SENI LUKIS TRADISIONAL PENGOSEKAN: KONTINUITAS DAN PERUBAHAN
Ni Putu Laras Purnamasari, Prof. Dr. M. Dwi Marianto, MFA.
2014 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaDesa Pengosekan merupakan salah satu desa adat di wilayah Ubud, yang beberapa penduduknya masih menekuni profesi sebagai pelukis tradisional. Daya tarik seni lukis tradisional Pengosekan terletak pada nilai artistik dari setiap tema lukisan. Adapun dalam perjalannya, seni lukis tradisional Pengosekan telah mengalami pasang surut, terkait dengan beberapa peristiwa seperti Bom Bali I dan II, dan perkembangan seni lukis modern di Bali. Pengkajian ini bertujuan untuk mengungkap kontinuitas seni lukis tradisional Pengosekan, serta mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya perubahan pada visualisasi karyanya. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis data kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam membahas kontinuitas seni lukis tradisional Pengosekan, dan perubahan yang terjadi pada visualisasi karya adalah pendekatan estetika. Pendekatan ini dibantu oleh pendekatan dari ilmu lain, seperti antropologi, sejarah, dan sosiologi. Perubahan pada visualisasi karya dianalisis berdasarkan warna, bentuk, garis, ruang, komposisi, pencahayaan, dan teknik. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kontinuitas dan perubahan dianalisis dari segi internal dan eksternal. Dampak yang dianalisis meliputi dampak ekonomi, sosial, dan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seni lukis tradisional Pengosekan masih dikerjakan secara kontinyu oleh para pelukis di Pengosekan, baik dari segi teknik, media, tema, maupun objek lukisan sejak tahun 1980 sampai tahun 2013. Terjadinya kontinuitas diiringi perubahan dari segi objek, warna, bentuk, komposisi, ruang, dan teknik. Perubahan yang terjadi tidak terlepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari keinginan pelukis untuk selalu memperbaiki kualitas karyanya, dengan cara berkreasi dan berinovasi. Faktor eksternal berasal dari lingkungan yang banyak memberikan inspirasi, keahlian dari pendidikan formal dan non formal, perkembangan seni lukis modern di Bali, media informasi dan teknologi, dan pariwisata. Eksistensi seni lukis tradisional Pengosekan berdampak pada meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat. Anak-anak yang belajar melukis tradisional juga akan terdidik untuk disiplin dan lebih menghargai waktu.
Pengosekan village is one of traditional villages in Ubud, that some of its villager still have profession as traditional painter. The interesting point of Pengosekan traditional painting is on its artistic value, from every painting theme. The development of Pengosekan traditional painting had experienced its up and down position, associated with some events such as the Bali Bombing I and II, and the development of modern painting ini Bali. This study aims to reveal the continuity of Pengosekan traditional painting, and knowing the factors that influence change of its work visualization. Therefore, the methods used in this research is literature study, field observation, interview, and documentation. The data obtained will were analyzed using qualitative data analysis. The approach used to discuss the continuity of Pengosekan traditional painting, and the change of its work visualization is aesthetic approach. This approach is assisted by the approach of other sciences, such as anthropology, history, and sociology. The change in the work visualization is analyzed based on its color, shape, line, space, composition, lighting, and technique. The factors that cause the occurrence of continuity and change, are analyzed from internal and eksternal term. The impacts which are analized include the economical, social, and cultural impact. The result shows that Pengosekan traditional painting is still being processed continuously by the painter in Pengosekan, since 1980 until 2013. The continuity which is occured is accompanied by the changes in term of object, color, shape, composition, space, and technique. The changes which is occured cannot be separated from the internal and external factor. The internal factor is derived from the painter's desire to always improve the quality of his work, with creative and innovative way. The external factor is derived from the environment which gives a lot of inspiration, the expertise of formal and non-formal education, the development of modern painting in Bali, technology and information media, and tourism. The existence of Pengosekan traditional painting has impact on the increasing level of the economy. Children who learn traditional painting will also be educated to be discipline and appreciate the time.
Kata Kunci : Pengosekan traditional painting, continuity, changes, seni lukis tradisional Pengosekan, kontinuitas, perubahan