Laporkan Masalah

RESPONS DAN PROYEKSI PENAWARAN KOMODITAS JAGUNG DI INDONESIA

ASRIANI, Prof.Dr.Ir.Masyhuri

2013 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras (food), disamping itu juga jagung berperan sebagai bahan baku industri pakan (feed) dan bahan bakar nabati (biofuel). Dengan dikeluarkannya Perpres No. 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional yang didukung dengan dikeluarkannya Inpres No. 1 Tahun 2006, peran sektor pangan menjadi semakin penting karena komoditi pangan pertanian juga berpotensi untuk menjadi bahan baku bahan bakar nabati (BBN) sebagai energi alternatif dimana pada tahun 2025 kontribusinya diharapkan diatas sebesar lima persen. Jagung merupakan salah satu komoditi yang potensial untuk menjadi bahan bakar nabati khususnya dalam bentuk bioetanol. Seiring dengan peranan jagung yang semakin meluas, maka kebutuhan jagung juga akan semakin besar. Hal tersebut harus diiringi dengan produksi (penawaran) yang semakin meningkat agar kebutuhan jagung dalam negeri dapat terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi respons penawaran jagung di Indonesia, menduga respons penawaran jagung dalam jangka pendek dan jangka panjang serta memproyeksikan penawaran jagung pada tahun 2025 dengan menggunakan dua pendekatan yakni melalui pendekatan luas areal panen dan pendekatan produktivitas. Data yang dipergunakan adalah data time series dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2011. Metode analisis yang digunakan adalah model penyesuaian parsial Nerlove berupa persamaan tunggal regresi berganda dengan fungsi Natural Logaritma (Ln) dengan menggunakan teknik estimasi Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa respons luas areal panen dipengaruhi harga jagung, harga ubi kayu dan kebijakan BLBU. Sedangkan respon produktivitas dipengaruhi oleh harga jagung, lag produktivitas, kebijakan Gema Palagung dan kebijakan BLBU. Hasil estimasi respons penawaran jagung menunjukkan bahwa nilai elastistas respon penawaran jagung adalah 0,456 dalam jangka pendek dan 1,537 dalam jangka panjang yang berarti bahwa penawaran jagung bersifat inelastis terhadap perubahan harga jagung pada jangka pendek dan bersifat elastis pada jangka panjang. Berdasarkan nilai elastisitas penawaran jagung di Indonesia, jumlah penawaran jagung tahun 2025 mendatang diproyeksikan sebesar 43.627.987 ton sedangkan proyeksi jumlah kebutuhan jagung nasional adalah sebesar 40.424.963 ton sehingga dapat disimpulkan bahwa program swasembada jagung dan net eksport jagung akan tercapai, serta target kontribusi jagung sebagai bahan bakar nabati diatas lima persen akan terpenuhi.

Corn is one crop that has a strategic role and economic value as well as have the opportunity to be developed due to its position as the main source of carbohydrates and protein after rice as food, feed and biofuels. By the issuance of Presidential Decree Number: 5 Year 2006 on National Energy Policy which is supported by the issuance of Presidential Instruction Number: 1 Year 2006, the role of the food sector is becoming increasingly important for agricultural food commodities also has the potential to be a raw material for biofuels as an alternative energy which in 2025 is expected to contribute over five percent. Corn is one of potensial commodity to be a biofuel particularly in the form of bioethanol. Along with the expanding role of corn, the corn demand will increase. This must be accompanied by the production (and supply) increasing that domestic corn demand can be met. This study aims (1) to analyze factors that affect the response of corn suppy in Indonesia, (2) to estimate the short term and long term response of corn supply and (3) and to estimate corn supply in year 2025 it use two approaches wich are crop area and produtivity approach. The data used are time series data from year 1980 to year 2011. The analytical method used is the Nerlove partial adjustment model of a single regression equation with Natural Logarithm function and the estimation technique is Ordinary Least Square (OLS). The results shows that the response of crop area is affected by price of corn, cassava price and BLBU policy. While the productivity response is influenced by the price of corn, lag of productivity, Gema Palagung policy and BLBU policy. The elasticity of corn-supply response in the sort term is 0.456 and 1.537 in the long term, it means that the changing price of corn affecting in elastistic corn-supply in the short run and elastic corn-supply in the long run. Based on the value of the corn supply elasticity in Indonesia, the supply of corn in 2025 is projected at 43.627.987 tons, while the projected domestic demand corn is 40.424.963 tons. It can be concluded that the self-sufficiency program and net export of corn will be achieved, and target of “above 5 percent contribution corn as a raw material of biofuel” would be met.

Kata Kunci : Jagung, Elastisitas, Proyeksi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.