Laporkan Masalah

Arkeologi Poligami di Jawa Analisis Wacana Foucauldian atas Poligami di Jawa

Justito Adiprasetio, Prof. Dr. Faruk HT.

2014 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Penelitian ini mengkaji bagaimana poligami mulai dibicarakan sebagai efek persentuhan masyarakat Jawa dengan kolonialisme. Dengan menganalisis wacana mengenai poligami, utamanya dalam teks-teks yang kemudian peneliti bagi dalam pembabakan. Penelitian ini fokus pada dua pertanyaan; apa saja monumen kelahiran dan pergeseran wacana poligami di Jawa secara arkeologis; bagaimana kuasa/pengetahuan bekerja terkait kelahiran dan pergeseran wacana poligami di Jawa secara arkeologis. Menggunakan arkeologi Foucauldian, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat diskontinuitas dalam sejarah poligami. Terdapat perbedaan subjek Jawa dalam membicarakan perkawinan -sebagai bagian dari formasi wacana poligami-, pra-kolonialisme dan pasca-kolonialisme. Poligami pada momen pra-kolonialisme dipraktikkan sebagai suatu bentuk strategi sosial, di mana pilihan individu tidak terlalu dibicarakan saat itu. Poligami adalah bentuk transaksi kuasa yang bermakna politis. Sedangkan pada momen kolonialisme, kuasa/pengetahuan kolonial membentuk subjek Jawa dengan pengetahuan baru melalui pendidikan dan regulasi via institusi modern yang dibentuk oleh pemerintahan kolonial. Masyarakat Jawa diperkenalkan dengan modernisme, yang kemudian menjadi suluh perlawanan terhadap poligami. Hal yang terus bertahan hingga saat ini.

This research studied on how polygamy began to discussed as an effect of colonialism in Java community. Analyzing the discourse on polygamy, especially the texts, which later divided into rounds. This study focusing on two questions; what are things that marked the birth and the shifting of polygamy discourse in Java, in archelogical way; how power/knowledge works on the birth and the shifting of polygamy discourse in Java, in archelogical way. Using Foucauldian archeology, this study shows a discontinuity in the history of polygamy in Java. There are differences between pre-colonialism and post-colonialism in the subject of Java when talking about marriage as a part of polygamy discursive formation. Polygamy in pra-colonialism practiced as a social strategy, in which individual choices are not overly discussed. Polygamy is a form of power transaction that contains political meaning. While in colonialism, colonial power/knowledge formalized the subject of Java with new knowledge through education and regulation that applied on modern institution by colonial government. Modernism introduced to Java community, which later became the torch of resistance to polygamy. This thing remains happened until today.

Kata Kunci : Jawa, Arkeologi, Perkawinan, Poligami, Subjek


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.