Responsivitas Program Jamkesos (Studi Kasus di Dusun Blali, Kabupaten Bantul)

EVI ZUBAIDAH, Dr. Ambar Widaningrum, MA.

2014 | Tesis | S2 Magister Administrasi Publik

Jaminan kesehatan sosial (Jamkesos) adalah penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan Provinsi DIY yang memberikan jaminan kesehatan dan mampu memenuhi kesehatan dasar bagi penduduk di Provinsi DIY secara berkelanjutan sehingga terwujud derajad kesehatan yang optimal secara berkeadilan. Jamkesos diterapkan sejak tahun 2003, akan tetapi pada tahun 2008 kelembagaan Bapel Jamkesos ditingkatkan menjadi UPT Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Sebagai sebuah lembaga yang bertujuan memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat maka kualitas pelayanan dapat dilihat salah satunya dari responsivitas lembaga tersebut, sehingga Bapel Jamkesos selaku penyedia layanan, memberikan daya tanggap terhadap harapan, keinginan, aspirasi maupun tuntutan pengguna layanan atau masyarakat, dengan demikian analisis responsivitas dipandang perlu mengingat analisis ini diorientasikan untuk mengantisipasi terjadinya dis-akuntabilitas pemerintah terhadap upaya pemberian jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin pada program Jamkesos tersebut.Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana responsivitas Program Jamkesos kepada masyarakat dengan studi kasus di Dusun Blali, Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian iini adalah di kantor Bapel Jamkesos DIY dan di Dusun Blali, Kabupaten Bantul. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi langsung serta penggunaan data sekunder. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jamkesos dalam pelaksanaan programnya memiliki responsivitas cukup baik, karena Jamkesos dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi oleh masyarakat, walaupun masih banyak kekurangan didalam pelaksanaannya. Untuk mengukur indikator responsivitas program Jamkesos diperoleh dari hasil penulisan dan analisis dari beberapa indikator yakni (1) Prosedur Penjaminan dan klaim, prosedur penjaminan terkesan menyulitkan masyarakat karena harus datang sendiri mengurus penjaminan (awal dan akhir) ke Kantor Bapel Jamkesos DIY, walaupun dipandang masyarakat sangat memerlukan. Prosedur klaim dari pihak rumah sakit dan puskesmas ke Bapel Jamkesos sudah maksimal, karena pihak rumah sakit hanya mengirimkan berkas-berkas prosedur pengeklaimman satu bulan sekali, dan untuk pembayarannya melalui rekening masing-masing dengan jangka waktu maksimal 15hari. (2) Prosedur Sosialisasi Program Jamkesos DIY, Prosedur sosialisasi yang diberikan Jamkesos dari atas ke bawah, yaitu dari Bapel Jamkesos DIY hingga tingkat Dusun. Permasalahan dalam sosialisasi yaitu informasi yang tidak tersalurkan terjadi karena informasi tersebut berhenti dilevel Puskesmas, sehingga masyarakat merasa tidak mendapatkan sosialisasi dari Jamkesos. Jadi mekanisme Jamkesos yang bekerja di level dusun, khususnya Dusun Blali masih kurang terlihat. (3) Kualitas Pelaksana Program jamkesos DIY, dalam hal ini dilihat dari SDM pegawai Jamkesos, minimnya pegawai di lingkungan Bapel Jamkesos sehingga banyak pegawai yang menghendel beberapa pekerjaan yang kosong, dan juga kualitas pendidikan yang masih belum merata sehingga SDM yang ada belum sepenuhnya memenuhi prosedur yang berlaku. (4) Masyarakat (selaku Kelompok Sasaran), masyarakat dusun Blali yang mempunyai kasus berbeda-beda, akan tetapi pada intinya tetap berkutat dalam hal masalah keuangan. Dari keempat indikator responsivitas tersebut, ada Dampak positif terlihat dari jumlah pemanfaatan Jamkesos, dan dampak negatif yakni dari minimnya informasi yang diterima masyarakat peserta Jamkesos.

Social Health Insurance Program (Jamkesos) is a program which provides health insurance in Province of Yogyakarta and it is also able to cover and fulfill the basic need of health continually for the citizens in Province of Yogyakarta in order to improve citizen’s health condition optimally. Jamkesos has been applied since 2003, and in 2008, Agency of Bapel Jamkesos is developed and it becomes UPT of Department of Health Province of Yogyakarta. As an institution which aims to provide maximum service to society, quality of service can be seen from the responsiveness of these institutions. So Bapel Jamkesos as a service provider, provides responsiveness to the hopes, desires, aspirations and demands of the users of the services, thus, the analysis of the responsiveness analyst is needed.This analysis oriented to anticipate the occurrence of dis-government accountability of efforts to grant health coverage for the poor on the Jamkesos program. The research is intended to find out how the responsiveness of society to Jamkesos program with the case study in Blali Village, Bantul Regency. Location of this research is in Blali Village, Bantul Regency. Meanwhile, method of this research is descriptive qualitative. Collecting data’s method was using primary data, with in-depth interview, direct observation, and analysis secondary data source. This research show that the implementation of Jamkesos has quite a good responsiveness, because Jamkesos can provide the services according to the needs and aspirations of the society, although still deficient in some implementation. Indicators for measuring the responsiveness of the program Jamkesos is obtained from the results of the writing and analysis of several indicators is (1) a procedure of ensuring and claims. Procedures of ensuring difficult for people, because people must come here themselves propose assurance to bapel Jamkesos DIY office. Claims procedure from the hospital and puskesmas to bapel Jamkesos had maximal quality because the hospital only send up the shafts of claim procedure once a month, and the payment through account each with a period of maximum 15 days. (2) a procedure jamkesos DIY, the program procedure socialization given jamkesos from above namely bapel jamkesos DIY until the level of hamlet. an absence of information that is not distributed, because the information stop at puskesmas level, so that people feel didn’t get the socialization of jamkesos. So a mechanism jamkesos work at hamlet level, especially of Blali hamlet, still less visible. (3) Implementing DIY jamkesos quality, in this case seen from the human resources. Jamkesos lack of employees, so, many employees handle the blank position. The education quality is still not evenly so that existing human resources not compatible with the procedures. (4) Society (as the target group), society of the village Blali which has a different case, but in essence still persist in terms of financial problems. Of the four indicators that the responsiveness, there are positive and negative impacts of the Responsiveness Jamkesos to the community. Positive impact seen from the amount of utilization of Jamkesos, and the negative impact that the lack of information received from the participants Jamkesos.

Kata Kunci : Jamkesos, Responsivitas