Pengetahuan Dan Sikap Peternak Sapi Perah Tentang Pembuatan Mortar Dari Kotoran Sapi Melalui Media Televisi Dengan Dan Tanpa Dialog Interaktif
DIAJENG INDRIA K., Ir. F. Trisakti Haryadi, M.Si., Ph.D
2014 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANBerkembangnya usaha peternakan sapi perah di Indonesia mengakibatkan dampak terakumulasinya limbah ternak berupa kotoran sapi. Secara umum inovasi pengolahan limbah peternakan sudah banyak dilakukan, seperti pembuatan biogas, pupuk kompos, dan bahkan pemanfaatan potensi kotoran sapi dalam bidang bahan konstruksi dapat diolah menjadi mortar. Subyek penelitian ini adalah 60 orang peternak sapi perah Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang yang dibagi ke dalam dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kedua kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa penyuluhan melalui media televisi dengan dialog interaktif (Kelompok eksperimen II) dan tanpa dialog interaktif (Kelompok eksperimen I) tentang pembuatan mortar dari kotoran sapi dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun. Alat ukur berupa kuesioner diberikan kepada peternak sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Hasil dari analisis uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan kelompok eksperimen II (p < 0,05) dan berdasarkan tingkat pengetahuan responden kelompok eksperimen I dan II terhadap kelompok kontrol menunjukkan adanya perbedaan skor yang signifikan dalam mempengaruhi sikap peternak terhadap pembuatan mortar dari kotoran sapi (p < 0,05), namun perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen II dengan dialog interaktif tidak berpengaruh signifikan dalam merubah sikap peternak (p > 0,05).
Development of dairy farm business in Indonesia resulted accumulation of waste like as manure. Mainly, the innovation in husbandry by-product has been done, like biogas, compost, and even the utilization of cow feses on construction field as mortar ingredient. Subject for this experiment are 60 dairy cow farmers from Malang District, Karangploso. Which that groups divide into two experiment group and one control group. The experiment groups were given a treatment which is an education by-television with interactive dialogue (Experiment group II) or without interactive dialogue (Experiment group I) about making mortar from cow feses and the control group were not given any treatment. Tool for measuring the group are a question slip like a questionnaire, which are given before and after the treatment. Results of the ANOVA analysis showed a significant difference to the level of knowledge of the experimental group II (p < 0.05) and by the level of knowledge the experimental group I and II of the control group showed a significant difference in scores in influencing the attitude of farmers towards the manufacture of mortar cow feses (p < 0.05), but the treatment given to the experimental group II with an interactive dialogue had no significant effect in changing the attitude of farmers (p > 0.05).
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Mortar, Dialog Interaktif)