Laporkan Masalah

KARAKTERISTIK MORFOLOGI WAJAH LELAKI DAN PEREMPUAN DEWASA ACEHBERDASARKAN KETURUNAN ARAB CHINA EROPA HINDIA

Komalawaty, drg. Sp.Ort, Prof. drg. Etty Indriati, Ph.D.

2014 | Disertasi | S3 Kedokteran Umum

Sejak zaman dahulu daerah Aceh banyak disinggahi pendatang dari Negara lain, hal ini disebabkan karena letak geografisnya yang sangat strategis disepanjang Selat Malaka, dikelilingi oleh dua Teluk yaitu Teluk Benggala dan Teluk Parsi. Sebelah Barat dikelilingi Samudera Hindia yang menghubungkan Afrika, Hindia, Parsi dan benua Eropa, sebelah Timur dikelilingi laut China yang menghubungkan negeri China, Korea dan Jepang, hanya bagian Tenggara berbatasan dengan daratan yaitu Sumatera Utara. Suku Aceh asli tidak ada, Aceh merupakan singkatan dari Arab China Eropa dan Hindia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik morfologi wajah lelaki dan perempuan dewasa Acehberdasarkan keturunan Arab, China, Eropa dan Hindia di Nanggroe Aceh Darussalam.Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik numerik – katagorik tidak berpasangan yaitu untuk menggambarkan nilai rerata, dengan pendekatan cross-sectional analysis dengan frekuensi dari suatu variabel pada individu yang berbeda.Sampel penelitianterdiri dari 130 lelaki dan 143 perempuan dibagi empat kelompokberdasarkan keturunan Arab, China, Eropa dan Hindia,sampai keturunankedua(Ayah dan Ibu,kakek dan nenek dari pihak ayahdanpihak ibu) yang berdomisili diNanggro AcehDarussalam. Keturunan Arabdiwakili asal daerah Aceh Besar dan Banda Aceh sebanyak71 orang, terdiri dari 31 lelaki dan 40 perempuan.KeturunanChinadiwakili asal daerahAceh Timur dan Aceh Utarasebanyak 69 orang, terdiri dari 32 lelaki dan 37 perempuan. Keturunan Eropa diwakiliasal daerah Aceh Barat dan Aceh Selatansebanyak 59 orang, terdiri dari 32 lelaki dan 27 perempuan,dan keturunan Hindia diwakili asal daerah Aceh Sigli dan AcehPidie Jaya sebanyak 74 orang, terdiri dari 35 lelaki dan 39 perempuandengan menggunakan stratified random sampling.Pendekatan sefalogram lateral dilakukan padapengukuran jaringan lunak dan keras serta tinggi total wajah. Foto digital wajah digunakan untuk menentukan komponen mata, hidung, bibir dan telinga, dan dental model gigi digunakan untuk mendapatkan lebar dan panjang serta bentuk lengkung rahang.Uji Anova dua jalur dipakai untuk menentukan perbedaan rata-rata variabel, perbedaan jenis kelamin, dan interaksi antara jenis kelamin dan asal keturunan terhadap variabel yang diteliti.Uji deskriptif frekuensi dilakukan untuk melihat persentase terbanyak dari jumlah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil jaringan lunak wajah Ls-E lelaki dan perempuan Aceh adalah cekung (59%), sedangkan Li-E adalah cembung (41.4%). Profil jaringan keras wajah lelaki dan perempuan Aceh berdasarkan keturunan Arab, China, Eropa dan Hindia adalah lurus (86.1%) dengan tinggi total wajah seimbang antara wajah bagian atas, tengah dan bawah disertai bentuk rahang runcing (38.5%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara lelaki dan perempuan serta interaksi antara jenis kelamin dan asal keturunan. Terdapat kedua bentuk mata yaitu Mongolian eye (58.3%) dan slanting eye (41.7%), dan terdapat ketiga bentuk lipatan mata yaitu Mongolian fold (39.2%), superior palpebral fold (35.8%) dan epicantic fold (25%). Bentuk bibir suku Aceh adalah tebal (58.3%), tipis (39.2%) dan everted (2.5%), sedangkan bentuk philtrum umumnya lurus (56.7%), cembung (23.3%) dan cekung (20%). Terdapat seluruh bentuk akar hidung, terbanyak adalah height greek root (34.2%), elevated root (29.2%), mean root (15.8%), deep root root (10.8%) dan depressand root (10%). Bentuk dorsum hidung humped (54.2%), cekung (17.5%), lurus (14.2%), cembung (7.5%) dan sinous (6.7%). Bentuk lobul telinga adalah bebas (48.3%), intermediate (30%) dan melekat (21.7%) tanpa disertai Darwinian tubercule. Kesimpulan: Bentuk profil wajah jaringan lunak LS-E adalah cekung dan Li-S cembung. Profil jaringan keras wajah lelaki dan perempuan Aceh berdasarkan keturunan Arab China Eropa dan Hindia adalah lurus disertai tinggi total wajah seimbang antara bagian atas, tengah dan bawah, dengan bentuk rahang runcing. Bentuk mata adalah mongolian eye dan lipatan mata mongolian, bentuk bibir tebal dengan philtrum lurus, bentuk akar hidung height greek root dan dorsum hidung berbentuk humped, bentuk lobul telinga adalah bebas tanpa disertai adanya Darwinian tubercule.

Since ancient times, many immigrants from other countries visited Aceh. This was due to a very strategic geographic location along the Malacca strait, which is surrounded by two bays are Benggala bay and Parsi Bay. The Western surrounded by the Hindia Ocean that connects to Africa, India, Parsi, and continental Europe, the Eastern surrounded by China Sea that connects to China, Korea and Japan, only the South Eastern border with the mainland is North Sumatera. Ethnic Aceh does not exist, Aceh is abbreviation of Arabian, Chinese, Europe and Indies. The purpose of this research is to determine the face morphology of adult male and female based on Arabian, Chinese, European and Hindian Ethnics in Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. This observation is analytical numeric descriptive – category unpaired which is describing mean value with cross-section approach analysis with frequency from variables in different individual. Samples of this research consist of 130 men and 143 women which is divided into 4 groups based on their ethnics until their second breed domiciled in Nanggroe Aceh Darussalam.As regards Arabians etnics comes from Aceh Besar and Banda Aceh with total 71 persons, consist of 31 men and 40 women. East Aceh and North Aceh represent the Chinese etnics consist of 69 people, 32 and 37 for male and female, respectively. As for Europeans, observation comes from West Aceh and South Aceh with total of 59 people, 32 men and 27 women. And the last etnich which was Indies etnics, on behalf of people from Aceh Sigli and Aceh Pidie Jaya with 74 people with 35 male and 39 female. The result showed that soft tissue facial profile male and female was based on the descendants of mixture Arabian, Chinese, Europe and Hindia is convex for the labrare superior (59%) and concave for the labrare inferior (41.4%). The hard tissue profile is straight face ( (86.1%) with balance total height between facial upper, middle and lower a pointed jaw (38.5%). There is no differences between origin descent male and female. There are two form of eyes, Mongolian eye (58.3%) and slanting eye (41.7%), and there are three forms of the eye fold and that is Mongolian fold (39.2%), superior palpebral fold (35.8%) and epicantic fold (25%). Labial form of Acehness is thik (58.3%), thin (39.2%) and everted (2.5%), while the shape of the philtrum is generally straight (56.7%), convex (23.3%) and concave (20%). There are all form the root of the nose, most are high greek root (34.2%), elevated root (29.2%), mean root (15.8%), deep root (10.8%) and depressed root (10%). Forms of nasal dorsum of are humped (54.2%), concave (17.5%), straight (14.2%), convex (7.5%) and sinous (6.7%). Form of the ear lobule are free (48.3%), intermediate (30%) and melekat (21.7%) without Darwinian tubercule. Conclusion: Facial profile forms soft and hard tissue male and female was based on the descendants mixture Arabian, Chinese, Europe and Hindia are straight with balance total facial height between facial upper, middle and lower with pointed jaw form. Eye forms is Mongolian eye with Mongolian fold, thick lips with straight philtrum, nasal root is height greek root and nasal dorsum is humped, shape of ear lobule is free without Darwinian tubercule.

Kata Kunci : Profil jaringan lunak dan keras wajah, tinggi total wajah, morfologi komponen wajah, bentuk lengkung rahang, suku Aceh


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.