Laporkan Masalah

UJI DIAGNOSTIK NAPAS CEPAT DAN TARIKAN DINDING DADA UNTUK PENEGAKKAN DIAGNOSIS PNEUMONIA PADA ANAK

BRAGHMANDITA WIDYA INDRASWARI, dr. Roni Naning, M.Kes, SpA(K).

2014 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Latar belakang: Pneumonia pada anak merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia. WHO melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), menganjurkan pendekatan tata laksana pneumonia pada anak dengan menggunakan napas cepat dan Tarikan Dinding Dada Ke dalam (TDDK). Belum adanya laporan penelitian yang dipublikasi mengenai validitas napas cepat dan TDDK dalam penegakan diagnosis pneumonia di Indonesia. Tujuan: Menentukan nilai diagnostik napas cepat dan TDDK untuk penegakkan diagnosis pneumonia pada anak. Metode penelitian: uji diagnostik untuk menilai akurasi napas cepat dan TDDK, menggunakan baku emas Rontgen dada. Penelitian ini dilakukan secara cross sectional ( potong lintang ). Subyek adalah anak berumur 2 bulan-5 tahun yang datang ke Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Darurat RSUP Dr. Sardjito dan Poliklinik RSKA 45 dengan batuk kurang dari 14 dan/tanpa kesulitan bernapas selama bulan Oktober 2011-Januari 2012. Hasil: Sejumlah 85 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diagnosis pneumonia sebanyak 32(37,6%). Napas cepat memiliki sensitivitas yaitu 56% dengan spesifisitas 64%. NRP 49% dan NRN 71%, RKP 1,57 dan RKN 0,68. Sensitivitas TDDK 44% dan spesifisitasnya 64%. NRP 42% dan NRN 65%, RKP 1,22 dan RKN 0,88. Gabungan kedua parameter menjadikan sensitivitas yang sangat rendah 31% dan spesifisitasnya 83%. NRP 53% dan NRN 67%, RKP 1,84 dan RKN 0,83. Simpulan: napas cepat memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan TDDK, dan gabungan keduanya meningkatkan spesifisitas sehingga baik untuk penegakan diagnosis pneumonia

Background: Pneumonia is a leading cause of mortality and morbidity in children in the world. Integrated Management of Childhood Illnesses (IMCI) recommends to use fast breathing and chest indrawing as the approach to manage pneumonia, but the diagnostic value has not been evaluated in Indonesia. Objective: To determine the diagnostic value of fast breathing and chest indrawing for diagnosing pneumonia in children Methods: A cross sectional study was conducted in outpatient clinic and Emergency Departement RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, from October 2011-January 2012 . Children aged 2 months to 5 years with cough and or breathing difficulty were recruited to the study. Fast breathing and chest indrawing were assessed by a trained doctor. All eligible children underwent chest X-ray as the gold standard of pneumonia. Result: Of the 85 eligible subject, 32 (37.6%) were diagnosed as pneumonia. Fast breathing had a sensitivity of 56%, specificity 64%, positive predictive value (PPV) 49%, negative predictive value (NPV) 71%, positive likelihood ration (PLR) 1.57 and negative likelihood ration (NLR) 0.68. Chest indrawing had a sensitivity of 44%, specificity 64%, PPV 42%,NPV 65%, PLR 1.22 dan NLR 0.88. Combination of fast breathing and chest indrawing had sensitivity of 31%, specificity 83%, PPV 53%, NPV 67%, PLR 1.84 and NLR 0.83. Conclusion: The diagnostic values of fast breathing and chest indrawing for pneumonia is modest. The combination of both parameter improves the sensitivity.

Kata Kunci : sensitivitas, spesifisitas, pneumonia, anak


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.