Laporkan Masalah

PENATAAN ULANG WILAYAH KERJA RESORT MENGGUNAKAN SPATIAL MULTI-CRITERIA ANALYSIS (Studi Kasus di Taman Nasional Gunung Ciremai)

Nova Indri Hapsari, Dr. Ir. Lies Rahayu W.F., MP.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Pengelolaan taman nasional berbasis resort atau resort based management (RBM) bertujuan menyelenggarakan pengelolaan taman nasional dengan sistematis dan efektif, dengan membagi kawasan menjadi unit-unit pengelolaan sehingga memberikan kepastian wilayah kerja bagi petugas/staf lapangan dan pembagian beban kerja secara proporsional. Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) menerapkan RBM selama 3 tahun sejak tahun 2009 namun demikian hasil evaluasi pengelolaan kawasan menunjukkan nilai efektivitas rendah, yaitu 38 dari nilai total 100. Untuk itu perlu adanya evaluasi tentang penerapan pengelolaan taman nasional dengan sistem RBM di kawasan TNGC. Tahapan pelaksanaan pengelolaan taman nasional berbasis resort meliputi penataan wilayah resort, penguatan kelembagaan, dan pembangunan sistem informasi kawasan. Penelitian ini mengambil satu topik mendasar dalam konteks pengelolaan taman nasional berbasis resort, yaitu penataan wilayah kerja resort. Metode penataan wilayah resort di taman nasional membutuhkan pendekatan berbagai kriteria seperti aspek sumberdaya alam kawasan, aspek sosial dan ekonomi masyarakat serta aspek sumberdaya organisasi pengelola. Hal ini dikarenakan karakteristik khas taman nasional yang merupakan common pool resources dimana kepentingan berbagai pihak dan juga kepentingan ekologi terdapat dalam satu kesatuan ekosistem taman nasional. Untuk itu penelitian digunakan menggunakan spatial-multicriteria analysis dengan metode spatial- AHP yang mengintegrasikan karakteristik fisik kawasan dan aspek-aspek penting pengelolaan taman nasional menjadi dasar pengambilan keputusan. Penelitian ini menghasilkan lima kriteria yang digunakan dalam penataan wilayah kerja resort yaitu kriteria fisik, ancaman potensial, ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Dari analisis AHP yang dilakukan berdasarkan penilaian reponden diperoleh bobot kepentingan relatif masing-masing kriteria sebesar : fisik (0,29), ancaman (0,36), ekologi (0,14); ekonomi (0,07); dan sosial (0,13). Berdasarkan keiteria tersebut maka hasil evaluasi wilayah kerja resort menunjukkan adanya revisi jumlah dan luasan wilayah kerja dari 11 menjadi 5 wilayah dengan variasi luasan sebagai berikut: Resort Pasawahan ( 4112 ha); Resort Cilimus (3891,6 ha); Resort Cigugur (2054,3 ha); Resort Sangiang ( 1913,7 ha); dan Resort Argalingga (3024,5 ha).

The first step of effectiveness national park using resort-based management (RBM) system is structuring management unit area. The goal of RBM is to run management of national park effectively and more systematic by dividing the area into management units which is support staff of national park working profesionals in fixed area. RBM applied in Gunung Ciremai Natioanl Park (GCNP) since 2009 however the system not support management optimally. Based on evaluation management effectiveness in presenting low value with score of effectiveness 38 from the highes score 100, shows that implementation management not yet affect optimaly, for the reason management of TNGC need evaluation of RBM implementation. Step of RBM implementation including improvement management unit area, strengthening institutional and developing national park system information. This study focuses at improvement management unit are as fundamental aspect in resort-based management (RBM). To improvement resort management unit area require various criteria such as of the region's natural resources, social and economic aspects as well as aspects of resource management organization. National park is a common pool of resources with unique characteristics where the interests of the various parties, and ecological interests also included in the national park ecosystem. For the some reasons the study using multi-criteria analysis with Spatial AHP method. The methods integrates the physical characteristics of the region and important aspects of park management to make decision. The result present five criteria to improvement management area unit of GCNP and the criteria consisting of physical criteria, potential threats, ecological, economic and socio-cultural. The result of spatial-AHP analysis from experts judgment comparison presenting the weight for each criteria was: physical (0.29), threat (0.36), ecology (0.14), the economy (0.07), and social (0 , 13). Evaluation of management unit area in GCNP based on the weight of each criteria presenting revision number and extent of the work area from 11 to 5 area with various extents as follows: Resort Pasawahan (4112 ha); Resort Cilimus (3891.6 ha); Resort Cigugur (2054.3 ha); Resort Sangiang (1913.7 ha), and the Resort Argalingga (3024.5 ha).

Kata Kunci : penataan kawasan taman nasional, spatial-AHP, kriteria dan indikator


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.