IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SUBSIDI ONGKOS ANGKUT (SOA) KEBUTUHAN BARANG-BARANG POKOK DI DAERAH PERBATASAN KECAMATAN KAYAN HULU KABUPATEN MALINAU
DESI WITASARI, Dr. Nunuk Dwi Retnandari
2014 | Tesis | S2 Magister Adm. PublikProgram Subsidi Ongkos Angkut (SOA) merupakan program kebijakan dari pemerintah daerah terkait dengan pemberian bantuan dana langsung kepada penyalur kebutuhan pokok masyarakat dari pusat distribusi sampai ke tingkat kecamatan pedalaman. Tujuan SOA adalah pemerataan penyebaran barang-barang kebutuhan pokok masyarakat daerah perbatasan dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di kawasan perbatasan. Masih banyaknya kendala dan hambatan dalam pelaksanaan program SOA yang berupa perbedaan harga di kota dengan daerah perbatasan perlu kiranya mengetahui implementasi dari kebijakan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis implementasi Program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) bahan kebutuhan pokok masyarakat daerah perbatasan di Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran mengenai implementasi kebijakan program subsidi ongkos angkut barang-barang kebutuhan pokok di daerah perbatasan Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui proses interaktif yang dimulai dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Salah satu bentuk kebijakan untuk pembangunan daerah perbatasan terkait dengan harga bahan kebutuhan pokok yang mahal pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan program Subsidi Ongkos Angkut (SOA) dengan harapan harga kebutuhan pokok tersebut stabil dan relatif murah. Kebijakan Subsidi Ongkos Angkut Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat Perbatasan merupakan Keputusan Bersama Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 239/MPP/Kep/7/1997, Nomor 90 Tahun 1997, dan Nomor 313/KMK.03/1997 tentang Subsidi Ongkos Angkut Kebutuhan Pokok Masyarakat Pedalaman Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pelaksanaan Subsidi Ongkos Angkut (SOA) barang-barang kebutuhan pokok masyarakat di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Malinau sudah dirasakan berhasil walaupun belum optimal. Walaupun masyarakat merasakan bahwa Program SOA sudah tepat sebagai alternatif positif pemecahan bidang ekonomi untuk daerah perbatasan, namun program tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam implementasinya seperti waktu dan lama penyaluran barang yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan masyarakat, sehingga masyarakat masih menggantungkan barang dari Malaysia. Faktor yang mempengaruhi proses implementasi adalah komunikasi antara pelaksana kebijakan dan masyarakat dalam penyaluran barang belum optimal. Faktor sumberdaya terkait dengan ketersediaan barang: kurang ketersediaan barang saat masyarakat membutuhkan barang yang berakibat masih ada ketergantungan dengan Malaysia. Faktor disposisi: sudah ada persepsi dan respon baik dari pelaksana program. Faktor struktur organisasi: penyalur dan pengecer belum mempunyai gudang dan penampung barang-barang kebutuhan pokok. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam implementasi program SOA disarankan untuk melakukan pendistribusian barang SOA dengan satu pintu melalui KUD atau kioskios yang telah ditunjuk dan disepakati. Proaktif dari Kepala Desa bersama aparat di lapangan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebocoran dalam pendistribusian barang SOA.
Transportation Cost Subsidy Program (SOA) is a program of local government policies related to the provision of direct financial assistance to the primary needs of the dealer distribution center to the inland district level. The purpose of SOA is the equal distribution of goods spread frontier society staples and basic necessities to maintain price stability in the border region. There are still many obstacles and barriers in the implementation of SOA in the form of a price difference in the city to the border area would need to know the implementation of the policy. The purpose of this study was to determine and analyze the implementation of the Subsidy Cost Carrier (SOA) staple frontier society in Kayan Hulu Subdistrict Malinau District. The method of research used descriptive research that aims to provide an overview of the implementation of the subsidy program policies freight goods of basic needs in the border area of Kayan Hulu Subdistrict Malinau District. Techniques of data collection are done through interviews, observation and documentation. Data analysis was conducted through an interactive process that starts from the process of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. One form of policy for the development of border areas related to the basic food prices are expensive government issued a policy with Transportation Cost Subsidy program (SOA) with the expectation that the price of basic commodities stable and relatively cheap. Transportation Cost Subsidy Policy of basic needs of the Border Communities Joint Decree of the Minister of Industry and Trade, Minister of Home Affairs and the Minister of Finance No. 239/MPP/Kep/7/1997, No. 90 of 1997 and No. 313/KMK.03/1997 on Subsidies Transport costs of basic needs of society Inland East Kalimantan. The results showed that: the implementation of the Subsidy Cost Carrier (SOA) staple goods Kayan community in the District of Hulu, Malinau District already felt successful, although not optimal. Although people feel that the program is appropriate SOA as a positive alternative solution to the border areas of the economy, but the program still shortcomings in the implementation of such a long time and the distribution of goods that are not in accordance with the financial condition of the community, so that people still rely goods from Malaysia. Factors affecting the implementation process are the communication between the executive and public policy in the distribution of goods is not optimal. Factors related to the availability of resources: lack of availability of goods when the goods society needs that result there is still a dependency with Malaysia. Disposition factors: existing perception and response to both of the projects. Factor structure of the organization: distributors and retailers do not have a warehouse and container goods of basic needs. To overcome the obstacles to the implementation of the SOA program are advised to make the distribution of goods SOA with a door through cooperatives or kiosks that have been designated and agreed upon. Proactive village head along with officers in the field to anticipate the possibility of leakage in the distribution of goods SOA.
Kata Kunci : Implementasi program, Subsidi Ongkos Angkut (SOA)