ARTIST RESIDENCY DI YOGYAKARTA “SITUATIONAL DIALOGUE†Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan
ANGGITA RATNA DEWAYANI, Ir. Slamet Sudibyo, MT.
2014 | Skripsi | ARSITEKTURPertumbuhan dan perkembangan kehidupan seni dan implementasinya pada media baru beberapa tahun belakangan meningkat pesat, baik dari lingkungan akademik maupun gerakan non-formal (komunitas independen). Kolaborasi antar disiplin ilmu sangatlah diperlukan dalam pengembangan media baru ini karena bentuk kolaborasi tersebut adalah sebuah peluang dari inovasi media apresiasi seni. Masalah perancangan yang akan diselesaikan adalah (a) interaksi antar user, dan (b) kenyamanan pada bangunan. Dari permasalahan tadi, terpilih konsep Situational Dialogue sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah perancangan pada artist residency. Dialog dan interaksi merupakan elemen utama yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, karena merupakan media pembentuk intimacy. Konsep tersebut dijabarkan kedalam beberapa poin yang menjelaskan implementasinya pada desain, yaitu: (1) interaksi sebagai definisi keintiman ruang. Permainan unsur pembentuk ruang dan konfigurasi ruang menjadi penentu utama berhasilnya poin ini. (2) penciptaan finalitas desain ruang yang multipersepsi. Pemakaian elemen non-standar yang memancing kuriositas pengguna ruang, serta memicu inspirasi sesuai perspektif dan persepsi mereka sendiri.
The growth and development of art’s life and its implementation on new media in the recent few years have been increasing rapidly, from both of the academic environment and independent community. The collaboration between different studies is very vital in developing new media implementation, because this cross-discipline studies approach is a chance of art media innovation. Design problems that would be solved are (a) interaction between user, and (b) building comfort. From the problems above, Situational Dialogue is the chosen concept to solve the problem in designing an artist residency. Dialogue and interaction are the main element used to solve the problems, because they are the media to form an intimacy. The concept had been broke down into few points which explains the design implementation, such as (1) interaction as a definition of space intimacy. The application of space definer elements and space configuration is the ultimate aspect of this point to be succeed. (2) creation of a space design with multiinterpretated perception. The usage of non-standard elements attracts user’s curiosity, and triggers inspirations along with their own interpretation and perception of the space itself.
Kata Kunci : Kata kunci: situasi, dialog, intimacy, interaksi, multi-interpretatif, ambience