KAJIAN AKTIVITAS VENOM ULAR VIPER HIDUNG PIPIH (Trimeresurus puniceus) PADA ERITROSIT ANJING

MAHENDRA CANDRA B, drh. Slamet Raharjo, MP.

2014 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) merupakan salah satu ular berbisa yang sering menyebabkan korban gigitan pada manusia. Venom (bisa) ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) bersifat hemotoksin atau racun darah yang berefek pada rusaknya eritrosit sehingga dapat menyebabkan kematian pada korban akibat gigitan ular ini. Besar kecilnya konsentrasi venom yang dapat menyebabkan terjadinya kematian pada korban gigitan ular ini belum dapat diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas venom ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) terhadap eritrosit anjing. Pengujian aktivitas venom ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) dilakukan secara in vitro. Materi penelitian menggunakan venom ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) dan eritrosit anjing. Venom yang dipakai dalam penelitian menggunakan larutan venom dengan konsentrasi 10%, 1%, 0,1%, 0,01% dan 0,001%, sedangkan untuk eritrosit berkonsentrasi 20%. Pengujian dilakukan dengan mencampur 10µL eritrosit dengan 10µL larutan venom masing-masing konsentrasi selama 20 detik, kemudian dibuat preparat apus dan diwarnai dengan Giemsa. Untuk analisa hasil dilakukan dengan membandingkan kerusakan eritrosit yang diberi larutan venom terhadap kontrol eritrosit tanpa venom secara mikroskopis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa venom konsentrasi 0,001% menyebabkan terjadinya perubahan ringan pada eritrosit berupa sebagian dinding sel menjadi tidak beraturan. Venom konsentrasi 0,01%, 0,1% dan 1% menyebabkan perubahan lebih berat berupa dinding sel mengalami pengkerutan. Venom konsentrasi 10% menyebabkan perubahan yang berat pada eritrosit dimana hampir 75% populasi eritrosit mengalami kerusakan pada dinding sel dan terjadi lisis. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa venom ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) mempunyai efek yang kuat dalam merusak eritrosit anjing. Semakin tinggi konsentrasi venom, semakin tinggi pula daya rusaknya terhadap eritrosit. Eritrosit anjing akan mengalami hemolisis jika diberi venom dengan konsentrasi ≥10%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan parameter kerusakan yang lebih baik untuk memperoleh hasil yang lebih akurat mengenai efek venom ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) terhadap eritrosit.

Flat nose viper snake (Trimeresurus puniceus) is one of the poisonous snake are often cause snake bite victims in humans. The venom of flat nosed viper snake (Trimeresurus puniceus) was a hemotoxin that destructing red blood cells or erythrocytes making the victim suffered severe animea into death. The venom’s concentration of this viper that caused fatality was unknown still. The aim of this research was to study the activity of the flat nosed viper’s venom on dog’s erythrocyte. The venom activity of flat nosed viper (Trimeresurus puniceus) tested in vitro. The venom collected in standard milking venom, keeps dried into crystal and weighed. The venom then diluted into PBS in concentration of 10%, 1%, 0,1%, 0,01%, 0,001%. The erythrocyte used in this study was in concentration of 20%. The venom activity was tested by pouring 10µL of erythrocyte dilution with 10µL of venom dilution for 20 seconds, then making a smear staining in Giemsa and observed microscopically for evaluating the damage of the erythrocytes. The result showed that venom dilution in 0,001% caused light abnormality on the erythrocyte dog’s especially on the wall of the some small erythrocytes becomes irregular. Venom dilution in 0,01%, 0,1% and 1% caused severe irregularity on the erythrocytes wall becomes crenation. Venom dilution in 10% caused more severe damages on the erythrocyte wall, making most of the populations of erythrocyte wall brakes and lysis. Based on the result, it could be concluded that flat nosed vipers’s venom having a high activity on destructing dog’s erythrocytes. Dog’s erythrocyte will get hemolysis when it is given venom with concentration ≥10%. It need further research with more parameter of erythrocyte damages for more accurate results.

Kata Kunci : venom, Trimeresurus puniceus, hemotoksin, eritrosit, anjing