PEMILIHAN KODE TUTUR DALAM MASYARAKAT MULTIETNIK (Sebuah Studi Kasus di Desa Sako Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau)
TASLIATI, Dr. Suhandano, M.A.
2014 | Tesis | S2 LinguistikTujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasikan kode-kode tutur yang terdapat dalam masyarakat multietnik di Desa Sako, (2) mendeskripsikan polapola pemilihan kode tutur, dan (3) menjelaskan faktor-faktor penentu pemilihan kode tutur. Penelitian ini merupakan penelitian sosiolinguistik yang pengumpulan datanya menggunakan metode simak dan metode cakap atau wawancara. Data berupa berbagai peristiwa tutur direkam dan dicatat dengan alat perekam dan lembar pengamatan. Informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara digunakan untuk mendukung data-data yang diperoleh dengan metode simak. Analisis data yang dilakukan merupakan analisis kualitataif dengan metode komparatif konstan atau metode padan. Dalam hal ini, metode padan yang dipakai adalah jenis padan ekstralingual karena berusaha mengamati tuturan-tuturan dalam konteks sosial. Hasil analisis menunjukkan: (1) Situasi kebahasaan masyarakat Desa Sako secara umum menunjukkan pemakaian tiga kode tutur yang masing-masing memenuhi fungsi tertentu: bahasa Indonesia sebagai ragam bahasa tinggi atau H (High) yang umumnya dipakai dalam situasi formal, bahasa Melayu Kuantan sebagai bahasa pengantar atau lingua franca, dan bahasa-bahasa etnik sebagai ragam rendah atau L (Low). Namun demikian, pemilahan fungsi pemakaian kodekode tutur tersebut belum sempurna. Dalam beberapa kesempatan terlihat adanya fungsi pemakaian kode tutur tertentu digantikan oleh fungsi kode tutur yang lain. Misalnya, dalam beberapa keluarga, kode tutur yang dipakai bukan bahasa ibu atau bahasa etnik tertentu, melainkan memakai kode tutur bahasa Indonesia; (2) Sebagai masyarakat yang multilingual, masyarakat Desa Sako dapat menguasai beberapa kode tutur, setidaknya dua kode tutur yakni bahasa ibunya dan bahasa Indonesia. Penguasaan kode tutur lebih dari satu memicu terjadinya perisiwa alih kode dan campur kode; (3) Dalam melakukan pemilihan kode tutur, masyarakat Desa Sako dipengaruhi oleh berbagai faktor penentu: (a) peserta tutur yang meliputi tingkat kemampuan bahasa peserta tutur, kehadiran orang ketiga, dan perginya orang ketiga, (b) status dan hubungan peserta tutur yang meliputi latar belakang etnik, relasi partisipan, dan urutan bicara, (c) tujuan tutur yang meliputi tujuan menawar, menasihati, menghormati lawan bicara, berhumor, mengungkapkan kekesalan, menyembunyikan sesuatu, dan memarahi, (d) tempat dan situasi tutur, (e) genre, dan (f) sikap bahasa peserta tutur. Kata kunci: Pemilihan kode tutur, alih kode, campur kode, masyarakat multilingual, masyarakat multietnik
The purposes of this research are: (1) to identify the speech codes on multiethnic societies of Sako village, (2) to desribe the pattern of the speech code choices, and (3) to elaborate the determining factors of the speech code. This research was socio-linguistic whose data collection used observation and interview method. The data of speech events were recorded and noted by using a recording device and observation sheet. The information obtained from the interview was used to support the data obtained by using observation method. The data analysis was qualitative analysis with constant comparative or padan method. In this case, the padan method used was padan ekstralingual because it tried to observe the speech events in social context. The findings show that: (1) the linguistic situation of Sako village societies genarally indicates to three speech codes usage which fill certain functions: Indonesian as the high (H) type of language uses in formal situation, Melayu Kuantan as lingua franca, and ethnic languages as the low (L) type of language. Nevertheless, the speech codes usage function sorting is not perfect. On several occasions, the diglossia leakage situation is found. For example, on several families, the first or the mother language is not the ethnic language, but Indonesian language; (2) As the multilingual societies, Sako village societies can master several speech codes, at least two, i.e. mother language and Indonesian language. Mastery on more than one of speech code causes code switching and code mixing events; (3) In selecting the codes, Sako societies are influenced by some determining factors: (a) participants, including participants’ language proficiency level, the presence of the third person, and the absence of the third person, (b) the status and relationship of the participants, including the ethnic background, the relation of the participants, and the speech sequence, (c) the speech purposes, including to bid, to advise, to respect, to joke, to express resentment, to hide something, and to scold, (d) the setting and scene, (e) the genre, and (f) the language attitude of the participants. Key words: Speech code choice, code-switching, code-mixing, multilingual societies, multi-ethnic societies
Kata Kunci : Pemilihan kode tutur, alih kode, campur kode, masyarakat multilingual, masyarakat multietnik