KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN ASPAL BETON DENGAN MENGGUNAKAN SUBSTITUSI BIOASPAL SEBAGAI BAHAN IKAT UNTUK KATEGORI LALU LINTAS BERAT
SANDY PERDANA, Ir. Heru Budi Utomo, MT.
2013 | Tugas Akhir | D3 TEKNIK SIPILAspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat,aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003). Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama material lain. Pada umumnya aspal yang ada dilapangan adalah aspal yang diproduksi oleh PT.Pertamina, akibat jumlah minyak bumi yang semakin menurun dan tidak dapat diperbaharui dan biaya produksi yang cenderung mahal menjadikan alasan untuk memproduksi aspal dari bahan alternatif lain. Dari gagasan tersebut timbulah adanya suatu ide untuk membuat aspal dari bahan baku cangkang kelapa sawit yang disebut dengan Bio Aspal. Proses awal pembuatan bio aspal tersebut diawali dengan proses pirolisis terlebih dahulu untuk mendapatkan tar dan asap cair cangkang kelapa sawit. Setelah didapatkan hasil dari proses pirolisis tersebut, selanjutnya adalah proses destilasi untuk menguapkan asap cair dan mendapatkan residunya (Bio Aspal). Bio Aspal yang telah didapatkan ini kemudian akan dicampurkan dengan Aspal Pertamina. Pencampuran Bio Aspal terhadap Aspal Pertamina adalah 1% - 10% dari berat Aspal Pertamina yang akan diujikan. Pengujian yang dilakukan antara lain : pengujian penetrasi aspal, pengujian berat jenis aspal, pengujian titik lembek, dan pengujian daktilitas untuk mengetahui berapa pencampuran maksimal Aspal Pertamina dan Bio Aspal.
Asphalt is a material that is solid at room temperature until slightly dense, and is thermoplastic. Thus, the asphalt will melt when heated to a certain temperature, and re- freeze if the temperature drops. Along with aggregate, asphalt is a mixture of pavement forming material. ( Sukirman,S.2003). Asphalt is made from crude oil, through a distillation process or can be found in the womb of nature as part of a natural component found together other materials. In general, the existing asphalt pavement field is produced by PT.Pertamina, due to the amount of oil and declining non-renewable and expensive production costs tend to make the reasons for producing bitumen from other alternative materials. The idea of the existence timbulah an idea to make the bitumen from oil palm shell raw material called Bio Asphalt. The initial process of making bio- asphalt is preceded by pyrolysis process in advance to get the tar and oil palm shell liquid smoke. After the results obtained from the pyrolysis process, is the process of distillation to vaporize the liquid smoke and get the residue ( Bio Asphalt ). Bio Asphalt that has been obtained is then mixed with Asphalt Pertamina. Bio Asphalt Asphalt Mixing against Pertamina is 1 % - 10 % of the weight of asphalt Pertamina to be tested. Tests performed include: penetration testing asphalt, asphalt density testing, testing softening point, and ductility testing to determine how the maximum mixing and Bio Asphalt Asphalt Pertamina.
Kata Kunci : Aspal, Bio Aspal, Marshall, persyaratan aspal keras pen 60, Laston, destilasi, pirolisis, tar, cangkang kelapa sawit