KEGAGALAN PENGELOLAAN PASAR SENI GABUSAN

AINUN HABIBAH, Dr. Subando Agus Margono

2014 | Skripsi | ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Pasar Seni Gabusan (PSG) adalah salah satu aset Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang terbesar. Tujuan dari pembangunan pasar ini adalah untuk memfasilitasi para pengrajin kecil di Kabupaten Bantul untuk mempromosikan barang kerajinannya. Selain itu, keberadaan PSG awalnya diharapkan dapat menyumbang PAD Kabupaten Bantul. Namun kenyataannya, hingga kini PSG belum berkembang sesuai harapan. Pengelolaan PSG yang secara teknis dilaksanakan oleh Manajemen PSG terbukti tidak optimal. Beberapa bukti ketidakoptimalan tersebut antara lain 1) jumlah pengrajin yang terus menurun; 2) fluktuasi jumlah kunjungan; 3) kegagalan pencapaian target omzet; dan 4) terbengkalainya fasilitas/ infrastruktur penunjang yang ada di PSG. Fokus yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai kegagalan dalam pengelolaan PSG. Dasar pemikiran dari penelitian ini berpijak pada teori pengembangan obyek wisata buatan yang dikemukakan oleh Swarbrooke untuk menjawab rumusan masalah mengenai kegagalan pengembangan PSG yang dilihat dari empat aspek yakni aspek manajemen sumber daya internal, aspek produk, aspek promosi serta hubungan eksternal yang terjalin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode penulisan deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain wawancara mendalam dengan beberapa pihak terkait, yakni pegawai di Manajemen PSG, narasumber dari SKPD terkait (Dinas Perindagkop dan Dinas Pariwisata Bantul), pengrajin di PSG serta masyarakat sekitar dan pengunjung PSG. Selain itu, observasi dan dokumentasi juga akan dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. . Ada empat aspek yang diteliti untuk mengidentifikasi Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan PSG hingga saat ini masih jauh dari optimal kegagalan PSG. Dari aspek sumber daya internal meliputi kapasitas SDM dan finansial. Dari sisi SDM, sebagian besar SDM di Manajemen PSG bukanlah berasal dari latar belakang bisnis sehingga jiwa kewirausahaannya kurang. Dari segi finansial, PSG belum mampu mandiri karena pemasukan yang didapat tidak pasti setiap tahunnya sehingga tidak mampu menutup biaya operasional. Dari aspek produk, PSG tidak memiliki produk unggulan yang menjadi ciri khas sehingga kalah bersaing dari pasar lain yang sudah lama eksis. Dari segi promosi, meskipun seluruh aktor sudah berupaya mempromosikan PSG namun belum optimal karena promosi yang dilakukan masih parsial. Dari segi kerjasama eksternal yakni Lancar Group dan Paguyuban Pengrajin, masing-masing pihak terkesan masih belum bersinergi untuk mencapai tujuan bersama, sehingga kerjasama inipun belum menunjukkan hasil yang optimal. Beberapa hal yang dapat menjadi rekomendasi bagi PSG antara lain : 1) memperbaiki kapasitas SDM; 2) memberikan pembinaan kepada para SPG; 3) Memperbanyak inovasi dalam hal promosi; 4) Mengubah konsep PSG tidak hanya sebagai tempat promosi melainkan produksi; dan 5) Memperkuat kerjasama dengan Paguyuban Pengrajin PSG dan mitra swasta.

Gabusan Art Market (PSG) is one of the biggest assets of Bantul Manucipality. The development of this market purpose is to facilitate the home-based craftsmen in Bantul to promote handicraft. PSG was initially expected to contribute Bantul’s revenue. However, PSG have not developed as expected until now. PSG Managerial which is technically implemented by PSG Management proved unoptimal. Some evidence of unoptimalization such as: 1) the number of craftman which continue to decrease; 2) fluctuations in the number of visits; 3) failure to achieve earnings targets, and 4) the abandonment of facilities / infrastructure to support PSG. The focus examined in this study is management failure of PSG. The ground thinking of this study rests on artificial tourism development theory proposed by Swarbrooke. It theory aims to answer the problem formulation of development failure of PSG which seen from four aspects which are: internal resource management aspect, product aspects, promotional aspects as and intertwining external relations. observation This research used a qualitative research method by a descriptive writing method. Data were collected by some techniques, among others: 1) In-dept interviews to some related parties, they are as follows: Staffs in PSG Management, some narasumbers from related SKPD (Department of Industry, Trade, and Coperatives and Department of Tourism Bantul), some craftmen at PSG as well as some citizens living around PSG and PSG’s visitors; 2) and documentation would be undertaken to complete data needed. n, each of Lancar Group and the community of craftmen seems not The result of this research could be concluded that the managements of PSG up to now are still far from optimum word. There are four aspects observed to identify the failure of PSG. First of all is internal resource aspect, they are the lack of financial and human resource management capacity. From the term of human resource management capacity is most of human resource management in PSG Management not to come from business business background so that the entrepreneurial spirit is lacking. From another one is financial capacity side, PSG has not been able to be independent yet due to uncertain income earned each year that they cannot cover operating costs. Further, in the term of product is PSG does not have superior products that become identity of PSG that it is less competitive instead of other markets that have been longer existed. Hereinafter In the terms of promotion, even though all actors have attempted to promote PSG, however it is not optimum yet because promotion are still partially done. And the last one is in the term of external cooperatio to work together achieving the same goals, therefore the corporations do not show optimum result. Some recommendations for PSG include: 1) improving human resource capacity; 2) provide guidance to the SPG; 3) Increase the innovation of promotion; 4) Changing concepts of PSG not only as a promotion place but also the production place, and 5) Strengthening collaboration of the Society of PSG Craftman and private partners.

Kata Kunci : kegagalan Pasar Seni Gabusan, aspek sumber daya internal, aspek produk wisata, aspek promosi, aspek hubungan eksternal