Laporkan Masalah

PEMANFAATAN OBAT BUFFER STOCK NASIONAL DI INSTALASI FARMASI KABUPATEN/KOTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2007, 2008, DAN 2009

Meiza Apsari, Prof.Dr.Dra.Sri Suryawati,Apt

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang. Dalam rangka upaya memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) dan jumlah persediaan obat berkurang terus menerus maka Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota menyediakan obat buffer stock. Tujuan penelitian. Mengetahui pemanfaatan obat buffer stock nasional di IFK dari tingkat ketersediaan obat buffer stock nasional, mengetahui upaya pemanfaatan obat buffer stock nasional dan mengumpulkan pengalaman implementasi obat buffer stock nasiona di IFK Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian. Metode deskriptif analitik dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data diperoleh dari observasi dan wawancara mendalam di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian. Pemanfaatan obat buffer stock di IFK Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan dan mendukung jalannya pelayanan kesehatan di puskesmas, IFK secara kontinyu melaksanakan evaluasi dan monitoring kebutuhan obat di setiap pelayanan kesehatan dasar. Jika kebutuhan obat kurang, maka membuat kesepakatan dengan IFK lain di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meminjam obat atau melakukan koordinasi dengan Instalasi Farmasi Provinsi. Namun, ketika obat berlebih dengan kondisi obat mendekati kadaluwarsa maka IFK mengupayakan penggunaannya dengan menawarkan ke Puskesmas. Kesimpulan. Ketersediaan obat buffer stock nasional di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007, 2008, dan 2009 melalui upaya dalam memenuhi ketersediaan obat dikatakan baik. Upaya pemanfaatan obat buffer stock nasional di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota D.I Yogyakarta yaitu perencanaan 5 Kabupaten/Kota dikatakan baik, pengadaan obat berdasarkan atas permintaan, kesesuaian jenis dan jumlah obat dikatakan belum baik, penjaminan mutu dikatakan baik kecuali pada tahun 2007 di Kabupaten Bantul dikatakan tidak baik, sarana penyimpanan rak/pallet sesuai standar, sarana penunjang untuk kelembaban sesuai standar, sistem penyimpanan FIFO/FEFO, frekuensi penggunaan obat terdapat obat slow moving dan fast moving, obat kadaluwarsa di Kabupaten Bantul tahun 2007 (12%) dan 2008 (21%). Pengalaman Implementasi obat buffer stock nasional yaitu Instalasi Farmasi Kota Yogyakarta masih membutuhkan obat buffer stock nasional, sedangkan Instalasi Farmasi Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo dan Sleman lebih memilih pemenuhan kebutuhan obat melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK).

Background. In term of fulfilling the necessity of public health service, to prevent the medicine unavailability (stock out) and the continuously shortage number of medicine’s supply, Pharmacy Installation of City/County provides buffer stock medicine. Purpose. To find out the usage of national buffer stock medicine in IFK starting from the availability of national buffer stock medicine, to observe the endeavor of national buffer stock medicine usage and to collect experience on implementation of national buffer stock medicine in IFK of Special Region of Yogyakarta. Method. It used analytic – descriptive method in retrospectively data collecting. Data was obtained from observation and in depth interview in Pharmacy Installation of Health Service in City/County of Special Region of Yogyakarta. Finding. The usage of buffer stock medicine in IFK of Special Region of Yogyakarta to fulfill the necessity and support the flow of public health service in local public health centers, IFK continuously conducted evaluation and supervisory the medicine necessity in each basic health service. If there was a medicine shortage, it would make a deal with other IFK in Special Region of Yogyakarta to borrow the medicine or made a coordination with Provincial Pharmacy Installation. Nonetheless, as the medicine was oversupply and the medicine’s condition was closed to expired date, IFK would optimize the usage by offering to local public health centers. Conclusion. The availability of national buffer stock medicine in Pharmacy Installation of City/County of Special Region of Yogyakarta in 2007, 2008, and 2009 by the program of fulfilling medicine availability was good. The usage of national buffer stock medicine in Pharmacy Installation of City/County of Special Region of Yogyakarta comprised of a better planning in 5 County/City, the medicine procurement based on demand, type fitness and number of medicine had not been better yet, the quality control was good, except in 2007, what happened in Bantul Regency was poor, storage facility (rack/pallet) was as standard, supporting facility for moisture was as standard, storage system of FIFO/FEFO, medicine usage frequency had slow moving and fast moving medicine, expired medicine in Bantul Regency in 2007 was 12% and in 2008 was 21%. The experience in implementing national buffer stock medicine was that Pharmacy Installation of Yogyakarta City still needed national buffer stock medicine, while Pharmacy Installation in Regency of Bantul, Gunungkidul, Kulonprogo and Sleman was more preferred in fulfilling medicine necessity via budget of Special Allocation Fund (DAK).

Kata Kunci : Buffer stock Nasional, Dana Alokasi Khusus (DAK), Instalasi Farmasi Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, Ketersediaan, Pemanfaatan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.