POTENSI KERBAU SEBAGAI KANDIDAT PENGHASIL SUSU: KAJIAN KINERJA PETERNAKAN RAKYAT DI JAWA TENGAH SELATAN DAN DIY
LINAF LISTARIF, Prof. Dr. Tridjoko Wisnu Murti, DEA
2014 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANProduksi susu di Indonesia sebagian besar diperoleh dari ternak sapi perah bangsa FH (hitam-putih), belum melihat potensi ternak perah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kerbau sebagai kandidat penghasil susu melalui kajian kinerja peternakan. Penelitian yang dilakukan dengan metode multiphase sampling kepada 34 peternak kerbau di Kabupaten Magelang, Klaten, Sleman, Bantul dan Kulonprogo. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Data yang diamati meliputi kinerja peternakan rakyat yang berupa perkandangan, reproduksi dan pakan. Kandang yang digunakan berupa kandang kelompok dan individu, dengan ukuran 4 m2/ekor. Penampilan reproduksi menunjukkan S/C dengan rata-rata 1,76; dan umur pertama kali beranak rata-rata 3,98 tahun. Nilai gizi pakan yang diberikan terhitung tidak memenuhi kebutuhan gizi untuk pakan kerbau. Kerbau mempunyai nilai ekonomi yang tinggi bagi peternak dengan rata-rata tabungan Rp 25.941.176/ peternak. Disamping kesulitan pemerahan bahan padatan susu kerbau (17,1%), lebih tinggi daripada susu sapi (11,91%), dapat disimpulkan bahwa kerbau dapat dijadikan sebagai kandidat penghasil susu yang berkualitas baik dengan peningkatan manajemen seperti pelatihan, pakan dan pengetahuan.
Almost totally of milk production in Indonesia is produced from FH (Black-white)dairy cattle, and still ignore the use of other types of dairy animals like goat, buffalo and sheep. This study is to examine the buffalo as a candidate for producing milk under village condition in central java and special region of Yogyakarta. The data collected from primary and secondary sources using multiphase sampling collected of 34 respondent living in Bantul, Sleman, Kulonprogo, Magelang and Klaten regency. Data were observed buffalo house, reproductive performance and feed. There are two kind of animal house individual and collective with the size more then 4 m2/ head. Reproductive performances included the S/C is 1.76 and age of first calving 3.98 years old.feed given did not to fill the need of buffalo nutrition. Raising buffalo was contributed to save for farmers is Rp 25,941,176/farmer. Despite of difficulty to milk, it contain buffalo milk total solid 17.1% higher than cow milk its 11.91%. is concluded that buffalo could be used as a candidate for producing higher quality of milk by improving daily management through training, feed and provent.
Kata Kunci : kerbau, potensi kerbau, penghasil susu, kinerja peternakan rakyat