Laporkan Masalah

KAJIAN ALTERNATIF SISTEM JARINGAN TRANSMISI AIR BERSIH UNTUK KEBUTUHAN BANDAR UDARA BARU PROVINSI D.I YOGYAKARTA

Helmi, Prof. Ir. Radianta Triatmadja,Ph.D.

2014 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Bandara Adisutjipto sebagai bandara D.I Yogyakarta sudah melebihi kapasitas rencana sehingga perlu dilakukan pengembangan. Berdasarkan hasil Feasibility Study untuk bandara baru yang telah dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I maka dinilai lokasi pada Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo merupakan lokasi yang paling sesuai untuk bandara baru Prov. D.I Yogyakarta. Salah satu standar persyaratan teknis fasilitas penunjang bandara yang harus dipenuhi adalah penyediaan fasilitas air bersih. Guna memenuhi standar tersebut maka diperlukan adanya suatu jaringan transmisi air bersih dengan memperhatikan sumber air bakunya. Dari hasil pengamatan, terdapat 4 (empat) alternatif sumber air baku potensial dapat dimanfaatkan yaitu Waduk Sermo, Waduk Wadaslintang, Sungai Progo dan Sungai Bogowonto. Kebutuhan air bersih bandara dihitung berdasarkan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005. Jalur pipa transmisi direncanakan dengan menggunakan Google Earth selanjutnya dilakukan analisa teknis jaringan menggunakan program WaterNet versi 2.2 sehingga diperoleh empat alternatif sistem jaringan transmisi air bersih dari sumber ke lokasi bandara baru. Analisa finansial dengan metode NPV dan BCR dilakukan terhadap masing-masing alternatif sistem jaringan. Dari analisa yang dilakukan, didapatkan sistem jaringan transmisi air bersih yang layak secara teknis maupun finansial. Dari hasil perhitungan diperoleh kebutuhan air bersih bandara pada tahap 3 sebesar 2.274.682 liter/hari atau 26,33 liter/detik. Hasil perencanaan jalur pipa pada Google Earth diperoleh panjang jaringan pipa untuk sumber air baku Waduk Sermo sepanjang 17.215 m, Waduk Wadaslintang 52.278 m, Sungai Progo 24.418 m dan Sungai Bogowonto 22.547 m. Hasil analisa teknis menunjukkan bahwa sumber air baku Waduk Sermo dan Waduk Wadaslintang dapat dialirkan secara gravitasi, sedangkan Sungai Progo dan Sungai Bogowonto secara pemompaan. Hasil analisa finansial dengan suku bunga 12% dan harga air Rp. 9.600 menunjukkan nilai NPV positif (+) untuk semua alternatif jaringan yaitu Waduk Sermo sebesar 46.247.975.639, Waduk Wadaslintang 615.379.627, Sungai Progo 31.994.100.031 dan Sungai Bogowonto 33.737.279.397. Sementara nilai BCR juga menunjukkan nilai > 1 yaitu Waduk Sermo sebesar 3,37, Waduk Wadaslintang 1,01, Sungai Progo 1,94, Sungai Bogowonto 2,04. Dengan mempertimbangkan beberapa aspek resiko maka rangking prioritas sistem jaringan transmisi air bersih untuk bandara adalah jaringan transmisi Sungai Progo, Waduk Sermo, Sungai Bogowonto dan Waduk Wadaslintang.

International Airport of Adisutjipto Yogyakarta is exceeds the capacity, so that needs to be developed. Based on The Feasibility Study for a new airport that has been done by PT. Angkasa Pura I, the most appropriate location for Yogyakarta new airport is Temon District, Kulon Progo Regency. One of technical requirement for airport support facilities that must be met is the provision of water supply. In order to meet these requirements is necessary a water supply transmission system. Based on investigation, there are four potential raw water sources can be utilized, namely the Sermo Reservoir, Wadaslintang Reservoir, Progo River and Bogowonto River. Airport water demand is calculated based on regulation of Dirjen Perhubungan Udara No: SKEP/77/VI/2005. Transmission pipeline is planned using Google Earth. Technical analysis using WaterNet program version 2.2 and financial analysis using NPV and BCR are done in order to obtain transmission systems from each raw water source to the new airport location. Result from that analysis obtained water supply transmission systems that are technically and financially feasible. From the calculation, water demand of the new airport at stage 3 is 2.274.682 liters/day or 26,33 liters/sec. Transmission pipeline from Sermo Reservoir is 17.215 m, Wadaslintang Reservoir 52.278 m, Progo River 24.418 m and Bogowonto River 22 547 m. Technical analysis suggests that the transmission system from Sermo Reservoir and Wadaslintang Reservoir can utilize gravity system, while from Progo River and Bogowonto River must be with pumping system. Financial analysis with interest rates 12 % and water rates Rp. 9.600 show a positive NPV (+) for all alternative transmission system, namely Sermo Reservoir is 46.247.975.639, Wadaslintang Reservoir 615.379.627, Progo River 31.994.100.031 and Bogowonto River 33.737.279.397. BCR value for all alternative transmission system shows of > 1, which Sermo Reservoir amounted to 3,37; Wadaslintang Reservoir 1,01; Progo River 1,94 and Bogowonto River 2,04. Consider some risk aspects, priority water supply transmission system for new airports is transmission system from raw water source Progo River, Sermo Reservoir, Bogowonto River and the last is Wadaslintang Reservoir.

Kata Kunci : kebutuhan air bersih bandara, jaringan transmisi, simulasi WaterNet, analisa finansial.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.