PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT PROPINSI LAMPUNG
DESY RENISITA, Prof. Dr. Ir. Sunjoto, Dip. HE, DEA.
2014 | Tesis | S2 Magister Teknik SistemTulang Bawang Barat sebagai salah satu kabupaten di Indonesia yang baru dimekarkan merupakan daerah yang terus berkembang yang diikuti oleh tingkat pertumbuhan penduduk yang menyebabkan bertambahnya volume sampah. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah komponen penting dari setiap sistem pengelolaan sampah.TPA sampah yang baik memiliki beberapa karakteristik. Untuk memastikan bahwa lahan sesuai yang dipilih, proses yang sistematis harus dikembangkan dan diikuti. Studi pemilihan lokasi TPA sampah ini bertujuan mencari daerah layak sebagai lokasi TPA sehingga peruntukan lokasi TPA baru akan sesuai dengan kebijakan daerah dalam rencana tata ruang wilayah dan memenuhi kriteria SNI No. 19-3241-1994. Peran Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pengelolaan limbah padat sangat besar karena banyak aspek perencanaan dan operasi sangat tergantung pada data spasial. Proses pemilihan lokasi TPA sampah terdiri dari 3 tahap penyaringan yaitu tahap kelayakan lingkungan dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk membantu pemetaan lokasi layak TPA sampah, tahap penyaringan regional menurut kebijakan daerah dan tahap penyaringan penyisih menggunakan SNI 19-3241-1994. Hasil penilitian menunjukan bahwa dengan perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2033 adalah 330.807 jiwa maka jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA setelah melalui prinsip 3R mencapai 309,36 m3/hariatau 61,87 ton/hari sehingga luas lahan yang dibutuhkan untuk pola sanitary landfill dengan umur perencanaan selama 20 tahun adalah 17,70 Ha. Alternatif lokasi TPA terpilih dengan tingkat prioritas terletak di desa Panaragan Jaya Utama kecamatan Tulang Bawang Tengah dengan luas lahan 99,68 Ha, desa Panaragan kecamatan Tulang Bawang Tengah dengan luas lahan 136,26 Ha dan desa Kagungan Ratu kecamatan Tulang Bawang Udik dengan luas lahan 74,65 Ha. Kata kunci: TPA, sanitary landfill, SIG, SNI 03-3241-1994
West Tulang Bawang is one of the new regencies in Indonesia which was a new expanded area that continues to grow. It is followed by population growth rates resulting in increased volume of waste. The landfill (TPA) is an important component of any waste management system. A good waste has several characteristics. To ensure the appropriate selected land, a systematic process must be developed and followed. The study of the selection of the landfill (TPA) is aimed at finding feasible area as the location of the landfill, so that the allocation of the new landfill will be in accordance with local policies in regional spatial planning and meet the criteria of SNI No. 19-3241-1994. The role of Geographic Information System (GIS) in the management of solid waste is important because many aspects of planning and operations are highly dependent on the spatial data. The landfill selection process consists of three stages of filtering, i.e., the feasibility of the environment by utilizing Geographic Information System (GIS) to map the location of viable landfill, regional filtering phase based onthe regional policy and the elimination filtering using SNI 19-3241-1994. The results of the study showed that with an estimated population in 2033 which is 330 807 people, the amount of waste that will go to the landfillthrough the 3R principle reached 309.36 m3 / day or 61.87 tons / day so that the area of the required land for the sanitary landfill pattern with a 20 year planning is 17.70 Ha. The alternative location was selected by with a priority level which is located on the Panaragan Jaya Utama of Central Tulang Bawang sub-district with a land of 99.68 hectares, Tulang Bawang village districts Panaragan Central with a land area of 136.26 ha and the Kagungan Ratu village of Tulang Bawang sub-district of 74 , 65 Ha. Key words: TPA, sanitary landfill, GIS, SNI 03-3241-1994
Kata Kunci : TPA, sanitary landfill, SIG, SNI 03-3241-1994