Laporkan Masalah

MOBILITAS PEKERJA PADA KAWASAN INDUSTRI PIYUNGAN DI KABUPATEN BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MOHAMMAD ISNAINI SADALI, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc.

2014 | Tesis | S2 Kependudukan

Perkembangan sektor industri pada suatu wilayah akan memberikan pengaruh terhadap berkembangnya wilayah tersebut dan juga pergerakan manusia. Kebutuhan tenaga kerja yang muncul seiring dengan berkembangnya Kawasan Industri Piyungan memberikan kesempatan bagi penduduk sekitar maupun daerah lain yang lebih jauh untuk bekerja dan melakukan mobilitas. Proses mobilitas pekerja yang terjadi di Kawasan Industri Piyungan tidak hanya dilandasi oleh faktor ekonomi, akan tetapi juga bisa dikarenakan adanya sitem regulasi yang berjalan berupa kebijakan regional. Kecenderungan mobilitas penduduk yang terjadi saat ini lebih banyak menuju perkotaan sebagai pusat pertumbuhan wilayah. Pergeseran mobilitas penduduk menuju ke arah pinggiran kota/pusat pertumbuhan baru di luar Kota Yogyakarta akan menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengkaji hubungan keberadaan Kawasan Industri Piyungan dengan mobilitas pekerja; (2) Menganalisis bentuk-bentuk mobilitas pekerja yang bekerja di Kawasan Industri Piyungan; dan (3) Mengeksplorasi faktor-faktor penarik dan pendorong terjadinya mobilitas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei, dengan unit analisis individu. Responden dalam penelitian ini adalah individu pelaku mobilitas di Kawasan Industri Piyungan, dengan pengambilan sampel secara jatah/kuota (quota sampling). Teknik analisis dilakukan secara deskriptif berdasarkan data primer dan sekunder yang dikumpulkan dari sumber terpercaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan Kawasan Industri Piyungan memberikan warna baru dalam terjadinya mobilitas tenaga kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Para pekerja yang berasal dari luar daerah (Kecamatan Piyungan) memilih untuk melakukan mobilitas permanen (44 responden atau 36,67 %), setelah menetap di sekitar Kawasan Industri Piyungan seluruh pekerja melaksanakan mobilitas non permanen secara rutin yang didomonasi bentuk mobilitas ulang-alik (82 pelaku mobilitas). Faktor pendorong utama yang mendasari keputusan melakukan mobilitas adalah kesempatan kerja (46,67 %) dan ekonomi (40 %), sedangkan faktor penarik utamanya adalah upah/gaji yang lebih baik 55,67 %) dan jarak (28,33 %). Kawasan Industri Piyungan memiliki peran yang besar dalam penyerapan tenaga kerja dan mengurangi mobilitas penduduk ke arah Kota Yogyakarta. Orientasi penduduk untuk mendapat pekerjaan di Kota Yogyakarta dapat teralihkan ke beberapa titik-titik pusat kegiatan ekonomi di sekitar Kota Yogyakarta.

Industrial development will affect on the development of the region and also peoples mobility in the region. Piyungan Industrial Estate growth causes high rise of worker needs which is means more employment for local people and also people mobility from other area. Worker mobility process in Piyungan Industrial Estate is not only guided by economic factors, but also the regional policy at Bantul District. People mobility trend is generally heading to urban area as a growth centre, but there is an unique phenomenon that is need to be studied. People mobility shifts toward suburban or new growth pole outsite the Yogyakarta City. This research aims are: (1) assess the relationship between Piyungan Industrial Estate and worker mobility; (2) analyze the forms of worker mobility which is work at Piyungan Industrial Estate; and (3) explore the factors driving force of the labor mobility in the Piyungan Industrial Estate. This study uses survey method, whereas individual of worker is the smallest analysis unit. Respondent in this researcs is individual who did mobility in Piyungan Industrial Area. Sampling was carried out using quota (quota sampling). Descriptive analysis technique is done using primary and secondary data which is collected from reliable sources. The results showed that Piyungan Industrial Area give a new form on worker mobility in Yogyakarta. The workers come from outside area (the District Piyungan) chose to do permanent mobility (44 respondents or 36.67 %), after settling around Piyungan Industrial Estate, all workers (120 respondents) execute a non permanent mobility which is dominated shuttle mobility (82 offender mobility). The main driving factor underlying the decision to do the mobility is job opportunities (46.67 %) and economic factor (40 %), while the main pull factor is the better wage/salary (55.67 %) and distance (28.33 %). Piyungan Industrial Estate has a major role in absorbing workers and reduce the worker mobility into Yogyakarta City. Workers orientation to work in Yogyakarta City can be diverted into some other economic growth poles around Yogyakarta City.

Kata Kunci : mobilitas, pekerja, industri, perkembangan wilayah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.