Laporkan Masalah

EVALUASI KADAR KALSIUM DAN FOSFOR DARAH PADA SAPI POTONG BUNTING DI WILAYAH NGLIPAR GUNUNGKIDUL

ANISKA ZULAINA, drh. Hary Purnamaningsih, MP

2014 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Adanya defisiensi atau kelebihan salah satu mineral akan mengganggu proses metabolisme tubuh yang dimanifestasikan dalam penurunan produksi atau reproduksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status kadar kalsium dan fosfor darah pada sapi bunting di wilayah Nglipar Gunungkidul. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 6 ekor sapi tidak bunting dan 6 ekor sapi bunting. Sampel darah sapi diambil sebanyak 5 ml melalui vena jugularis. Sampel darah yang diperoleh kemudian disentrifus selama 10 menit, dengan kecepatan 8000 rpm. Serum yang diperoleh disimpan pada suhu -20°C sampai analisis mineral dilakukan. Analisis serum kalsium dan fosfor di Laboratorium komersil menggunakan Cobas c-501 ® dan data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji T. Hasil penelitian didapat bahwa rerata kadar kalsium sapi tidak bunting (9,03 ± 1,54 mg/dl) dan sapi bunting (10,01 ± 0,31 mg/dl) tidak berbeda nyata (P>0,05). Rerata kadar fosfor pada sapi tidak bunting (5,01 ± 1,83 mg/dl) dan sapi bunting (4,15 ± 0,61 mg/dl). Perhitungan statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (P<0,05) untuk kandungan fosfor pada sapi tidak bunting dengan sapi bunting rasio Ca : P pada sapi tidak bunting 2,3 :1 dan sapi bunting 2,7 : 1. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar kalsium sapi tidak bunting dan sapi bunting dalam batas normal. Kadar fosfor darah pada sapi tidak bunting masih dalam batas normal sedangkan pada sapi bunting berada dibawah normal. Status makromineral pada sapi bunting mengarah pada hipofosfatemia.

Beef cows was one of the food-producing resource, such as meat, that has a high economic value. Deficiency or excess of one mineral will interfere body metabolism that is manifested in decline of cows production and reproduction. This research was aimed to evaluate the calcium and phosphorus blood status of the pregnant cow in Nglipar Gunungkidul. This research was conducted using 6 non pregnant cows and 6 pregnant cows. Blood samples were taken by 5 ml from jugular vein. Blood samples were obtained and centrifuged for 10 minutes, 8000 rpm. Serum obtained was stored at -20°C temperature until mineral was analyzed. Analysis of serum calcium and phosphorus was done in commercial laboratory using Cobas c-501 ® data was analyzed statistically by T-test. The result showed that the average of non pregnant cows calcium levels (9,03 ± 1,54 mg/dl) and pregnant cows (10,01 ± 0,31 mg/dl) were not significantly different (P>0,05). The average levels of phosphorus in non pregnant cows (5,01 ± 1,83 mg/dl) and pregnant cows (4,15 ± 0,61 mg/dl). Calculations showed statistically significant differences (P<0,05) for phosphorus levels in cows pregnant and non pregnant cows with Ca: P ratios in non pregnant cows 2,3: 1 and pregnant cows 2,7 : 1. Based on the results of this study it can be concluded that non pregnant cows and pregnant cows calcium levels were normal. Phosphorus levels in the blood of non pregnant cows was normal, but the pregnant cow was below normal. Macromineral status in pregnant cows leads to hypophosphatemia.

Kata Kunci : Sapi potong, kalsium, fosfor, Cobas c-501 ® , Hipofosfatemia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.