Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kawasan PLTU Tanjung Jati B, Jepara, Jawa Tengah
AHMAD RAHMA W, Rachmawan Budianto , S. T., M. T.
2013 | Skripsi | FISIKA TEKNIKAngka elektrifikasi di Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat hingga mencapai angka 94,4% di seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2020. Namun yang disayangkan adalah proyeksi angka elektrifikasi tersebut pemenuhannya masih didominasi oleh sumber energi fosil, seperti minyak bumi dan batubara. Di sisi lain, laporan International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa pada 2007 sumbangan emisi CO2 batu bara mencapai angka 42%, meskipun perannya dalam suplai energi primer dunia hanya 26%. Sedangkan minyak bumi yang peran suplainya 34% dengan emisi CO2 38% dan gas alam yang suplai energi dan emisi CO2-nya masing-masing bernilai 21% dan 20%. Sesungguhnya masih ada peluang bagi pembangkit listrik energi fosil untuk mengimbangi CO2yang diproduksi dengan menghasilkan pasokan energi tambahan yang beremisi kecil.Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tanjung Jati B (PLTU TJB) di Jepara, Jawa Tengah, misalnya, beberapa bagian di kawasan PLTU TJB sangat berpotensi untuk pembangkitan energi bertenaga sinar matahari. Perancangan sistem PLTS dilakukan pada lokasi yang memungkinkan, dengan memvariasi empat merek modul surya yang diproduksi di benua Asia untuk dua jenis sistem PLTS, stand alone dan grid connected. Ada 12 kombinasi sistem PLTS, 8 kombinasi untuk sistem stand alone, empat kombinasi untuk sistem grid connected. Setiap kombinasi akan divariasi komponen penunjangnya (baterai, charge controller, dan inverter), kemudian dilakukan analisis produk energi dan ekonominya, sedemikian rupa sehingga akan didapatkan biaya siklus hidup dan harga pembangkitan energinya. Sistem PLTS yang direkomendasikan untuk dibangun adalah PLTS dengan modul merk LG250S1C-G2 dan STP245 - 20/Wd.
Electrification ratio in Indonesia is projected to increase and reaches 94.4% in the whole of Indonesia in 2020. But, unfortunately, the electrification ratio projection’s compliance is still dominated by fossil energy sources, such as petroleum and coal.On the other hand, reports from the International Energy Agency (IEA) show that in 2007 CO2 emissions coal contribution reached 42%, although its role in the world's primary energy supply is only 26%,while petroleum energy supply is 34% with 38% CO2 emissions and natural gas energy supply and CO2 emissions each worth 21% and 20%. There are still opportunities for fossil energy power to compensate the CO2 produced by generating additional energy supply with near-zero carbon emmision. Tanjung Jati B Coal Power Plant (TJB PP) in Jepara, Jawa Tengah, for example, some parts of the TJB PP’s region has the potency to mounted solar-powered power plant or Photovoltaics Power Plant (PV PP). PV PP system designperformedinlocationsthat have the potency, by varyingthe fourbrands ofsolarmodulesthat aremanufacturedin Asiafortwotypes ofsolar powersystems, stand aloneandgrid connected. So, there are 12 combinations of PV PP systems, 8 combinations of stand-alone systems and 4 combinations of grid-connected systems. Each combination will be varied in their respective supporting components (battery, charge controller, and inverter), thenof energy products and its economic will be analyzed, so the life cycle cost and cost of energy could be determined. Recommended PV PP systems to be built are the systems with module brands LG250S1C-G2 and STP245-20/Wd.
Kata Kunci : PLTS, stand-alone, grid-connected, biaya siklus hidup, harga pembangkitan energi