LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) KEBUN DAN PABRIK KELAPA SAWIT PELAIHARI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

Hisyam Musthafa Al Hakim, Dr. Ir. Wahyu Supartono

2013 | Tesis | S2 Teknologi Industri Pertanian

Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan pesat. Indonesia menjadi negara penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia. Dibalik perkembangan pesat komoditas kelapa sawit, bermunculan masalah dan isu negatif yaitu bahwa perkebunan kelapa sawit sebagai penyebab kerusakan lingkungan dan peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Disamping itu negara-negara maju juga menetapkan standar pengurangan GRK untuk sumberdaya terbarukan. Uni Eropa pada tahun 2017 menetapkan pengurangan GRK sebesar 35% dan Amerika Serikat saat ini menetapkan sebesar 20% untuk bisa memasarkan ke negara mereka. Upaya untuk meningkatkan daya saing kelapa sawit dalam negeri, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan menteri tentang penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Dalam persyaratan ISPO perusahaan harus melakukan mitigasi GRK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan energi, emisi GRK, mengukur efisiensi energi, dan potensi pemanasan global. Metode yang digunakan mempelajari aspek-aspek lingkungan dari suatu produk adalah Life Cycle Assessment (LCA), dengan analisis dan evaluasi menyeluruh dari dampak lingkungan dalam siklus hidupnya. Tahapan metode LCA adalah goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Batasan sistem penelitian terdiri dari 4 tahapan yaitu pembibitan , perkebunan, transportasi Tandan Buah Segar (TBS), dan pengolahan CPO. Life cycle inventory menggunakan koefisien energi, faktor emisi, dan pedoman Intergovernmental Panel Climate Change (IPCC). Life cycle impact assessment, adalah Global Warming Potential (GWP 100). Hasil penelitian menunjukkan total penggunaan energi pada produksi 1 ton CPO adalah 8652,72 MJ. Tahapan penggunaan energi terbesar adalah pengolahan CPO dan perkebunan yaitu sebesar 5476,91 MJ dan 3121,50 MJ. Penggunaan energi tahapan transportasi TBS sebesar 40,03 MJ dan tahapan pembibitan sebesar 13,28 MJ. Tingkat efiensi energi produksi 1 ton CPO cukup tinggi yaitu nilai Net Energy Ratio (NER) sebesar 5,18 dan nilai Net Energy Potential (NEP) sebesar 36,179 GJ. Total Global Warming Potential (GWP 100) pada produksi 1 ton CPO sebesar 1472,24 kg CO2 eq. Tahapan terbesar melepaskan emisi GRK adalah pengolahan CPO sebesar 1296,10 kg CO2 eq, perkebunan sebesar 172,41 kg CO2 eq, transportasi TBS sebesar 3,04 kg CO2 eq, dan pembibitan sebesar 0,69 kg CO2 eq. Pengurangan emisi GRK pada penelitian ini sebesar 21,71 %. Upaya meningkatkan efisiensi energi adalah pengolahan kernel menjadi Palm Kernel Oil (PKO) dan pemanfaatan bahan sisa cangkang dan biogas Palm Oil Mill Effluent (POME). Upaya pengurangan GRK adalah penangkapan biogas sebagai bahan bakar boiler untuk pembangkit listrik. Jumlah pengurangan emisi GRK pada upaya tersebut adalah 921,07 kg CO2 eq. Dengan upaya tersebut bisa meningkatkan pengurangan GRK menjadi sebesar 43,5%.

The development of palm oil plantation in Indonesia has been increased rapidly. Indonesia becomes the world’s largest Crude Palm Oil (CPO) producer. However, the fast growing sector brings about problems and counter-producing issues with regard to environment and the increase of greenhouse gas (GHG) emission. Moreover, developed countries have set the GHG reduction for renewable source. In 2017 EU set GHG reduction of 35% and the USA currently at 20% for the commodity to be imported. In the effort to increase its competitiveness, Indonesian government enforce the ministerial regulation over Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Mitigation of GHG is mandatory for companies by ISPO. The research aimed to analyze the use of energy, the level of GHG in the CPO production, measured its energy efficiency, and Global Warming Potential (GWP). Methods carried out were studying the environmental aspects of a product by Life Cycle Assessment (LCA) in which all environmental aspects were analyzed and evaluated throughout its life cycle. Steps in LCA were goal and scope definition, life cycle inventory, life cycle impact assessment, and life cycle interpretation. The research framework was the CPO production stages, i.e. nurseries, plantation, transportation of Fresh Fruit Bunches (FFB) and processing of CPO. Life cycle inventory employed energy coefficient, emission factor, and Intergovernmental Panel Climate Change (IPCC) guidelines. Life cycle impact assessment was Global Warming Potential (GWP 100). Result showed that the total energy usage was 8652.72 MJ/ton CPO. The largest energy consumptions were during processing (5476.91 MJ) and plantation (3121.50 MJ). Transportation used 40.03 MJ while nurseries 13.28 MJ. The energy efficiency level was high, the Net Energy Ration (NER) was 5.18 and the Net Energy Potential (NEP) was 36.179 GJ. The Global Warming Potential (GWP 100) was 1472.24 kg CO2 eq/ton CPO. The largest GHG were observed during processing (1296.10 kg CO2 eq), followed by plantation (72.41 kg CO2 eq), transportation (3.04 kg CO2 eq), and nurseries (0.69 kg CO2 eq). The GHG reduction in the research was 21.71%. The efforts for increasing energy efficiency in the process are by means of production of Palm Kernel Oil (PKO) from kernels, the utilization of residual shells and biogas of Palm Oil Mill Effluent (POME). The reduction of GHG can be obtained by biogas entrapment for boiler fuel in power plants. The GHG reduction reached 921.07 kg CO2 eq or the reduction level was increased to 43.5%.

Kata Kunci : Crude Palm Oil, Life Cycle Assessment, Analisis Energi, Analisis Gas Rumah Kaca