TAHAPAN KOTA BANDUNG MENUJU KOTA KREATIF
Aris Puji Sunarso, Prof. Ir. Achmad Djunaedi, MUP., Ph.D
2014 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & DaerahGagasan kota kreatif dilontarkan pertama kali oleh Charles Landry pada tahun 1991 dalam penelitiannya yang berjudul The Creative City and Its Cultural Economy. Gagasan kota kreatif ini muncul sebagai salah satu alternatif jawaban terhadap semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi kota-kota di dunia saat ini, seperti masalah urbanisasi, kemacetan, sosial ekonomi dan lainnya. Kota kreatif ini pada awalnya diterapkan di kota-kota di Inggris Raya mulai tahun 1996 dan kemudian menyebar ke negara-negara maju di benua Eropa dan Amerika pada awal tahun 2000-an. Di negara berkembang, khususnya di Indonesia belum banyak kota yang mengaplikasikan strategi kota kreatif ke dalam strategi pembangunan kotanya, dan Kota Bandung merupakan pionir penerapan kota kreatif di Indonesia. Penelitian ini bertujuan: (1). Merumuskan tahapan-tahapan proses Kota Bandung menuju kota kreatif, (2) Mengungkap aktor-aktor yang berperan dalam proses pengembangan Kota Bandung sebagai kota kreatif, dan (3) Mengungkap faktorfaktor yang mungkin mempengaruhi proses pengembangan Kota Bandung sebagai kota kreatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dan informasi dikumpulkan dengan cara wawancara semiterstruktur, observasi dan kajian dokumen dan literatur. Pada penelitian ini cara analisis data menggunakan teknik analisis deret waktu dan penjodohan pola. Penelitian ini mengambil lokus di Kota Bandung karena Kota Bandung merupakan pelopor kota kreatif di Indonesia dan pada tahun 2007 Kota Bandung ditetapkan sebagai pilot project kota kreatif se-Asia Timur. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada proses Kota Bandung menuju kota kreatif mempunyai 4 tahapan yaitu mulai berkembangnya ekonomi kreatif, proses pembentukan jejaring, penguatan potensi jejaring, dan pembenahan ruang publik. Secara ringkas proses tersebut dimulai dari dimensi ekonomi, kemudian dimensi sosial, dimensi budaya dan dimensi lingkungan. Aktor-aktor yang berperan dalam pengembangan Kota Bandung menuju kota kreatif adalah komunitas, pemerintah, perguruan tinggi, swasta dan media massa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor kepemimpinan, komunikasi, inspirasi eksternal, struktur birokrasi dan partisipasi masyarakat.
The idea of creative city was firstly raised by Charles Landry in 1991 in a study entitled “The Creative City and Its Cultural Economyâ€. The idea of creative city is emerging as an alternative answer to the increasingly complex problems facing cities in the world today, such as urbanization, congestion, and socioeconomic problems. The creative city was firstly applied in the cities in the United Kingdom starting in 1996 and then spread to the developed countries in Europe and America in the early 2000s. In developing countries, particularly in Indonesia has only been few cities are applying creative city strategy into its development strategy, and Bandung City is a pioneer of the application of creative city in Indonesia. This study aims to: (1) Formulate the stages of the process toward creative city of Bandung, (2) Revealing the actors that play a role in the process of developing Bandung as a creative city, and (3) Revealing the factors that may influence the development process as a creative city of Bandung. This study used a qualitative approach with the case study method. The data and information collected by means of semi-structured interviews, observations and review of documents and literature. In this way research, data analysis using time series analysis techniques and pattern matching. This study took locus in Bandung City because Bandung City is the pioneer of creative cities in Indonesia and in 2007 was named as a pilot project of creative cities throughout East Asia. Results from this study is that the process toward creative city of Bandung has 4 stages which began development of the creative economy, the process of network formation, strengthening the potential of networking, and the improvement of public spaces. In summary, the process starts from economic dimension, then social dimension, dimension of cultural and environmental dimensions. The actors that play a role in the development of the city of Bandung towards creative city are community, government, universities, private sector and the media. The factors that influence is a factor of leadership, communication, external inspiration, bureaucratic structures and community participation.
Kata Kunci : kota kreatif, ekonomi kreatif, industri kreatif, tahapan, Kota Bandung