Laporkan Masalah

POLITIK LUAR NEGERI DALAM SUASANA DILEMA: POLITIK KESEIMBANGAN INDIA TERHADAP BRICS DAN AMERIKA SERIKAT

MOHAMAD ROSYIDIN, Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, MA(IR)

2013 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Hubungan Internasional

Dalam praktiknya, politik luar negeri suatu negara tak jarang berada dalam situasi dilema, yaitu terjebak di tengah-tengah rivalitas antara dua kubu kekuatan besar entah itu berupa satu negara atau kelompok negara-negara. Negara pada umumnya akan bertindak secara ‘seimbang’ demi mengamankan kepentingannya. Di saat kebanyakan analisis hanya bersifat deskriptif, teori politik luar negeri yang ada gagal dalam menjelaskan bagaimana politik keseimbangan itu terjadi. Dengan menggunakan studi kasus politik luar negeri India terhadap BRICS dan AS, penelitian ini ingin melihat bagaimana India menjalankan politik keseimbangan di antara kedua kubu kekuatan global abad-21 yang bertentangan itu. Studi kasus tersebut menarik karena India merupakan bagian dari BRICS yang memiliki agenda untuk merestorasi tatanan internasional abad-21 atau ‘post-Western world’. Sementara pada saat yang sama, India juga menjalin ikatan yang sangat erat dengan AS. Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivisme yang meminjam konsep identitas Alexander Wendt. Setelah melakukan penggalian data dan informasi dari berbagai sumber baik sumber primer maupun sekunder, penelitian ini menemukan bahwa politik keseimbangan India terhadap BRICS dan AS dimungkinkan oleh aktualisasi identitas yang berbeda oleh India. Dalam konteks keikutsertaan India dalam BRICS, India memahami perannya sebagai ‘pemimpin negara sedang berkembang’ yang memiliki kesamaan kepentingan dengan BRICS sehingga pada gilirannya kebijakan luar negeri India terhadap BRICS tidak bertentangan yaitu mendukung agenda reformasi institusi internasional. Pada saat yang sama, dalam konteks hubungan bilateralnya dengan AS India memahami statusnya sebagai ‘sekutu alami’ AS karena kedua negara diikat oleh identitas kolektif yang berakar dari kesamaan nilai yang dianut yaitu demokrasi. Kolektivitas India-AS menyebabkan kebijakan luar negeri India cenderung mendukung agenda politik luar negeri AS misalnya dalam isu terorisme, kebangkitan China, dan proliferasi senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Dengan temuan itu, penelitian ini menguatkan asumsi konstruktivisme bahwa identitas menentukan perilaku negara, termasuk perilaku negara dalam situasi dilematis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa negara adalah aktor internasional yang adaptif, yaitu negara akan berperilaku sesuai dengan konteks yang dihadapi dengan merujuk pada identitas yang ia miliki. Aktualisasi identitas yang berbeda-beda ini sangat penting supaya negara bersangkutan dapat melakukan politik keseimbangan ketika terjebak dalam rivalitas negara-negara. Implikasi praktis dari temuan ini adalah bahwa para pembuat kebijakan luar negeri hendaknya piawai dalam menggunakan berbagai macam identitas yang dimilikinya dalam situasi yang berbeda untuk menjaga politik keseimbangan tetap pada jalurnya.

In conducting foreign policy, states occasionaly caught in the middle of great powers rivalry. The ideal principle of state’s foreign policy in the situation of dilemma is keeping balance between two power blocs in order to preserve national interest. Most studies on foreign policy dilemma stress on description and neglect theorisation to understand why states keep doing balance behavior. Using the case study of India’s foreign policy towards BRICS and the United States (US), this research seeks to explain how India’s foreign policy between two power blocs rivalry can be well-balanced. It is interesting since India is both the member of BRICS and its close relationship with the US. This research applies Wendt-ian constructivist specifically using role and collective identity concept to explain India’s foreign policy. The central argument of this research is India can keep doing balance behavior between BRICS and the US by playing two identities in the different context and in the same time. When India is involved inside BRICS, India plays role identity as ‘leader of the Third World’ who stands in line with interests of developing countries. That is why India supports ‘post-Western world’ agenda of BRICS. Meanwhile, when India deals with its bilateral relations with the US, shared values i.e democracy is making them as ‘natural ally’. As a result, India and the US are having convergence interest on the global stage. That is why India supports US foreign policy agenda. Key findings of this research lead to the theory of foreign policy dilemma in which states are adaptive international actor that will behave differently in the different political context referring to identity they have. This proposition confirms constructivist theory of international relations that identity is driving force of the states action. Playing multiple identities within different context is very important in order to preserve national interest because states will not fall into international rivalry.

Kata Kunci : dilema politik luar negeri, politik luar negeri India, BRICS, AS, identitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.