SILASE CAMPURAN HIJAUAN : PENAMBAHAN Lactobacillus plantarum DAN MOLASES TERHADAP KUALITAS SILASE
MAYANSARI, Prof. Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc.
2014 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKANSilase campuran hijauan adalah campuran hijauan rumput dan legum yang diawetkan melalui ensilase, yaitu proses pengawetan hijauan pakan melalui proses fermentasi dalam kondisi anaerob. Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui kadar penambahan molasses yang paling baik untuk menghasilkan silase yang berkualitas. Perlakuan yang dilakukan meliputi penambahan molases 0%, 0,2%, 0,6% dan 1%. Bakteri Lactobacillus plantarum ditambahkan 10% berat segar pada setiap perlakuan. Pengujian kualitas silase setelah pemeraman meliputi uji kualitas fisik dan fermentasi silase. Uji kualitas fisik silase meliputi uji organoleptik dan kandungan bahan kering serta bahan organik. Uji kualitas fermentasi silase meliputi pengukuran pH, suhu, uji kandungan asam laktat, dan kandungan asam butirat. Perhitungan analisis statistik dilakukan dengan rancangan pola searah dilanjutkan dengan Duncan multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan L. plantarum dan molases 1% (P3) menghasilkan silase campuran hijauan yang lebih baik dari pada perlakuan penambahan L. plantarum dan molases 0% (P0), 0,2% (P1), dan 0,6% (P2), meskipun penambahan molases 1% belum memberikan silase campuran hijauan dengan kualitas yang baik. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan molases sampai 1% memberikan silase dengan warna, bau, dan ada tidaknya jamur pada yang lebih baik dari perlakuan lainnya. Bahan kering dan bahan organik setelah proses silase mengalami penurunan, penurunan BK dan BO terendah pada P0. Hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa penambahan molases berpengaruh tidak nyata (p>0,05), perlakuan dengan pH terendah dicapai oleh P3. Hasil pengukuran suhu menunjukkan adanya pengaruh (P<0,5). Penambahan molases tidak memberikan pengaruh yang nyata pada kadar asam laktat dan asam butirat. Kadar asam laktat tertinggi dan kadar asam butirat terendah terdapat pada P3.
Total Mixed Forage silage is mixture of grasses and legumes are preserved through ensilage, there is forage preservation process through fermentation under anaerobic conditions. This treatment aims to determine the levels of addition of molasses to produce the best quality silage. The treatment is carried out include: addition of molasses 0%, 0.2%, 0.6% and 1%. Lactobacillus plantarum was added 10% fresh weight in each treatment. Testing of silage quality after fermentation includes physical quality test and the quality of silage fermentation. The physical quality test of silage includes organoleptic test, dry matter and organic matter in TMF silage. The fermentation quality test of silage includes measurements of pH, temperature, levels of lactic acid, and butyric acid levels. Statistical analysis using the design of one way annova and then continued by Duncan multiple range test. The results showed that the addition of L. plantarum and molasses 1% (P3) produce mixed forage silage better than the treatment addition of L. plantarum and molasses 0% (P0), 0.2% (P1), and 0.6% (P2). The results of organoleptic tests showed that the addition of molasses to 1% gives silage with color, smell, and if there is mold on the better than other treatments. Dry matter and organic matter after the silage has decreased, the lowest decrease in BK and BO at P0. The measurement results showed that the addition of molasses pH effect is not significant (P>0.05), treatment with the lowest pH achieved by P3. The results of temperature measurements provide a significant effect (P<0.5). The addition of molasses no significant effect on the levels of lactic acid and butyric acid. The highest levels of lactic acid and butyric acid levels are the lowest in the P3.
Kata Kunci : Silase campuran hijauan, Lactobacillus plantarum, Molases.