIY. Tingkat permintaan daging ayam broiler merupakan fenomena yang dinamis. Realita menunjukkan bahwa permintaan daging ayam broiler tidak selalu dapat dipenuhi oleh supply di pasar, hal tersebut akan berakibat pada fluktuasi harga. Peranan supply chain management melalui pengendalian persediaan diharapkan mampu mengatasi kondisi tersebut. Pengendalian persediaan ayam broiler secara makro dilakukan dengan pendekatan pemodelan sistem dinamis serta secara mikro dilakukan dengan analisa keputusan inventory management yang tepat dan inventory balancing pada tier rantai pasok. Penelitian dilakukan pada setiap tier dalam sistem rantai pasok ayam broiler. Pemodelan sistem dinamis dilakukan dengan hubungan antara variabel dalam sistem. Pemodelan dilakukan dengan software Powersim Studio 9 dan selanjutnya disimulasikan. Pembangkitan skenario dilakukan dengan mengubah variabel laju pertumbuhan populasi ayam broiler dengan konsumsi per kapita ayam broiler untuk menghasilkan variabel keputusan berupa tingkat persediaan secara makro. Analisa keputusan inventory management didasari 3 faktor kritis yaitu kebutuhan konsumen, sifat rantai pasok, dan daya tawar. Inventory balancing dilakukan dengan membertimbangkan service level terkait kondisi kelebihan dan kekurangan persediaan sehingga diperoleh stocking level optimal pada setiap tier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai optimal untuk proyeksi hingga tahun 2019 diperoleh dengan skenario 2 dimana dengan kondisi konsumsi per kapita daging ayam sebesar 12 kg/kapita/tahun dan laju pertambahan populasi adalah 5,1% per tahun maka mulai tahun 2015 hingga 2019 kebutuhan konsusmsi daging ayam broiler di Sleman tetap dapat terpenuhi. Kemudian keputusan inventory management yang tepat adalah inventory postponement pada peternak dan RPA serta inventory consignmet pada pengepul dan pengecer. Hasil inventory balancing pada setiap tier berbeda satu sama lain dimana hasil stocking level yang diperoleh dipengaruhi oleh service level dan fluktuasi permintaan pada masing-masing tier.

Social demand for broiler meat increases every year. Sleman has both the highest levels of consumption and production of broiler meat in DIY (Special Region of Yogyakarta). The level of broiler demand is a dynamic phenomenon. The fact shows that the demand is not always meet the supply, so that it could come fluctuations of price. The role of supply chain management by controlling inventory is expected to overcome this condition. Inventory analysis is conducted in two perspectives, which are macro and micro. Dynamic system modeling is used to analyze inventory in macro perspective whereas right inventory management decisions and inventory balancing are used to analyze in micro perspective. The research is conducted at each tier in the supply chain system of broiler. Dynamic system modeling is conducted with the relation among variables in the system by Powersim Studio 9 which will be simulated. During the simulation, broiler population growth rate and per capita consumption variables are changed to show the inventory in every year. Analysis of inventory management decisions are based on three critical factors: consumers' needs, the nature of supply chains, and bargaining power. Inventory balancing is conducted by considering service level related to the condition of excess and shortage of inventory to obtain the optimal stocking level at each tier. Based on the research’s results, the optimal value for the forecast until 2019 is obtained with the scenario 2 which the condition of per capita consumption is 12 kg/capita/year and boiler population growth rate is 5,1% per year. So that the inventory management decision is inventory postponement on the breeder and RPA, and inventory consignmet on collectors and retailers. The results of the inventory balancing on each tier is different each other. Optimal stocking levels results are affected by demand fluctuation and service level at each tier.

Kata Kunci : ayam broiler, supply chain management, persediaan, pemodelan sistem dinamis, inventory management, inventory balancing