AUTENTIKASI MINYAK BUAH MERAH DALAM CAMPURAN MINYAK KEDELAI DAN MINYAK JAGUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KEMOMETRIKA
DWI LARASATI SETYANINGRUM, Prof. Dr. Sugeng Riyanto M.S., Apt.
2013 | Skripsi | FARMASIBuah Merah (Pandanus conoideus Lam) adalah tanaman endemik yang tumbuh di Pulau Papua. Minyak buah merah (MBM) dianggap sebagai minyak fungsional karena tidak hanya digunakan sebagai diet tetapi juga sebagai agen pencegahan berbagai penyakit. Autentikasi MBM menjadi sangat penting karena harganya mencapai 10-15 kali lebih tinggi dibandingkan dengan minyak nabati pada umumnya. Minyak ini dapat dengan mudah dipalsukan dengan minyak lain yang lebih murah seperti minyak jagung dan minyak kedelai. Kombinasi metode spektrofotometri inframerah Fourier transform (FTIR) dengan kemometrika dikembangkan dan dioptimasi untuk melakukan autentikasi MBM untuk mencegah adanya pemalsuan. MBM baik dalam bentuk tunggal maupun campuran dengan minyak jagung dan minyak kedelai dibaca dengan spektrofotometer FTIR dengan teknik pembacaan sampel attenuated total reflectance. Model kalibrasi dengan analisis multivariat principal component analysis (PCA), partial least square (PLS) dan principal component regression (PCR) dilakukan pada bilangan gelombang yang membedakan MBM dengan minyak jagung dan minyak kedelai. Berdasarkan pada nilai R2 tertinggi dan nilai root mean square error of calibration (RMSEC) terendah, spektra FTIR dalam kombinasi dengan PLS menggunakan spektra normal dan pada daerah bilangan gelombang 1800-1600 cm-1 dipilih untuk autentikasi MBM dalam campuran biner dengan minyak jagung dengan nilai R2 0,9976 dan RMSEC 0,9745. Spektra normal di daerah bilangan gelombang 4000-650 cm-1 dengan nilai R2 0,9993 dan RMSEC 0,8232 dipilih untuk autentikasi MBM dari minyak kedelai. Sementara itu, spektra FTIR dengan PLS menggunakan spektra normal pada daerah bilangan gelombang gabungan 1200-900; 1800-1600; dan 3100-2800 cm-1 dengan nilai R2 0,9851 dan RMSEC 1,5598 dipilih untuk autentikasi MBM dalam campuran kompleks dengan minyak jagung dan minyak kedelai.
Red Fruit (Pandanus conoideus Lam) is typical plant or endemic which grow at Papua Island. Red fruit oil (RFO) can be considered as functional food oil because not only served as a diet but also as preventive agents of various diseases. Authentication of red fruit oil (RFO) becomes very important since the price of RFO is 10-15 times higher than that of common vegetable oils. The oil can be easily faked with other cheaper oils such as corn oil and soybean oil. Combinations of Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy with chemometrics have been developed to detect and quantify the existed adulteration on red fruit oil. RFO was prepared in binary mixture with corn oil (CO) and soybean oil (SO) and were quantitatively analyzed using FTIR spectroscopy with ATR sampling handling. Multivariate calibration method, principal component analysis (PCA), partial least square (PLS) and principle component regression (PCR), was used to construct the calibration model at different frequencies that differentiate RFO from corn oil and soybean oil. Based on the highest values of coefficients of determination (R2) and the lowest values of root mean standard error of calibration (RMSEC), PLS with normal FTIR spectra at frequency region of 1800-1600 cm-1 was selected for authentication of RFO in binary mixture with corn oil with R2 of 0,9976 and RMSEC of 0,9745. Normal FTIR spectra at frequency region of 4000-650 cm-1 with R2 of 0,9993 and RMSEC of 0,8232 was selected for authentication of RFO in binary mixture with soybean oil. Meanwhile, PLS with normal FTIR spectra at frequency region of 1200-900; 1800-1600; and 3100-2800 cm-1 with R2 of 0,9851 and RMSEC of 1,5598 was selected for determination of RFO in ternary mixture with corn oil and soybean oil.
Kata Kunci : minyak buah merah, autentikasi, FTIR, kemometrika