FAKTOR PROGNOSTIK TERJADINYA KONSTIPASI PADA PENDERITA MALFORMASI ANOREKTAL PASCABEDAH DI RSUP DR. SARDJITO, YOGYAKARTA, INDONESIA

Willy Hardy Marpaung, Dr. dr. Rochadi, Sp.B, Sp.BA.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Bedah Anak

Latar belakang: Malformasi anorektal (MAR) merupakan kelainan kongenital yang sering pada bedah anak dengan angka kejadian 1 dalam 5000 kelahiran hidup. Konstipasi merupakan sekuele pascabedah paling sering dijumpai pada penderita MAR. Terdapat berbagai faktor prognostik yang diperkirakan berhubungan dengan konstipasi pada penderita MAR, seperti tipe MAR, teknik operasi anoplasti, terjadinya dehisiensi luka anoplasti, jenis kelamin, usia saat anoplasti, rutinitas businasi pascaoperasi, usus untuk kolostomi, dan teknik kolostomi. Tingginya angka konstipasi pascabedah mendorong penelitian ini, untuk mengetahui faktor prognostik yang berperan dalam terjadinya konstipasi pascabedah MAR. Metode penelitian:Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, berupa penelitian case control dengan data berupa data nominal dan analisis menggunakan uji chi square dengan tingkat interval kepercayaan 95% dan menghitung odd ratio (OR). Nilai p<0,05 dianggap bermakna. Subjek penelitian adalah penderita MAR (ICD X Q 42) yang telah menjalani operasi definitif 1 ataupun 3 tahap di sub bagian Bedah Anak RSUP Dr. Sardjito/FK UGM antara Januari 2008-Desember 2012. Hasil: Terdapat 74 pasien yang masuk kriteria inklusi dalam penelitian. Lima puluh lima koma empat persen penderita adalah laki-laki, dengan 60,8% dilakukan operasi anoplasti pada usia lebih dari 6 bulan. Kebanyakan penderita memiliki tipe MAR tanpa fistel letak tinggi (35,1%). Tipe kolostomi double barrel terbanyak dalam tipe kolostomi, yaitu sebanyak 96,4%, sedangkan kolon untuk kolostomi terbanyak adalah transversokolostomi dextra (40%). Teknik anoplasti yang paling banyak adalah posterior sagittal anorektoplasti (67,6%). Kebanyakan penderita (94,6%) rutin dalam businasi dan tidak mengalami dehisiensi pascaanoplasti (85,1%). Analisis dari variabel didapatkan tipe MAR (p=0,008; OR 0,150(95% CI 0,032-0,711)), tipe operasi anoplasti (p=0,003), dan dehisiensi anoplasti (p=0,005; OR 0,139(95% CI 0,033-0,584)) secara statistik bermakna. Sedangkan variabel jenis kelamin, usia saat anoplasti, tipe kolostomi, usus untuk kolostomi, dan rutinitas businasi tidak berbeda bermakna secara statistik dengan p>0,05. Simpulan: Tipe malformasi anorektal, teknik operasi anoplasti, dan terjadinya dehisiensi luka operasi anoplasti berhubungan dengan terjadinya konstipasi pascabedah pada penderita MAR, sedangkan jenis kelamin, usia saat operasi anoplasti, rutinitas businasi, usus untuk kolostomi, dan teknik kolostomi tidak berhubungan dengan terjadinya konstipasi pascabedah pada penderita MAR. Kata kunci: malformasi anorektal, faktor prognostik, konstipasi

Background: Anorectal malformations (ARM) are congenital malformation which often found in pediatric surgery wich occur in 1 every 5000 live births. Constipation is the most frequent sequele found in ARM after surgery. There are several prognostic factors known which correlate with constipation in ARM, such as type of ARM, anoplasty technique, anoplasty dehiscence, sex, age at anoplasty, anal dilatation routinity, colon for colostomy, and colostomy technique. This research held to find the prognostic factors which significantly affect constipation on ARM patients after surgery. Methods: This is an analitic observational reseach, case control study, with nominal data and analyzed by using chi square with confidence interval 95%. P < 0,05 considers significant. The subject of this research is ARM patients (ICD X code Q 42) which had been operate definitely in 1 or 3 stages on Pediatric Surgery Department of RSUP Dr. Sardjito/FK UGM from January 2008 – December 2012. Results: There were 74 patients on this research. Male were dominant with 55,4% of all patients, and 60,8% were operated less than 6 months of age. Most of the patients were high level ARM without fistule (35,1%). Double barrel colostomy were dominant for colostomy (96,4%), and right transverse colostomy were the most frequent colon used for colostomy (40%). Posterior sagittal anorectoplasty was the technique wich most frequently used in this reseach (67,6%). Most of the patients (96,4%) were routinely dilate the anal after anoplasty surgery and most of the patients (85,1%) were not have dehiscence after anoplasty operation. Analysis of the variables found that ARM type (p=0,008; OR 0,150(95% CI 0,032-0,711)), anoplasty technique (p=0,003), and anoplasty dehiscence (p=0,005; OR 0,139(95% CI 0,033-0,584)) were significant to constipation statistically. While sex, age at anoplasty, anal dilatation routinity, colon for colostomy, and colostomy technique were not different significantly to constipation with p>0,05. Summary: Type of ARM, anoplasty technique, and anoplasty dehiscence were the prognostic factors that related to constipation after surgery in ARM, while sex, age at anoplasty, anal dilatation routinity, colon for colostomy, and colostomy technique were not related to constipation after surgery in ARM. Key words: anorectal malformations, prognostic factors, constipation

Kata Kunci : malformasi anorektal, faktor prognostik, konstipasi