ANALISIS PERILAKU AKSES PENUMPANG PESAWAT DAN MODELPEMILIHAN WAKTU KEBERANGKATAN DENGAN MODA KERETA DI BANDARA: Studi Kasus: Bandara Adisutjipto, Yogyakarta
Yogi Prasetya, Dr-Eng. Imam Muthohar, S.T., M.T.
2014 | Tesis | S2 Mag. S. & T.TransportasiPerbedaan latar belakang dan keberadaan peraturan mengenai tata cara pelaporan kehadiran di bandara berkontribusi terhadap munculnya perbedaan pola perilaku akses penumpang pesawat. Keberangkatan menuju bandara direncanakan sedemikian rupa agar tidak terlambat namun juga tidak terlalu cepat demi meminimalkan waktu tunggu. Proses ini melibatkan moda transportasi yang digunakan dimana penumpang memilih moda dengan utility terbaik agar bisa memberi manfaat tertinggi untuk sampai ke bandara. Moda kereta api sebagai moda akses yang sustainable sangat menarik untuk digali lebih dalam terkait pemilihan waktu kedatangannya dan bagaimana penumpang meminimalkan disutility yang terjadi ketika memilih berangkat menuju bandara menggunakan kereta api. Dalam penelitian ini diidentifikasi waktu kedatangan penumpang di bandara dan diklasifikasikan berdasarkan jenis modanya. Untuk mencari hubungan waktu kedatangan dengan berbagai atribut akses penumpang hasil penelitian diuji dengan analisis korelasi Spearman. Pemilihan moda akses dimodelkan dengan Multinomial Logistic Model berdasarkan utility masing-masing moda dan dikomparasikan dengan hasil observasi. Penyusunan model pemilihan waktu keberangkatan pengguna kereta dilakukan dengan metode Random Disutility Minimizing meliputi disutility terlambat berangkat dari rumah dan disutility keterlambatan moda kereta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penumpang datang pada interval 120-60 menit sebelum keberangkatan pesawat. Terdapat sedikit perbedaan kurva kedatangan pengguna kendaraan pribadi dan angkutan umum dimana pengguna angkutan umum cenderung datang lebih awal karena lebih hati-hati dalam merencanakan keberangkatannya. Dalam kasus di Bandara Adisutjipto, terdapat korelasi yang tidak signifikan antara waktu datang dan jarak tempuh sebesar 0,182 dan waktu datang dengan waktu tempuh sebesar 0,238. Pemilihan moda angkutan umum cenderung lebih sulit untuk dimodelkan dibanding kendaraan pribadi karena banyak faktor yang belum teridentifikasi dalam pemilihan moda angkutan umum. Model pemilihan waktu keberangkatan kereta menunjukkan hasil yang mendekati kenyataan, dimana pengguna kereta mayoritas datang di bandara pada interval 120-80 menit. Tingginya waktu tunggu ini disebabkan karena minimnya jadwal keberangkatan kereta dan reliability kereta yang belum baik. Kata kunci: perilaku, waktu kedatangan, moda akses, utility, kereta, disutility
Air passenger background differences and airport check in rules bring contribution to the differences of air passenger access behaviour. In general, people plan their departure so they do not arrive late and also do not spend too much time for waiting. It brings impact to transport mode choices, which passengers will choose a transport mode which has maximum utility, so they get maximum advantages from it. Rail transport is one of the sustainable transport modes which is very interesting to be investigated in case of departure time decision and about how passengers minimize their disutility when depart from home to airport. This research identifies air passenger arrival time and classifies it according to the mode types. In order to understand the relationship between arrival-travel timedistance, Spearman correlation analysis has been conducted. Access mode choice was modelled by Multinomial Logistic method according to each mode’s utilities. The model result will be compared with the observation data. The rail passenger departure time model was conducted using Random Disutility Minimizing Method, including late departure disutility and rail disutility. The result shows that most of passengers arrive at airport in 120-60 minutes before air departure time. There is a difference between private and transit arrival curve. Transit passengers decide their departure time more carefully, so they arrive at airport early. There are insignificant correlations between arrival-distance and arrival-travel time, which are 0.182 and 0.238. The public choice model is more difficult to be done because there are some external factors which are not included in the model. The departure time decision model shows that rail users arrive at airport in interval 120-80 minutes. This high number of waiting time may caused by low level of rail reliability and because there are just a few departure schedule time in station. Keywords: behaviour, arrival time, access mode, utility, rail, disutility
Kata Kunci : perilaku, waktu kedatangan, moda akses, utility, kereta, disutility