Laporkan Masalah

Analisis biaya pemakaian obat dan alat kesehatan habis pakai pada operasi jantung koroner di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita

MARYANI, Euis, dr. Iwan DwiPrahasto, M.Med,Sc,PhD.

2001 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Penyakit jantung di Indonesia semakin meningkat, bahkan menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Sebagian besar penyakit jantung disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang salah satu penanganannya melalui operasi CABG (Comnaiy Arteiy Brpass Gmfihing). Biaya yang harus dibayar oleh pasien untuk operasi jantung sangat mahal dan sangat bervariasi. Hal ini diduga karena pemakaian obat dan alat kesehatan habis pakai yang dihitung berdasarkan pemakaian satuan sesuai kondisi klinik pasien, untuk itu perlu diketahui secara pasti dari banyaknya variasi biaya obat dan alat kesehatan habis pakai tersebut yang mana variasi ini diperlukan sebagai masukan kepada PT Askes atau asuransi kesehatan lain dalam inenjamin biaya operasi jantung yang selama ini Askes membayar biaya operasi jantung, sebagai contoh untuk kelas 11 sebesar 18.000.000 dan sisanya dibayar oleh pasien apabila mampu. Apabila pasien tidak mampu maka rumahsakit harus mensubsidi sisa biaya tersebut, ha1 ini bisa dilihat dari besarnya subsidi rumahsakit kepada pasien ti& mampu sekitar 9 milyar pada tahun 2000. Tujuan pnelitian ini addah untuk mengetahui besarnya variasi biaya obat dan alat kesehatan habis pakai, perbedaan biaya berdasarkan addtidak ada komplikasi atau penyakit penyerta serta berdasarkan jenis operasi. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Unit analisis adalah biaya obat dan alat kesehatan habis pakai. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan penelusuran data billing pasien dan berdasarkan variabel yang akan hteliti. Uji-t dan Analysis of Vanknce (ANOVA) dilakukan untuk mengetahui perbedaan biaya. Hail penelitian ini menunjukkan proporsi komponen biaya obat dan alat kesehatan mencapai 60% dari total biaya perawatan. Walaupun tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada biaya alat kesehatan habis pakai dan obat pada operasi jantung koroner berdasarkan ada/tidak ada komplikasi, akan tetapi mempunyai variasi yang sangat besar. Sama halnya dengan biaya obat dan alat kesehatan habis pakai pada OXMG versus CiQBG-CPB, secara statistik tidak ada perkdaan yang bermakna, walaupun demikian out come pada OK#G lebih baik dibancbng CMG-CPB, dengan tingkat kematian 0% versus 8,596. Biaya total perawatan CABG-CPB lebih mahd dibanding OPCABG walaupun secara statistik tidak mempunyai perbedaan yang bermakna. Lain halnya dengan total biaya pada operasi jantung koroner dengan komplikasi versus tanpa komplikasi yang mempunyai perbedaan yang bermakna (Rp. 55.2 8 I. 1 24 f Rp.36.721.484 vs Rp.39.879.869 h Rp.7.324.363 dengan p = 0,000). Kesimpulan : Biaya obat dan alat kesehatan habis pakai untuk CABG-CPB lebih mahal dibanding dengan OPC'. Biaya opemi jantung koroner dengan disertai komplikasi secara signifikan lebih tinggi dibanding operasi yang sama tanpa disertai komplikasi

Cardiovascular disease is one of the major causes of death in Indonesia. Most of cardiovascular dseases are caused by coronary artery disease in which coronary artery bypass grafting (CABG) operation is one of the recommended treatments. However, this treatment is costly and varies across patients. The objectives of this study is to identify the variability of drug and disposable materials used before, during, and after the operation; variability of cost based on type of surgery, and its’ complication. The study was carried out retrospectively. Data were collected from patients’ billing system of Harapan Kita Hospital from January to August 1999. Data consisted of patient’s ID, age, sex, date of admission and discharge, drugs and disposable materials used before, during and after the surgery, and cost attributed to surgery and hospitalization. Cost comparison was made between those who underwent CABG and OPCAB. This study found that the proportion of drug cost and disposable materials accounted for more than 60% of total cost of care. No statistical sigmficant diffkrences were found between the cost of drugs and disposable materials used for CABG and or OPCAB in patients with or without complication. However, this study showed that these cost vary widely across patients. No significant differences were also found in cost drugs and disposable materials between those who underwent OFCAB or CABG-CPB. However, patients who underwent OPCAB showed better outcome than those who underwent CABG-CPB (mortality of 0 vs. 8.5%). The total cost of coronary cardiac operation with complication was significantly higher than those without comlication (Rp 55,281,124 5 36,214,840 vs. Rp 39,79,869 5 7,324,363; p< 0,001). Conclusion: the cost of drugs and disposable materials for CABG-CPB was much more expensive than that for OPCAB. The cost of coronary cardiac operation with complication was significantly higher than t h e without complication.

Kata Kunci : Manajemen Rumah Sakit,Analisis Biaya,Operasi Jantung, rug cost, coronary artery bypass grafting, OPCAB


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.