Laporkan Masalah

KAJIAN STILISTIKA SASTRA SULUK PEDALANGAN KI SENO NUGROHO LAKON SÉTA GUGUR

BRIAN RIANGGA DHITA, Dr. Wisma Nugraha Christianto, Rich, M.Hum.

2014 | Skripsi | SASTRA NUSANTARA

Suluk pedalangan merupakan salah satu bentuk karya sastra Jawa bagian penjelasan lakon yang mempunyai ciri-ciri pengungkapan khas, puitik, sehingga menimbulkan nilai keindahan. Keindahan dari suluk pedalangan salah satunya tercermin dalam penggunaan gaya bahasanya. Bahasa yang digunakan dalam suluk pedalangan cenderung berbeda dengan bahasa sehari-hari, karena kebanyakan memakai bahasa Jawa Kuna. Melalui kajian stilistika sastra Jawa, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan aspek kebahasaan pada suluk pedalangan Ki Seno Nugroho dalam lakon Séta Gugur. Kajian stilistika sastra Jawa dalam penelitian ini dibagi dalam tiga pokok bahasan utama yang didasarkan sesuai gagasan S.Padmosoekotjo, meliputi gaya bahasa, diksi, dan aspek bunyi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gaya bahasa yang ditemukan dalam suluk pedalangan Ki Seno Nugroho pada lakon Séta Gugur adalah pepindhan, tembung éntar dan tembung saroja. Adapun diksi yang terdapat pada suluk pedalangan Ki Seno Nugroho dalam lakon Séta Gugur diantaranya tembung plutan, tembung garba, dan dasanama. Analisis dari aspek bunyi dalam penelitian ini mencakup purwakanthi guru swara, purwakanthi guru sastra, dan purwakanthi lumaksita. Fungsi dari pemakaian gaya bahasa, diksi, dan aspek bunyi dalam suluk pedalangan Ki Seno Nugroho pada lakon Séta Gugur adalah sebagai penghias sulukan dan memberikan penegasan tentang peristiwa maupun tokoh yang dipergelarkan dalam pertunjukkan. Kata kunci : stilistika Jawa, suluk pedalangan, Séta Gugur, Padmosoekotjo

The suluk pedalangan is one form of Javanese literature that has characteristics of typical disclosure, puitic, to giving literary of value. The one beauty of shadow puppet theatre reflected in language style use. The language on the suluk pedalangan dissimilar to colloquial language, because most use old Javanese language. Based on the study of Javanese literature stylistic, this research aims to describe and explain aspects of language that use on the suluk pedalangan of shadow puppet theatre by Ki Seno Nugroho in the death of Séta performance.The study of Javanese literature stylistic from this research to be divided into three main topics based on the study of Javanese literature stylistic accordance with the S.Padmosoekotjo idea, that is language style, diction, and aspects of sound. The result from this research shows that language style which are found on the suluk pedalangan of shadow puppet by Ki Seno Nugroho in the death of Séta performance is pepindhan, tembung éntar and tembung saroja. As for the diction that found on the suluk pedalangan of shadow puppet by Ki Seno Nugroho in the death of Séta performance is tembung plutan, tembung garba, and dasanama. The analysis from the aspects sound for this research among them are purwakanthi guru swara, purwakanthi guru sastra, and purwakanthi lumaksita. The function of language style, diction and aspects of sound from this suluk pedalangan of shadow puppet theatre by Ki Seno Nugroho in the death of Séta performance as trimmer sulukan and giving the assertion effect about events or figure which was presented in the show. Keywords: Javanese stylistic, suluk pedalangan, shadow puppet, the death of Séta, Padmosoekotjo

Kata Kunci : stilistika Jawa, suluk pedalangan, Séta Gugur, Padmosoekotjo


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.