HUBUNGAN ANTARA STATUS KLINIKOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA LANJUT LOKAL YANG MENJALANI MASTEKTOMI RADIKAL MODIFIKASI PASCA KEMOTERAPI NEOAJUVAN DENGAN REKURENSI LOKOREGIONAL

RADITYO PRASTOATMOJO, dr. Kunta Setiadji, SpB(K)Onk.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Bedah

Latar Belakang: Kanker payudara menduduki peringkat kedua terbanyak penyakit kanker setelah kanker paru-paru dan menduduki peringkat pertama penyakit kanker pada wanita. Insiden kanker payudara lanjut lokal (KPLL) di Indonesia cukup tinggi antara 40 – 80%. Sekitar 10 – 20% pasien, kanker payudara stadium I – IIIA mengalami rekuren lokal dan atau regional dalam rentang 10 tahun pasca mastektomi. Peningkatan risiko rekurensi pasca mastektomi dapat digolongkan dari klinis, patologis, dan terapinya. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan dan kekuatan status klinikopatologi KPLL yang menjalani mastektomi radikal modifikasi pasca kemoterapi neoajuvan dengan kejadian rekurensi lokoregional. Subyek Penelitian: Penderita kanker payudara yang menjalani mastektomi radikal modifikasi pasca kemoterapi neoajuvan di RSUP Dr Sardjito pada Januari sampai Desember 2010. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan rancangan kohort retrospektif. Uji statistik yang digunakan adalah univariat dengan kai-kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil Penelitian: Jumlah populasi pada penelitian ini ada 84 penderita KPLL, kelompok umur kurang dari 40 tahun tahun terdapat 14 orang (16,7%), lebih atau sama dengan 40 tahun 70 orang (83,3%). Ukuran tumor paling banyak adalah lebih atau sama dengan 5 cm yaitu 57 orang (67,9%). Stadium klinik paling banyak IIIA sebesar 53 orang (63,1%), grade III ada 41 orang (48,8%), jumlah limfonodi aksila yang terlibat 1- 3 sebanyak 47 orang (56%). Subtipe imunohistokimia luminal A sebanyak 48 orang (57,1%), luminal B ada 9 orang (10,7%), triple negative ada 13 orang (15,5%) dan HER-2 overexpression ada 14 orang (16,7%). Pada penelitian ini status klinikopatologis yang bermakna adalah status imunohistokimia (p=0,045), khususnya triple negative (p=0,015). Dari uji regresi logistik, status imunohistokimia subtipe triple negative menjadi faktor yang paling dominan (p=0,011) dibanding status imunohistokimia yang lain dan mempunyai kecenderungan rekurensi lokoregional sebesar 5 kali dibanding subtipe lainnya. Kesimpulan: Status imunohistokimia subtipe triple negative berhubungan dengan kejadian rekurensi lokoregional dan mempunyai kecenderungan rekurensi lokoregional sebesar 5 kali dibandingkan subtipe lain. Kata Kunci: status klinikopatologi, subtipe triple negative, kanker payudara lanjut lokal, mastektomi radikal modifikasi, kemoterapi neoajuvan, rekurensi lokoregional

Background : Breast cancer emerges as the second most frequant cancer after lung cancer and ranks first as the most common cancer in women. The incidence of locally advanced breast cancer (LABC) in Indonesia is quite high, between 40-80%. Approximately 10-20% of patients, breast cancer stage I - IIIA experienced local and/or regional recurrence within 10 years after mastectomy. Increased risk of recurrence after mastectomy can be classified from clinical, pathologic, and treatment. Objective : To find out the association and the strength of clinicopathologic statuses in the LABC patients who were treated with modified radical mastectomy post neoadjuvant chemotherapy with the incidence of locoregional recurrence. Subjects : All breast cancer patients treated modified radical mastectomy post neoadjuvant chemotherapy in Dr Sardjito Central Hospital Yogyakarta from January to December 2010. Method : This study used a retrospective cohort design. Statistical tests used were chisquared or Fisher exact test for univariate and logistic regression test for multivariate analysis. Result : Total population in this study there were 84 patients with LABC, 14 patients were <40 years old, and 70 patient (83,3%) were 40 – 70 years old. According to the tumor size, 57 patients (67,9%) had tumor ≤ 5 cm. In addition, 53 patients (63,1%) were at stadium IIIA, 41 patients (67,9%) had histologically grade III tumor, and 48 patients (57,1%) had already 1-3 axillary lymphnodes infiltration. In our Cohort, 48 patients (57,1%), 9 patients (10,7%), 13 patients (15,5%) and 14 patients (16,7%) were respectely luminal A, luminal B, triple negative, and Her-2 overexpression according to immunohistochemical subclassification. Locoregional recurrence was significantly correlated with immunohistochemical subtyping of breast cancer (p=0,045), particularly for triple negative (p=0,011). Logistic regression test showed that, triple negative subtype was the most dominant factor (p = 0.011) compared to other breast cancer subtypes for recurrence and tend to increase the incidence of locoregional recurrences by 5 times compared to the other subtypes. Conclussion : Triple negative subtype breast cancer associated significantly with the incidence of locoregional recurrence and could increase risk of locoregional recurrence by 5 times compared to the other subtypes. Keywords : clinicopathologic status, triple negative subtype, locally advanced breast cancer, modified radical mastectomy, chemotherapy neoajuvan, lokoregional recurrence

Kata Kunci : status klinikopatologi, subtipe triple negative, kanker payudara lanjut lokal, mastektomi radikal modifikasi, kemoterapi neoajuvan, rekurensi lokoregional