PEMBERDAYAAN KARYAWAN BAGIAN MANAJEMEN RSUD dr. H. MOHAMAD RABAIN KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN
Fauzil Ansyori, Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH,PhD
2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatarBelakang; Pemberdayaan karyawan adalah kunci sukses organisasi menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi. Rumah sakit selaku organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan dalam era globalisasi, smart technology, dan berfokus pada kepuasan pelanggan perlu memberdayakan karyawan yang dimilikinya. Berbagai literatur penelitian di pelayanan kesehatan (publik health care) menyatakan bahwa pemberdayaan karyawan mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, produktivitas, kinerja, komitmen organisasi, dan keberlangsungan organisasi. Kebanyakan penelitian dilakukan pada perawat selaku sumber daya manusia mayoritas di rumah sakit, peneliti belum menemukan penelitian pada karyawan bagian manajemen (struktural) yang juga mempunyai fungsi yang tidak dapat dikesampingkan dalam mendukung dan memfasilitasi berjalannya pelayanan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemberdayaan struktural, dan bagaimana proses pemberdayaan karyawan bagian manajemen dilaksanakan di RSUD dr. H. Mohamad Rabain. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian Studi Kasus deskriptif dengan menggunakan berbagai sumber data (data primer dan data sekunder). Penelitian dilakukan di RSUD dr. H. Mohamad Rabain Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan dengan instrument utama penelitian adalah peneliti sendiri menggunakan kuesioner, pedoman wawancara dan telaah dokumen serta observasi. Hasil : karyawan yang bersedia menjadi responden dengan mengisi kuesioner berjumlah 47 orang dari 52 karyawan (staf dan eselon IV) dengan distribusi terbanyak yaitu PNS (91%), berusia produktif (77%), masa kerja >2 tahun (74%), Sarjana (S1) sebanyak 66%, Wanita (62%). Permasalahan yang ditemukan berupa ketidaksesuaian dengan kompetensi dan kurangnya fleksibilitas. Secara struktural, pemberdayaan terhalang oleh kurangnya peluang karier, pelatihan yang tidak terencana, akses informasi yang tidak merata, kurangnya bimbingan dalam bekerja serta kurangnya keterlibatan dalam penyediaan sumber daya yang diperlukan dalam bekerja. Sehingga secara psikologi, rasa berdaya dalam diri karyawan kurang terbentuk. Pemberdayaan psikologi (motivisi intrinsik) tinggi diperlihatkan karyawan yang mempunyai niat bekerja untuk ibadah dan merasa enjoy dalam bekerja. Kesimpulan : Gambaran proses pemberdayaan dibagian manejemen RSUD dr. H. Mohamad Rabain mengindikasikan telah terjadi kerancuan dari proses awal berupa system power yang tidak jelas dan pemberdayaan secara struktural berupa kecilnya nilai peluang dalam karir dan pengembangan diri karyawan dalam bekerja untuk lebih berdaya sehingga secara psikologi rasa berdaya kurang muncul dalam diri karyawan. Disarankan untuk memperjelas uraian tugas yang ada, lakukan CB-HRM (competency based human resource management), peluang karir berdasar prestasi, dan fasilitasi karyawan untuk mengembangkan kemampuannya.
Background; Employee empowerment is the key to success for an organization in facing the globalization era. Hospital, as an organization working in the field of health care in the era of globalization, smart technology, which focuses on customer satisfaction, needs to empower its employees. A number of studies in the literature of health services (publik health care) has suggested that employee empowerment is related to job satisfaction, productivity, performance, organizational commitment, and organizational sustainability. However, most of the studies were conducted on nurses, the foremost human resources in hospital; the investigator had not been able to locate such research on management staff (structural section), which was argued to also play a crucial role in supporting and facilitating the passage of service. Objective: This study aimed to measure the level of structural empowerment, and how the process of empowerment of management staff was conducted in dr. H. Mohamad Rabain hospital. Methods: This descriptive case study employed multiple sources of data (primary data and secondary data). It was conducted in dr. H. Mohamad Rabain hospital in Muara Enim, South Sumatra province, with the investigator himself as the main instrument using questionnaires, interviews and document review guidelines and observations. Results: Out of 52 employees (staff and echelon IV), 49 agreed to complete the questionnaire: civil servants (91%), productive age (77%), service time > 2 years (74%), Bachelor degree – S1 (66%), and female (62%). The problems found were non-compliance with competence and lack of flexibility. Structurally, empowerment was hindered by lack of career opportunities, unplanned trainings, unequal access to information, lack of guidance in work and lack of involvement in the provision of necessary resources. Thus, psychologically, sense of selfconfident in employees to their ability was well formed . Conclusion: The picture of the empowerment process of management staff of dr. H. Mohamad Rabain hospital indicated that there had been a confusion of the process of the empowerment since the beginning and, in terms of structure, employees had little access to empower themselves to work; therefore, psychologically, their sense of empowerment was less formed. It is recommended to clarify the existing job description, do CB-HRM (competency-based human resource management), career opportunities based on merit, and facilitating employees to develop their capabilities.
Kata Kunci : pemberdayaan, karyawan bagian manajemen , rumah sakit, studi kasus.