KEPEMIMPINAN PARABELA TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM MENJAGA KELESTARIAN KAWASAN HUTAN KAOMBO DI KABUPATEN BUTON
M. Najib Husain, Ir. Trisakti Haryadi, M.Si
2014 | Disertasi | S3 Penyuluhan dan Komunikasi PembangunanPenelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk menganalisis peran kepemimpinan Parabela dalam menjaga kelestarian kawasan hutan Kaombo. (2) menganalisis karakteristik kepemimpinn Parabela dalam menjaga kelestarian kawasan hutan Kaombo. (3) menganalisis pemanfaatan komunikasi kelompok pada kepemimpinan Parabela dalam menjaga kelestarian kawasan hutan Kaombo. (4) menganalisis dinamika relasi kepemimpinan Parabela dan pemerintah formal (pemerintah desa/kelurahan) dalam menjaga kelestarian kawasan hutan Kaombo. (5). menganalisis pengaruh kepemimpinan Parabela terhadap sikap masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan hutan Kaombo.Penelitian ini menggunakan metode gabungan kualitatif dan kuantitatif (mixed method). Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi (kualitatif) dan pendekatan survey (kuantitatif). Penelitian ini menggunakan informan kunci dan informan biasa. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportionate simple random sampling. Besarnya anggota sampel ditentukan dengan menggunakan tabel Morgan, sehingga besarnya sampel dalam penelitian ini sebesar 346 KK. Hasil peneltian Parabela dalam menjalankan peran kepemimpinannya, terbagi atas empat peran, yaitu : peran pemberi informasi, peran pemangku adat, peran mediator, dan peran pengambil keputusan. Karakteristik kepemimpinan Parabela tidak bisa dilepaskan dari sifat-sifat kepemimpinan di Buton, yaitu : Amembeli, Atomaeka, Aumane, Akodati, Atomasiaka, Atobungkale, dan Akosabara. Karakteristik demografi Parabela terdiri atas ; umur, pendidikan, jabatan, luas lahan dan tanggungan keluarga. Bentuk kegiatan komunikasi kelompok yang dilaksanakan di Baruga, biasanya melalui dua tahap yaitu pertemuan primer dan pertemuan sekuder Penerapan komunikasi dalam menjaga kelestarian hutan Kaombo, yaitu : pembagian berdasarkan fungsinya, pembagian berdasarkan tempat, metode sangia, ritual adat. Dinamika relasi kepemimpinan Parabela dan kepemimpinan fomal melahirkan sebuah proses pertukaran kekuasaan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebersamaan dan demi terciptanya suasana yang harmonis, maka pengelolaan, pengawasan kelestarian kawasan hutan Kambo tetap menjadi tanggung jawab Parabela dan perangkat adat. Sinergitas antara kedua kepemimpinan ini dapat ditemukan saat penyusunan Perdes dan RPJMDesa yang memasukan point-point tentang kelestarian hutan kaombo, pelaksanaan pesta adat, pembebasan lahan untuk fasilitas publik. Proses pertukaraan kekuasaan yang didasarkan atas semangat kebersamaan, tidak selamanya berjalan dengan baik, dalam penelitian ini menemukan adanya konflik antara kepemimpinan Parabela dan kepemimpinan formal hasil dari pemekaran desa induk Lapandewa. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kepemimpinan Parabela berpengaruh positif terhadap sikap masyarakat dalam menjaga kelestarian kawasan hutan Kaombo sebesar 0,181.
The purposes of this research are: (1) analyze the Parabela leadership role in preserving Kaombo Forest, (2) analyze the Parabela leadership’s characteristic in preserving kaombo Forest, (3) analyze the group communication’s utility in Parabela leadership in preserving Kaombo Forest, (4) analyze the dynamic relation of parabela leadership and formal government (village/ sub-district government) in preserving Kaombo Forest, (5) analyze the effect of Parabela leadership toward society’s attitude in preserving Kaombo Forest. This research uses qualitative and quantitative method (mixed method). Ethnography (qualitative) and survey (quantitative) approach use in this research. The informants in use are key informant and common informant. The sample collected with proportionate simple random sampling. The amount of sample is defined with Morgan table; therefore the amount is 346 households. The result shows the Parabela in performing their leadership role distinguished into four roles, namely: information provider role, custom authority role, mediator role, and decision maker role. Parabela leadership’s characteristic connected to leadership’s nature in Buton: Amembeli, Atomaeka, aumane, Akodati, Atomasiaka, Atobungkale, and Akosabara. The demographic characteristic of Parabela consists of: age, eduaction, position, land width, and household responsibility. The form of group communication activity in Baruga usually has two steps to go through, namely primary meeting and secondary meeting. Communication applications in preserving Kaombo Forest namely: the function based partition, location based partition, Sangia method, custom ritual. Parabela leadership and formal government’s relation dynamic creates an authority exchange process base on cooperation principals and harmony condition, therefore management and observation of Kaombo Forest preservation is the responsibility of Parabela and village government staff. The synergy of two leaderships found in the creation of Village Government and Village RPJM is included points on Kaombo Forest preservation, custom feast establishment, land liberation, and public facilities. The authority exchange process which based on cooperation passion not always run well, this research shows the conflict of Parabela and formal leadership on the Lapandewa main village expansion. The double regression analysis result shows the Parabela leadership has positive effect toward society’s attitude in preserving Kaombo Forest with 0.181 point.
Kata Kunci : Kepemimpinan Parabela, Sikap Masyarakat, Kelestarian Kawasan Hutan Kaombo