MONITORING PENGGUNAAN FORMALIN PADA DAGING AYAM DI PASAR TRADISIONAL YOGYAKARTA
ARSELIA KARTIKA SARI, drh. Heru Susetya, MP., Ph.D.
2014 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWANDaging ayam merupakan salah satu bahan pangan penyumbang protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat. Meskipun protein hewani tersebut sangat dibutuhkan sebagai sumber gizi untuk kesehatan masyarakat, produk tersebut menjadi bahaya bila mengandung pengawet non pangan. Salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan adalah formalin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan formalin pada daging ayam di pasar tradisional Yogyakarta dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Sampel yang digunakan adalah 56 daging ayam yang didapatkan dari 11 pasar tradisional di Yogyakarta yang dipilih secara random dan dianalisis dengan uji Chi-Square. Setiap sampel diuji menggunakan 2 reagen yaitu fenilhidrazin dan Quantofiq. Interpretasi dari uji fenilhidrazin yaitu larutan berwarna hijau-biru dan akhirnya berubah menjadi warna merah-orange jika sampel positif dan berwarna kuning jika negatif. Pada uji Quantofiq warna akan terbentuk pada ujung kertas deteksi, kemudian warna dicocokkan dengan tabel warna untuk mengetahui kadar formalin pada sampel yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 dari 56 sampel daging ayam di pasar tradisional Yogyakarta positif mengandung formalin, dengan tingkat penggunaan 10,7%. Analisis Chi-Square menunjukkan tempat penjualan memberi peranan yang signifikan terhadap adanya formalin pada daging ayam yang diteliti dengan nilai ï£2 = 6,222 dan P= 0,045.
Chicken meat is one of foodstuffs contributor of animal protein that consumed a lot by public. Although that animal protein are very needed as nutrient source for public heatlh, it could be hazard if it contained non food preservatives. One of non food preservatives that used recently to preservative the food is formaline. This research was aimed to find out level of formalin used in chicken meat in Yogyakarta Traditional markets dan factors related to that case. Samples of 56 chicken meats were collected from 11 tradional markets in Yogyakarta, they were choosen randomly dan were analyzed by Chi-Square test. Each samples were tested by two reagens, fenilhidrazine and Quantrofiq. Interpretation of fenilhidrazine test is solution colored green-blue then changed to orange-red if samples were positive and yellow if negative. In Quantofiq test, the color would be formed on paper detection then the color were checked with color table to know formalin level on tested samples. The results showed that 6 of 56 chicken meat samples in Yogyakarta traditional markets positively identified containg formaline, with used level 10,7%. Chi-Square analysis showed selling place gave significant role for formalin existence in chicken meat that checked by ï£2 = 6,222 dan P= 0,045 value.
Kata Kunci : daging ayam, formalin, pasar tradisional, Yogyakarta