Laporkan Masalah

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN NAFAS BAWAH (PNEUMONIADAN BRONKITIS AKUT) DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

ARI SUKMAWATI MAKNA, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, M.Si.,Apt

2014 | Tesis | S2 Mag.Farmasi Klinik

Infeksi saluran nafas adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Pola penggunaan antibiotik di rumah sakit biasanya masih berdasarkan pada pengalaman (empiris). Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik dan kesesuaian penggunaan antibiotik dengan guideline terhadap outcome terapi pada pasien infeksi saluran nafas bawah (pneumonia dan bronkitis akut) di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan studi observasional menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data pasien infeksi saluran nafas bawah (pneumonia dan bronkitis akut) secara prospektif dilakukan di instalasi rawat jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta dari Januari sampai Februari 2014. Data dievaluasi kesesuaian penggunaan antibiotik dengan guideline terhadap outcome terapi setelah 5 hari. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel berupa persentase dan chi square. Selama penelitian ditemukan 113 pasien infeksi saluran nafas bawah (pneumonia dan bronkitis akut) yang memenuhi kriteria inklusi dari Januari sampai dengan Februari 2014. Penggunaan antibiotika pada pasien infeksi saluran nafas bawah adalah golongan sefalosporin generasi I (Sefadroksil 32%), golongan sefalosporin generasi 3 (Sefiksim 28%), kemudian diikuti dengan golongan makrolida (Azitromisin 26%, Spiramisin 4%, Klaritromisin 3%, Eritromisin 1%), golongan Flourokuinolon (Siprofloksasin 4%, Levofloksasin 2%) dan golongan beta-laktam (Amoksisilin klavulanat 1%). Kesesuaian guideline penggunaan antibiotika tidak berpengaruh terhadap outcome terapi (respon klinik pasien sembuh dan tidak sembuh) pada pasien infeksi saluran nafas bawah di BBKPM Surakarta (p> 0,05).

Respiratory tract infections are a major cause of morbidity and mortality in the world. Drug use antibiotic in hospitals are usually still based on experience (empirical). Improper use of antibiotics can cause a variety of problems. The research aims is to describe the use antibiotic and suitable use antibiotic with the guidelines of the outcome of therapy in patients with lower respiratory tract infections (pneumonia and acute bronchitis) at Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Research conducted with observational study devise and use crosssectional design, Intake of patient lower respiratory tract infections (pneumonia and acute bronchitis) data done by prospectively performed in outpatient installation Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta from January to February 2014. Evaluated data the suitability of use of the guideline antibiotic with the outcome therapy after 5 days. Data were analyzed descriptively and presented in tabular form in the form of percentages and chi square. During research in BBKPM found 113 patients diagnosed to lower respiratory tract infections (pneumonia and acute bronchitis) inclusion criteria from January to February 2014, The use of antibiotics in patients with lower respiratory tract infections are first-generation cephalosporins (Cefadroxil 32%), third-generation cephalosporins (cefixime 28%), followed by the class of macrolides (azithromycin 26%, Spiramycin 4%, 3% Clarithromycin, Erythromycin 1%), Flourokuinolon group (4% Ciprofloxacin, Levofloxacin 2%) and a class of beta-lactam (amoxicillin clavulanate 1%) . Suitability guidelines do not affect the use of antibiotic with outcomes therapy (clinical response of patients cured and not cured) in patients lower respiratory tract infections in BBKPM Surakarta (p> 0.05).

Kata Kunci : Infeksi saluran nafas bawah (pneumonia dan bronkitis akut), antibiotik, outcome terapi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.