Laporkan Masalah

Kegagalan diplomasi Indonesia dalam mempertahankan Timor Timur di Perserikatan Bangsa-bangsa

AYU, Rindu, Dr. Budi Winarno

2001 | Tesis | S2 Ilmu Politik

Diplomasi Indonesia telah berusaha lebih kurang selama 23 tahun di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mempertahankan Timor Timur sebagai bagian dari wilayah Indonesia. Usaha yang dilakukan mengalami naik turun, apalagi setalah terjadinya Insiden Dili 12 November 1991. Insiden Dili telah menghidupkan kembali isu Timor Timur yang sebelumnya tidak pernah menjadi perhatian dan pemberitaan media massa internasional. Peristiwa Dili merupakan pukulan telak bagi Indonesia dalam kaitannya dengan diplomasi Timor Timur dan menjatuhkan reputasi Indonesia sebagai negara yang tidak menghargai hak asasi manusia (HAM) rakyatnya. Perundingan-perundingan yang dilakukan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Portugal yang diprakarsai PBB pada akhirnya mencapai titik puncak dengan diselenggarakannnya jajak pendapat pada bulan Agustus 1999 yang menghasilkan kemerdekaan bagi rakyat Timor Timur. Kemerdekaan Timor Timur merupakan bukti terakhir kegagalan diplomasi Indonesia dalam usahanya mempertahankan wilayah ini di PBB. Dan tulisan ini bertujuan untuk menguraikan penyebab-penyebab kegagalan tersebut. Dari hasil analisis di dapat penjelasan bahwa ketidakberhasilan diplomasi Indonesia disebabkan oleh, pertama, kondisi lingkungan internasional pasca perang dingin yang mengangkat isu HAM sebagai isu global dalam hubungan antar negara dan hal ini menyebabkan berkurangnya dukungan dunia internasional terhadap diplomasi Indonesia, karena banyaknya kasus pelanggaran HAM di Indonesia terutama di Timor Timur. Penyebab kedua adalah sistem politik dalam negeri Indonesia yang otoriter, sentralistik dan militeristik telah menghalangi diplomasi Indonesia untuk bertindak secara bebas aktif di forum internasional.

It had been twenty three years for Indonesian Diplomacy in order to keep East Timor as part of Indonesia at United Nations, which this effort did not give certain result, in fact, after Dili Incident, on 12 November 1991, it went to worse. Dili Incident has revived East Timor issue, which it before has never attracted huge attention to international press. This vastly struck Indonesia in a way of diplomacy on East Timor and labeled her as a state with less concern to human rights implementations. Finally, negotiations between Indonesia and Portuguese, sponsored by United Nations, has reached their climax by referendum conducted on August 1999 which led to East Timorese Independency. This evidently proved that Indonesian Diplomacy on East Timor was fail, and this paper was aimed to find out the problem behind that. From the analysis, there were two main rerasons of why Indonesian diplomacy was fail, first, after cold war, international society situation adapted human rights issues as a global issue in the way of interstate relations. This evidence led to less international support for Indonesia due to the fact that many human rights abuse occurred in Indonesia, particularly in East Timor. Second, Indonesia internal political system which was authoritarian, centralized and militaristic, has obstacled Indonesian Diplomacy to perform its functions.

Kata Kunci : Diplomasi, Hak Asasi Manusia (HAM), Diplomacy, Human Rights


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.