CERPEN “GEROBAK†KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA: KAJIAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES
Nila Mega Marahayu, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum
2014 | Tesis | S2 SastraPenelitian berjudul “Cerpen “Gerobak†Karya Seno Gumira Ajidarma; Kajian Semiotika Roland Barthes†ini dilatarbelakangi fenomena lumpur yang terepresentasi dalam “Gerobak†memiliki kedekatan dengan fenomena lumpur Lapindo. Cerpen karya SGA ini mengungkapkan pandangan tentang kondisi sosial masyarakat yang berkaitan dengan fenomena lumpur. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna yang berangkat dari kode referensial dalam S/Z terhadap cerpen dengan langkah penjabaran leksia dan relasi lima kode Barthes. Pertama, teks ini memiliki fakta tekstual berupa makna-makna tersembunyi. Kedua, hasil analisis menunjukkan bahwa cerpen ini mengangkat lumpur sebagai tema besar penceritaannya yang berfungsi sebagai simbol atau alat politis untuk kepentingan kekuasaan masyarakat. Makna lumpur pada masyarakat kaya, kota atau pusat adalah alat penindasan atau pemiskinan, sedangkan makna lumpur bagi masyarakat desa, marjinal, atau gerobak adalah alat legitimasi. Ketiga, cerpen ini mengemukakan fakta tekstual bahwa tidak adanya kelas yang menindas dan ditindas karena seluruh kelas dapat menindas atau berlaku sama. Keempat, cerpen ini membongkar kebobrokan sistem perekonomian, sehingga terciptanya masalah kemiskinan dan membawa masyarakat dalam ketidaksejahteraan bahkan konflik. Kelima, cerpen ini menggambarkan harapan masa depan bangsa yang dipicu oleh sensitivitas tinggi antarmasyarakat dan berujung konflik.
This research entitled “Gerobak†short story by Seno Gumira Ajidarma, Barthes’s semiotic approach motivated by mudflow phenomenon that represented in the text and it has related to Lapindo mudflow phenomenon. The short story expresses a view of social condition in society. This research aims to reveal the meanings that depart from referential code in S/Z in the short story with elaborating of lexis and Barthes’s five codes relationship. First, this short story has the textual fact hidden meaning. Second, the analyzing result shows that mudflow as a theme, which serves as a symbol political tool for power interest in society. The meaning of mudflow in city or urban society is as an oppressor or impoverishment tool, while for rural or marginal society as a legitimate tool. Third, the textual facts state that there is no class as oppressor or suppressed because all class can be oppressor. Fourth, it expresses the decay of economy sector that creates a poverty problem. Fifth, it describes the Indonesian expectation future that triggered by high- sensitivity and lead to inter-community conflicts.
Kata Kunci : Lumpur, pemiskinan, alat legitimasi, leksia, lima kode Barthes