Laporkan Masalah

Manual pratelet aggregation test as an alternative for semiautomated test

SUKORINI, Usi, Prof.Dr.dr. Rusdi Lamsudin, MMedSc.,SpSK

2001 | Tesis | S2 Kedokteran Klinis

Latar belakang: Tes agregasi trombosit merupakan suatu tes yang digunakan untuk mendeteksi fungsi trombosit yaitu menilai kemampuan trombosit melekat satu sama lain atau disebut agregasi trombosit. Agregasi trombosit tersebut mempunyai kecenderungan meningkat pada pasien tertentu misalnya pada penderita Diabetes Mellitus dan stroke iskhemik akut. Hal ini penting diketahui karena apabila tidak terdeteksi maka akan menimbulkan serangan ulang, karena pembentukan thrombus lebih lanjut tidak terpantau. Pada umwnnya di rumah sakit besar agregasi trombosit tersebut dapat dideteksi dengan alat agregometer semiotomatik. Alat tersebut relatif mahal sehingga tidak dapat diterapkan di rumah sakit-rumah sakit daerah, Puskemas atau laboratorium klinik sederhana. Oleh karena itu perlu dicari alat atau metode pemeriksaan agregasi trombosit yang lebh sederhana, murah dan praktis. Tes agregasi trombosit manual diusulkan sebagai tes alternatif pengganti tes semiotomatik. Untuk menguji apakah tes manual tersebut dapat dipergunakan atau tidak maka dilakukan uji validitas tes agregasi trombosit manual terhadap tes semiotomatik yang meliputi sensitivitas dan spesifisitas diagnostik, nilai r d po sitif dan negatif, dan likelihood ratio untuk tes positif dan negatif. Disamping itu juga ditentukan nilai batas terbaik untuk menentukan apakah seorang pasien mempunyai hiperagregasi trombosit atau tidak. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas tes agregasi trombosit manual dalam mendeteksi hiperagregasi trombosit dan menentukan nilai batas terbaik dalam mendiagnosis adanya hiperagregasi trombosit. Hipotesis: a. Tes agregasi trombosit manual dapat digunakan sebagai tes alternatif tes semiotomatik dengan nilai sensitivitas diagnostik minimal 95 % dan spesifisitas diagnostik 90 %. b. Tes agregasi trombosit manual dapat digunakan sebagai perangkat diagnosis hiperagregasi trombosit. Desain penelitian: Penelitian ini merupakan suatu tes diagnostik dan dilakukan secara observasional-prospektif terhadap tes agregasi trombosit manual dalam mendeteksi adanya hiperagregasi trombosit. Tes manual tersebut diuji validitasnya dengan cara membandingkan dengan tes baku emas yaitu tes agregasi trombosit semiotomatik menggunakan alat agregometer. Pengukuran vahditas tersebut meliputi sensitivitas dan spesifisitas diagnostik, nilai ramal positif dan negatif, dan likelihood ratio untuk tes positif dan negatif. Nilai batas terbaik dalam mendiagnosis adanya hiperagregasi trombosit ditentukan dengan cara menganalisis data dengan menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic, Pelaksanaan: Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Fakultas KedokterdRSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia dan dimulai pada bulan November 1997 sampai Juni 2000. Bahan dun cara: Sejumlah 232 pasien dengan diagnosis stroke iskhemik akut, diabetes mellitus dan sakit punggungllow back pain (sebagai kontrol) terlibat dalam penelitian. Diagnosis penyakit ditegakkan menurut standar pelayana medik rumah sakit. Kriteria inklusi meliputi pasien terpilih tersebut di atas, dewasa sampai tua, laki-laki dan wanita. Sebanyak 62 orang normal dilibatkan dalam penelitian ini untuk penentuan nilai normal, yang terdiri atas mahasiswa Fakultas Kedokteran, dokter rumah sakit, karyawan rumah sakit, tidak menderita kelainan serebro-kardiovaskuler, tidak menderita perdarahan dan penyakit hati, dan bukan perokok. Dua ratus tiga puluh dua pasien tersebut diambil darahnya untuk dilakukan pemeriksaan tes agregasi trombosit manual dan semiotomatik, dan ditentukan adanya hiperagregasi atau non-hiperagregasi trombosit. Data tersebut digunakan untuk menentukan validitas tes agregasi trombosit manual dan penentuan nilai batas terbaik Analisis statistik: Data dianalisis dengan menggunakan table 2x2 untuk menentukan sensitivitas dan spesifisitas diagnostk, nilai ramal positif dan negatif serta likelihood ratio untuk tes positlf dan negatif Kurva Receiver Operating Characteristic dianalisis untuk menentukan nilai batas terbak dalam mendeteksi adanya hiperagregasi dan non-hperagregasi trombosit. Uji sigmfikansi variable pada beberapa kelompok d~lakukand engan uji anova satu arah. Hasil: Nilai 5 merupakan nilai terbaik yang digunakan untuk pemeriksaan agregasi trombosit manual menggunakan ADP 2 p q ADP 5 pm, dan ADP 10 pm, pada detik ke 0 (sensitivitas 81 %). Pada detik ke 30 dan menggunakan ADP 2 p q diperoleh nilai batas terbaik sebesar 95 dengan nilai sensitivitas 76 %, sedangkan nilai batas sebesar 75, 50 dan 50 merupakan nilai terbaik masingmasing pada detk ke 90, 210 dan 270. Nilai sensitivitas masing-masing diperoleh sebesar 88 %, 92 % dan 92 %. A. Nilai 94 ditentukan sebagai nilai batas terbaik (menggunakan ADP 5 pm dan diamati pada detik ke 30) dengan nilai sensitivitas 89 %, sedangkan nilai 90, 70 dan 57 merupakan nilai batas terpilih, masing-masing diamati pada detik ke 90, 210 dan 270 dengan dai sensitivitas 92 YO, 82 % dan 80 YO. Dengan menggunakan ADP 10 pm (detik ke 30) diperoleh nilai terbaik sebesar 97 dengan dai sensitivitas 82 %, sedangkan nilai 95, 75 dan 70 merupakan nilai batas terbaik yang diamati pada detlk ke 90, 210 dan 270 dengan nilai sensitivitas masing-masing 90 %, 87 % dan 80 %. Kesimpulan: Nilai sensitivitas diagnostik tes agregasi trombosit manual diperoleh sebesar 76 % sampai 92 %. Studi in1 membuktikan bahwa tes agregasi trombosit manual mempunyai nilai sensitivitas diagnostik tinggi dengan spesifisitas yang rendah dalam mendiagnosis hiperagregasi trombosit. Dengan demikian belum dapat dipakai sebagai tes tunggal sehingga diperlukan suatu tes pendamping dengan spesifisitas tinggi untuk mengurangi hasil positif palsu. Dengan demikian &an diperoleh tes yang ideal. Tes agregasi trombosit manual merupakan tes yang sederhana dan murah sehmgga dapat digunakan di rumah sakit daerah, Puskesmas, atau dan laboratorium klinik sederhana.

Title: Manual Platelet Aggregation Test as an Alternative for Semiautomated test Objective: To test the validity of manual platelet aggregation test in detecting platelet hyperaggregation and to know the best cut-off values for diagnose the platelet hyperaggregation by manual platelet aggregation test. Hypothesis: a. The manual platelet aggregation test can be used as an alternative test to detect platelet hyperaggregation. This test has a minimum sensitivity of 95% and specificity of b. The manual platelet aggregation test can be used as a diagnostic tool for platelet Significance: The manual test can be performed in order to diagnose and monitor of platelet hyperaggregation simpler and in less costly manner in primary or secondary care level or in limited facilities laboratory. Design: The observational-prospective study on a diagnostic test Setting: Laboratory of Clinical Pathology Dr. Sardjito’s General Hospital/ Faculty of Medicine, Gadjah Mada University, Indonesia. The study was executed fiom November 2, 1997 to June, 2000. Participants: Inpatient diagnosed as Acute Ischemic Stroke, Diabetes Mellitus, and Low Back Pain according to the medical service standard, adult to old ages, male and female, and 62 normal persons adult, male and female, medical students, hospital employees and hospital doctors, not suffer fiom cerebro-cardiovascular disease, bleeding and liver disease and not smokers. Main outcome measures: Sensitivity and specificity, positive and negative predictive value, and likelihood ratio of a positive and negative test. The receiver operator curve were used to get the best cut-off values. Result: A low cut-off point at 5 is best used for Platelet Aggregation Test with ADP 2 pm, ADP 5 pm, and ADP 10 pm at second 0 (sensitivity 81 %). Cut-off point 95 is used for Platelet Aggregation Test with ADP 2 pm at second 30 (sensitivity 76 %), and cut-off 75, 50, and 50 for platelet aggregation test with ADP 2 pm at seconds 90, 210, and 270 with sensitivity 88 %, 92 % and 92 %, respectively. Cut-off point 94 is best chosen for Platelet Aggregation Test with ADP 5 pm at second 30 (sensitivity 89 %), and cut-off points 91, 70, and 57 are for platelet aggregation test with ADP 5 pm at seconds 90, 210, 270 with sensitivity 92 %, 82 % and 80 %, respectively. Platelet aggregation test with ADP 10 pm at second 30 use cut-off point 97 (sensitivity 82 %) for the best choice for, and cut-off points 95, 75, and 70 are for platelet aggregation test at seconds 90, 210,270 with 90 %, 87 % and 80 %, respectively. Conclusion: It is concluded that the sensitivity of manual platelet aggregation test lies on 76 % to 92 % and the best cut-off values of platelet aggregation test using ADP 2 pm, 5 pm and 10 pm observed on second 0 is 5. The best cut-off values on second 30, 90, 210 and 270 using ADP 2 pm are 95, 75, 50, and 50 respectively. The best cut-off values on second 30, 90,210 and 270 using ADP 5 pm are 94, 91, 70, and 57, respectively. The best cut-off values on second 30, 90, 210 and 270 using ADP 10 pm are 97, 95, 75, and 70, 90%. hyperaggregation respectively. We can not approve that the manual platelet aggregation test with the highly sensitivity as a good single test. Due to its risk of low specificity and reducing the false positive results, other test with a high specificity is still needed to get the ideal test. The study show that manual Platelet Aggregation test is a practical and less costly manner test with a high sensitivity that can be used in Primary Health Care and hospitals in rural areas.

Kata Kunci : Tes Agregasi trombosit, Hiperagregasi Trombosit


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.