Laporkan Masalah

MANGKAT ONAK Studi Mengenai Tradisi Angkat Anak di Kalangan Orang Dayak Desa di Dusun Landau, Meliau, Kalimantan Barat

PINDHO ADIYAKSA, Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A

2014 | Skripsi | ANTROPOLOGI BUDAYA

Orang-orang Dayak Desa di Dusun Landau dulunya adalah masyarakat peladang. Mereka berladang untuk memenuhi kebutuhan subsisten. Dalam pertanian ladang, kebutuhan akan tenaga kerja dipenuhi dari sejumlah kerabat. Jika kurang, mereka bisa memenuhinya melalui sistem pertukaran tenaga kerja. Seiring berjalannya waktu, tepatnya sejak diperkenalkannya tanaman komoditas yaitu karet dan kelapa sawit, sistem ekonomi masyarakat pun berubah. Perubahan sistem perekomian itu turut mengubah mode produksi masyarakat pula. Perubahan mode produksi paling jelas dapat diamati dari perubahan elemen pemenuhan tenaga kerjanya. Tenaga kerja yang dulu berbasis kekerabatan dan berdasar pada norma resiprositas, kini berubah menjadi tenaga kerja upahan. Tenaga kerja upahan muncul karena kebutuhan uang tunai di kalangan penduduk semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan akan uang tunai dipengaruhi banyak hal, terutama karena masyarakat semakin terintegrasi dengan pasar. Dalam tulisan ini, saya berusaha menjelaskan mengapa ritual angkat anak yang menjadi tradisi orang-orang Dayak Desa masih dilakukan terus menerus meskipun masyarakat terus berkembang, semakin modern. Uniknya, ritual angkat anak tersebut hanya dilakukan oleh golongan masyarakat tertentu saja, yaitu petani atau penduduk biasa. Sementara para tokeh yang notabene adalah orang kaya, memilih untuk tidak mengangkat anak. Ternyata, ritual angkat anak digunakan para petani biasa (penduduk pada umumnya) untuk memperkuat kembali jaringan sosial di masyarakat. Jaringan sosial yang kuat dimaksudkan untuk membangun modal sosial yang kuat pula. Petani biasa yang tidak punya cukup modal, memanfaatkan modal sosial mereka agar dapat bertahan dalam sistem ekonomi yang lebih kompetitif. Dengan begitu, relasi sosial ekonomi antar petani atau penduduk yang semakin bersifat transaksional dapat ditekan agar menjadi lebih personal. Secara singkat, ritual pengangkatan anak dapat dilihat sebagai sebuah instrumen guna memperkuat basis ekonomi penduduk di tengah perubahan. Penelitian dilakukan di Dusun Landau, Melawi Makmur, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Mayoritas penduduk Dusun Landau adalah orang-orang Dayak Desa yang kini kebanyakan bekerja di sektor pertanian kebun.

Most of the Dayak Desa people in Landau Village, used to be farmers in swidden agriculture. The goal was to fulfill their daily needs (subsistent). In swidden agriculture, they sufficed their labor through kinship ties. If it was insufficient, they could fulfill their labor through labor exchange system. Currently, the system has changed since the introduction of new commodities such as rubber and palm oil. This transformation give an effect to the mode of production among them. It can be seen through the changing in labor compliance . Labor system which is based on kinship and reciprocity norms have already changed to be labor hired. This phenomenon shows up because of the cash needs among the residents. The increasing of cash needs was influenced by many factors. The main factor impacting that phenomenon was the market effect. The Dayak Desa people commonly have integrating to the market. In this final thesis, I attempt to figure out why a ritual tradition of foster child is still conducted continuously by Dayak Desa people even though they have been modern societies. Surprisingly, the ritual is only implemented by specific a group of societies such as farmers or common residents. However, the tokeh who is categorized to rich people prefers not to adopt children. In fact, the ritual has been used by common farmers to consolidate the social network. A strong social network intend to build the powerful social capital. The common farmers who do not have enough capital usually take the advantage of their social capital to be able to survive in the competitive economic system. Therefore, the social economic relation among the farmers which is more transactional can be negotiated in order to be more personal. The foster child ritual can be seen as an instrument to promote the economic base residents in the middle of the economic system transformation. This research conducted in Landa village, Melawi Makmur, Meliau subdistrict, Sanggau District, Kalimantan Barat. Most of the Landau’s residents are Dayak Desa people who mostly work in the plantation sector.

Kata Kunci : Angkat Anak, Tradisi, Perubahan Sistem Ekonomi, Tenaga Kerja, Modal Sosial.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.