PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK TERPURIFIKASI HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) DAN EKSTRAK TERPURIFIKASI PROPOLIS TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN RESISTEN INSULIN

ANISA RASUNA P., Prof. Dr. Suwidjiyo Pramono, DEA., Apt

2013 | Skripsi | FARMASI

Hiperkolesterolemia banyak dijumpai pada penderita diabetes mellitus tipe 2 resisten insulin. Kondisi hiperkolesterolemia dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Penderita diabetes mellitus yang juga mengalami hiperkolesterolemia akan membutuhkan terapi jangka panjang dan mendapat terapi lebih dari satu macam obat (multiple drug therapy) sehingga dibutuhkan obat dengan efek samping relatif kecil. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan menguji aktivitas kombinasi ekstrak terpurifikasi herba sambiloto (ETHS) dan ekstrak terpurifikasi propolis (ETP). Induksi resisten insulin dilakukan dengan pemberian diet tinggi lemak dan fruktosa 0,45 g/250 g BB per oral satu kali sehari selama 35 hari. Hewan uji dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol normal air suling, kontrol positif metformin 9 mg/200 g BB, ETHS 58,55 mg/200 g BB, serta kombinasi ETHS 58,55 mg/200 g BB dan ETP 32,15 mg/200 g BB. Masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus. Tikus diberi asupan diet lemak tinggi dan fruktosa selama 75 hari. Sediaan uji diberikan pada hari ke-36 hingga hari ke-75. Kadar kolesterol total darah ditetapkan pada hari ke-0, 35, 60, 75. Analisis perubahan kadar kolesterol total darah dilakukan dengan membandingkan selisih perubahan kadar kolesterol total darah sebelum dan setelah pemberiaan sediaan uji. Hasil uji Kruskal-Wallis maupun ANOVA satu jalan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kombinasi ekstrak dengan ETHS tunggal. Hasil penelitian ini belum mampu menunjukkan potensi penurunan kadar kolesterol total darah dari ETHS maupun kombinasinya dengan ETP karena hewan uji belum mengalami hiperkolesterolemia.

-

Kata Kunci : sambiloto, propolis, kolesterol total, resisten insulin