Laporkan Masalah

KEBUTUHAN INTERVENSI KEPERAWATAN GIGI SEHUBUNGAN DENGAN KONDISI JUMLAH GIGI YANG TINGGAL PADA LANJUT USIA DI POSYANDU SANGGRAHAN DESA TLOGOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

JUNITA PATMAWATI, drg. Goeno Subagyo, Sp.O.Path.,

2013 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN GIGI

Perubahan status kesehatan gigi dan mulut pada lanjut usia (lansia) ditandai dengan gigi yang hilang atau lepas. Perubahan tersebut dipersepsikan sebagai hal yang wajar, akibatnya kesehatan gigi dan mulut terabaikan. Perawat mempunyai peran penting dalam pencegahan dan intervensi dini masalah kesehatan gigi. Intervensi keperawatan gigi adalah pelayanan kesehatan gigi oleh perawat berdasarkan rencana perawatan yang bertujuan meminimalkan risiko dan mengoptimalkan kesehatan gigi dan mulut. Pemeliharaan kesehatan gigi sehubungan dengan jumlah kondisi gigi yang tinggal pada lansia diharapkan lebih baik dengan adanya intervensi keperawatan baik preventif maupun promotif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar intervensi keperawatan gigi yang dibutuhkan pada lansia di Posyandu Sanggrahan, Desa Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian terdiri dari 40 orang lansia laki-laki dan perempuan di Posyandu Sanggrahan, pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling.Variabel pengaruh adalah kondisi jumlah gigi yang tinggal dinilai dengan instrumen Brief Oral Health Status Examination (BOHSE), serta variabel terpengaruh adalah intervensi keperawatan gigi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi jumlah gigi yang tinggal mayoritas termasuk dalam kategori buruk pada laki-laki (25%) maupun perempuan (57,5%). Terjadi penurunan jumlah gigi yang tinggal seiring pertambahan usia. Kondisi jumlah gigi yang tinggal mayoritas termasuk pada skor 2 atau buruk pada lansia dengan status Diabetes Melitus(DM) (7,5%), pra-DM (22,5) maupun non-DM (52,5%). Kesimpulan penelitian ini adalah lansia di Posyandu Sanggrahan membutuhkan intervensi keperawatan gigi sehubungan dengan kondisi jumlah gigi yang tinggal.

Oral health status in elderly is characterized by tooth loss. It is perceived as a normal condition therefore the oral health is being ignored in consequences. Dental hygienist has an important role in early prevention and intervention of dental health problem. Dental hygiene interventions are the delivery of dental hygiene services based on the dental hygiene care plan to minimizing risk and optimizing oral health. Dental health care for elderly with the number of remaining teeth by either preventive or promotive dental intervention will be better. The purpose of this study was to know how much dental hygiene interventions needed in elderly at Posyandu Sanggrahan, Desa Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. A descriptive observasional with a cross sectional design was carried out in this study. Subjects were 40 elderly men and women at Posyandu Sanggrahan and a consecutive sampling method was delivered in the study. The number of remaining teeth condition measured by Brief Oral Health Status Examination (BOHSE) instrument was performed as an independent variable, furthermore dental hygiene interventions was used as dependent variable. The result showed the number of remaining teeth condition was majority in severe category both men (25%) and women (57,5%). The number of remaining teeth was significantly decreased according the age increased. The majority of the remaining teeth condition of the samples was in score 2 or severe category followed by DM (52,5%), pre-diabetic (22,5%) and non-diabetic (7,5%). In conclusion, dental hygiene interventions was needed in elderly population at Posyandu Sanggrahan.

Kata Kunci : lansia, intervensi keperawatan gigi, kehilangan gigi, jumlah gigi yang tinggal, BOHSE


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.