Laporkan Masalah

EVALUASI PENGGUNAAN PARTOGRAF OLEH BIDAN DESA DI KOTA DUMAI PROPINSI RIAU

RESKY KARTIKA SARI, Prof. dr. M. Hakimi, Sp.OG(K), Ph.D.

2013 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/KIA

Latar Belakang: Partograf merupakan suatu sistem yang tepat untuk memantau keadaan ibu dan janin dari dalam kandungan selama persalinan waktu ke waktu. Partograf WHO juga dapat membedakan dengan jelas perlu atau tidaknya intervensi dalam persalinan. Jika semua pertolongan persalinan menggunakan partograf secara kompeten dapat memudahkan tenaga penolong persalinan mencegah atau melakukan deteksi dini terhadap komplikasi yang mungkin terjadi, menerapkan asuhan persalinan secara tepat guna dan tepat waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi, maupun segera melakukan rujukan saat kondisi ibu masih optimal, maka para ibu dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian. Tujuan: Untuk mengetahui kepatuhan penggunaan partograf pada setiap asuhan persalinan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan partograf oleh bidan desa Di Kota Dumai. Metode: Penelitian ini penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan desa yang ada di Kota Dumai sebanyak 60 bidan desa. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Variabel bebasnya adalah kompetensi bidan desa, variabel terikatnya adalah kepatuhan penggunaan partograf sedangkan variabel luarnya adalah umur, masa kerja, pelatihan APN dan ketersediaan partograf. Analisis data menggunakan analisis univariabel, analisis bivariabel dan analisis multivariabel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan penggunaan partograf pada setiap asuhan persalinan dipengaruhi oleh faktor kompetensi dan pelatihan APN. Analisa bivariat menunjukan hubungan yang bermakna antara kompetensi bidan desa (RR=2,06;95% CI=1,15-369) dan pelatihan APN (RR=1,94;95% CI=1,04-3,62) dengan kepatuhan penggunaan partograf. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa hubungan antara kompetensi bidan desa dengan kepatuhan penggunaan partograf dengan mengikutsertakan pelatihan APN ternyata secara statistik bermakna (RR : 6,03;95% CI:1,71-21,22). Kesimpulan : Kompetensi bidan desa yang tidak standar menyebabkan ketidak patuhan dalam penggunaan partograf.

Background: Partograph is an appropriate system to monitor the state of a mother and fetus from the womb during labor time. WHO Partograph can also clearly distinguish whether or not an intervention in labor is performed. If all birth attendants use partograph in labor competently, this can prevent early complications that may occur, make the attendants apply the appropriate and timely care either before or when the problem occurs, and make them able to make immediate referral when mothers are still in optimal conditions; thus, the mothers and newborns will be protected from the threat of mortality and morbidity. Objective: To determine the compliance in the use of partograph on each labor and to identify factors associated with the compliance in the use of partograph by village midwives in Dumai Municipality. Methods: This was an observational study with a cross sectional study design. The population in this study was all midwives in Dumai Municipality totaling 60 midwives. The research was done with quantitative and qualitative approaches. The independent variable was the competence of village midwives, the dependent variable was the compliance in the use of partograph while the extraneous variables were age, length of employment, APN training and partograph availability. Analysis of data used univariable analysis, bivariable analysis and multivariable analysis. Results: The results showed that the compliance in the use of partograph in each delivery care was influenced by competence and APN training. Bivariate analysis showed a significant association between midwives’ competence (RR = 2.06; 95% CI = 1.15 to 369) and APN training (RR = 1.94; 95% CI = 1.04 to 3.62) and the compliance in the use of partograph. Multivariate analysis showed that the association between midwives’ competence and the compliance in the use of partograph involving APN training turned out to be statistically significant (RR: 6.03; 95% CI:1.71-21.22). Conclusion: Midwives’ unstandardized competence resulted in the noncompliance in the use of partograph.

Kata Kunci : Evaluasi, Penggunaan Partograf, Bidan Desa, Evaluation, Use of Partograf, Village Midwife


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.