ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI HEPARIN DAN FONDAPARINUX PADA PENDERITA SINDROMA KORONER AKUT TANPA ELEVASI SEGMEN ST

MARTOHAP PAROTUA LUMBAN RAJA, Ika Puspitasari, Ph.D., Apt.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Sindroma koroner akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis penyakit jantung koroner yang sering menyebabkan kematian akibat oklusi (penyumbatan) pada arteri koroner yang terjadi secara akut. Penggunaan kombinasi antitrombotik, antiplatelet dapat mengurangi kejadian kardiovaskular tetapi juga meningkatkan risiko perdarahan. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan efektivitas, keamanan dan analisis efektivitas biaya terapi heparin dan fondaparinux pada 62 orang penderita SKA TESST di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta dengan menggunakan perspektif provider (rumah sakit). Pengamatan efektivitas meliputi jumlah kematian, infark miokard dan stroke sedangkan keamanan meliputi perdarahan mayor dan minor selama dirawat di rumah sakit dan hingga hari ke-30. Hasil pengamatan efektivitas menunjukkan jumlah penderita SKA yang mengalami kematian hingga hari ke-30 pada kelompok heparin sebanyak 2 orang (6,4%) dan kelompok fondaparinux 1 orang (3,2%). Jumlah yang mengalami stroke pada kelompok heparin sebanyak 1 orang (3,2%) sedangkan pada kelompok fondaparinux tidak ada yang mengalami stroke p=1. Hasil pengamatan terhadap keamanan, jumlah penderita SKA yang mengalami perdarahan mayor hingga 30 hari sebanyak 2 orang (6,4%) sedangkan pada kelompok fondaparinux tidak ada yang mengalami perdarahan mayor p= 0,492. Jumlah penderita SKA TESST yang mengalami perdarahan minor pada kelompok heparin sebanyak 10 orang (32,2%) sedangkan pada kelompok fondaparinux sebanyak 2 orang (6,4%) p=0,010. Biaya penanganan SKA TESST hingga 30 hari pada kelompok fondaparinux lebih rendah (Rp 8.551.057,-) dibanding kelompok heparin Rp 10.171.157,- p=0,013. Average costeffectiveness ratio (ACER) pasien yang mendapat terapi fondaparinux hingga 30 hari Rp 8.833.736,- sedangkan yang mendapatkan terapi heparin Rp 10.878.243,-. Kesimpulan penelitian ini adalah fondaparinux lebih cost-effective dibanding heparin.

Acute coronary syndrome (ACS) is a clinical manifestation of coronary heart disease which often causes death due to occlusion in coronary artery which develops acutely. The combined use of antithrombotic agents, antiplatelet agents in acute coronary syndrome syndrome without ST-segment elevation (ACS WSTE) reduces cardiovascular event but increasing the side effects of bleeding. The objective of the research is to compare the effectiveness, safety and evaluate the cost effectiveness of heparin versus fondaparinux in 62 patients with ACS WSTE at Dr. Sardjito Central General Hospital from perpective of provider (hospital). Observation on heparin and fondarinux effectiveness outcome (death, myocardial infarction, and stroke) and safety (major and minor bleeding) during hospitalization and up to 30 days. The result on effectiveness observation showed the number of ACS patients who died until the 30th day in heparin group was two patients (6,4%) and in fondaparinux group was one patient (3,2%). The number of patients ended up with a stroke in heparin group was one patient (3,2%), while in fondaparinux group no patients experienced any stroke p= 1. The result on the safety observation signified that the number of ACS patients experiencing major bleeding up to 30 days was two patients (6,4%), while no patients suffered from bleeding in the fondaparinux group p= 0,492. The number of ACS WSTE patients who had minor bleeding in heparin group was 10 patients (32,2%), while in fondaparinux group was two patients (6,4%) p=0,010. The ACS WSTE’s treatment cost for 30 days for fondaparinux group was lower (IDR 8,551,057.-) than heparin group which was IDR 10,171,157.- p= 0,013. The average cost effectiveness ratio of patients who received the fondaparinux theraphy up to 30 days was IDR 8,833,736.-, while for the patients given the heparin theraphy was IDR 10,878,243.-. The conclusion of the research is that fondaparinux is more cost-effective than heparin.

Kata Kunci : sindroma koroner akut tanpa elevasi segment-ST (SKA-TESST), cost effectiveness analysis, average cost-effectiveness ratio heparin, fondaparinux