Laporkan Masalah

PENGELOLAAN DAERAH RAWAN BENCANA LAHAR PASCAERUPSI GUNUNGAPI MERAPI 2010 DI KALIPUTIH KABUPATEN MAGELANG

rosalina kumalawati, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc.

2014 | Disertasi | S3 Geografi

Dampak bencana alam banjir lahar terhadap pemukiman penduduk perlu diteliti untuk menentukan pengelolaan daerah rawan bencana.Tujuan penelitian adalah menyusun dan menganalisis peta tingkat kerawanan lahar, mengetahui persepsi masyarakat terhadap lahar, melakukan valuasi finansial untuk mengetahui besarnya dampak kerusakan akibat lahar, dan mengevaluasi pengaruh antara perilaku individu masyarakat mengenai lahar dengan WTA. Manfaat penelitian adalah pemerintah dapat menentukan kebijakan yang mendukung terciptanya pengelolaan daerah rawan bencana berbasis pada masyarakat dengan pengalokasian anggaran yang dimiliki. Pemilihan daerah penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Unit analisis merupakan desa-desa yang berada di sepanjang aliran Kali Putih yang termasuk wilayah rawan lahar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan alat analisis regresi berganda. Pemetaan wilayahwilayah berdasarkan kerawanan dilakukan dengan alat Sistem Informasi Geografis (SIG). Jenis data yang dipergunakan adalah data primer dan sekunder, data primer diperoleh melalui distribusi kepada responden sebanyak 1021. Metode pengambilan sampel menggunakan stratified sampling. Kontribusi teori adalah menginvestigasi perilaku mitigasi sesuai teori utilitas harapan. Kontribusi empirik penelitian adalah penggunaan valuasi finansial untuk keamanan yang dihubungkan dengan karakteristik wilayah, persepsi masyarakat terhadap lahar, perilaku individu, dan kesediaan untuk menerima WTA. Secara praktis untuk pengelolaan daerah rawan bencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah di dataran dan dekat dengan sumber bencana termasuk daerah kerawanan tinggi. Di wilayahwilayah tersebut cenderung padat penduduk dan padat pemukiman karena lahan yang subur. Persepsi masyarakat terhadap lahar adalah sedang. Hubungan antara perilaku individu dan persepsi masyarakat mengenai lahar adalah positif yang meyakinkan meskipun nilai korelasinya sangat lemah. Material pasir apabila semua dijual dan dirupiahkan dapat digunakan untuk membangun rumah permanen sebanyak 5.138 unit rumah. Jumlah rumah yang dapat dibangun melebihi jumlah rumah yang rusak, dapat disimpulkan lahar di daerah penelitian dapat memberikan keuntungan. Hasil analisis regresi berganda dapat disimpulkan bahwa: variabel derajat penolakan risiko, persepsi dampak bencana, peran pemerintah, tingkat pendidikan, pendapatan individu, dan variabel perbedaan tingkat kerawanan wilayah (dummy) berpengaruh positif terhadap WTA. Kata kunci: bencana, valuasi finansial, mitigasi, persepsi, pengelolaan

Considering impacts of lahar flood event on settlements is prerequisite in land resource best-use decision the management of susceptibility areas. This research aim to develop and analyze lahar susceptibility rate map, determine the public perception about lahar, financial valuation, and evaluation individual behavior relationship about lahar with the WTA. The advantage of this research is the government either central and local may decide policy that support management of susceptibility areas based on community by allocating their budget. Research focus was defined using purposive sampling technique. Unit of observation was villages along Kali Putih belonging to lahar-susceptible zone. The research used quantitative method, in particular multiple regression analysis. The regional mapping by hazard level was conducted by Geographical Information System (GIS). Data used in this research were primary and secondary data. Primary data were obtained by distributing questionnaire to some respondens. Sample amounts used were 1.021 respondens. Samples in risk analysis were defined using stratified sampling technique. The research theoretical contribution was to investigate behaviour mitigation according to the expected theory of utility. The research empirical contribution was to financial valuation method used towards safety and efforts to link regional characteristics, public perception about lahar, individual behavior, and also their willingness to accept. The research practical contribution was to identify management of susceptibility areas. Susceptibility analysis showed that 14.749 house unit to safe zone, 21.527 house unit to low susceptibility zone, 1.391 house unit to moderate susceptibility zone, and 4.124 house unit to high susceptibility zone. Public perception of lahar is moderate. The relationship between individual behavior and perceptions about lahar is convincing positive although the correlation is very weak. All sand material are sold and priced, it can be used to build as many as 5.138 permanent houses units. The total of houses that can be built exceeds total of houses that damaged. Lahar in these study areas can provide benefits. Results of multiple regression analysis, it can be concluded that: risk aversion, the perception of the impact of the disaster, the role of government, education level, individuals income, and dummy variables have positive effect on the WTA. Keywords: disaster, financial valuation, mitigation, perception, management

Kata Kunci : bencana, valuasi finansial, mitigasi, persepsi, pengelolaan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.