POLA MAKAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA HIPERTENSI DI PUSKESMAS LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA SISWONDO PARMAN KOTA BANJARMASIN

Rosihan Anwar, dr. Probosuseno. Sp.PD, K-Ger.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran termasuk kasus yang sedang minum obat, secara nasional adalah 32,2%. Prevalensi tertinggi ditemukan di Provinsi Kalimantan Selatan 39,6% sedangkan terendah di Papua Barat 20,1%. Penyandang hipertensi essensial yang berobat ke puskesmas adalah 78.805 orang atau sekitar 19,8 % dari penduduk yang berumur 20-75 tahun. Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam, kurang kalium, kurang kalsium). Tujuan : Mengetahui hubungan pola makan (konsumsi iwak karing, konsumsi natrium, konsumsi susu serta konsumsi buah dan sayur) dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman Kota Banjarmasin. Metode : Penelitian analitik dengan rancangan case control dengan matching variabel umur dan jenis kelamin dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:2. Kasus adalah penyandang hipertensi yang baru terdiagnosis sebagai penyandang hipertensi pada saat berobat pertama kali di Puskesmas Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman Kota Banjarmasin, sedangkan kontrol adalah penyandang rawat jalan selain hipertensi. Variabel terikat adalah kejadian hipertensi sedangkan variabel bebas adalah pola makan (konsumsi iwak karing, konsumsi natrium, konsumsi susu serta konsumsi buah dan sayur). Jumlah sampel sebanyak 156 orang yang terdiri kasus 52 orang dan kontrol 2 x 52 yaitu 104 orang. Hasil : Ada hubungan pola makan berdasarkan konsumsi iwak karing (p=0,000), konsumsi buah dan sayur (p=0,000), dan konsumsi susu (p=0,004) terhadap kejadian hipertensi. Pola makan berdasarkan konsumsi natrium baik kasus maupun kontrol semuanya kategori lebih. Terdapat perbedaan signifikan rata-rata konsumsi natrium pada kasus dengan kontrol (p=0,01). Pola makan berdasarkan konsumsi iwak karing yang lebih (OR=4,38), konsumsi buah dan sayur yang cukup (OR=5,30) dan konsumsi susu yang kurang (OR=3,72) merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi. Kesimpulan : Pola makan berdasarkan konsumsi iwak karing yang lebih, konsumsi buah dan sayur yang cukup serta konsumsi susu yang kurang merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi.

Background: Health Research Association (Riskesdas) Balitbangkes in 2007 showed the prevalence of hypertension nationally reached 31.7%. The prevalence of hypertension based on measurement including cases that are currently taking medication, a nationally is 32.2%. The highest prevalence was found in South Kalimantan Province 39.6% while the lowest in West Papua is 20.1%. Essential hypertensive patients to the health center is 78,805 people or approximately 19.8% of the population aged 20-75 years. Trigger factors of hypertension can be distinguished on that can not be controlled (such as heredity, gender, and age) and that can be controlled (such as obesity, lack of exercise, smoking, and alcohol consumption and salt, potassium, calcium less). Objective: Knowing the relationship between diet (salted fish consumption, salt consumption, milk consumption well as fruit and vegetable consumption) with the incidence of hypertension in the Parman Lt. Gen. Posthumous Siswondo Health Center of Banjarmasin. Method: Analytic study with case control design with the matching variables age and gender the comparison of cases and controls was 1: 2. Cases is a hypertensive patients newly diagnosed as hypertensive patients at the time of first treatment at the Parman Lt. Gen. Posthumous Siswondo Health Center of Banjarmasin, whereas controls were patients with hypertension than in outpatient. The dependent variable was the incidence of hypertension while the independent variable is diet (salted fish consumption, natrium consumption, milk consumption and fruit and vegetable consumption). The total sample of 156 people comprised 52 cases and controls 2 x 52 that is 104 people. Result: There is a relationship based on diet salted fish (p = 0.000), fruit and vegetable consumption (p = 0.000), and milk consumption (p = 0.004) on the incidence of hypertension. A diet based on the consumption of natrium both cases and controls all categories more. There are significant differences in the average natrium consumption in the case of the controls (p = 0.01). A diet based on consumption of salted fish is more (OR = 4.38), consumption of fruits and vegetables are enough (OR = 5.30) and less milk consumption (OR = 3.72) were risk factors for hypertension. Conclusion: A diet based on consumption of salted fish is more, consumption of enough fruits and vegetables as well as the lack of milk consumption is a risk factor for hypertension.

Kata Kunci : Hipertensi, pola makan, konsumsi iwak karing, konsumsi natrium, konsumsi susu, konsumsi buah dan sayur