KESESUAIAN LAHAN DAN DESAIN TATA RUANG EKOWISATA PADA KAWASAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA KABUPATEN MANOKWARI
DEVI MANUHUA, Dr. Senawi., MP.
2013 | Tesis | S2 Ilmu KehutananPerkembangan pariwisata Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dalam beberapa dekade terakhir telah berkembang suatu jenis jasa wisata yang disebut dengan ekowisata. Pengembangan kawasan ekowisata perlu didasarkan pada rencana tata ruang dan kesesuaian lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian lahan untuk sarana wisata, membuat desain tata ruang ekowisata yang optimal dan membangun basis data spasial dan non spasial. Kesesuaian lahan untuk sarana wisata menggunakan metode USDA (1968). Desain tata ruang ekowisata mengacu pada Peraturan Dirjen PHKA No.P.3/2011. Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan TWA Gunung Meja (TWA GM) Kabupaten Manokwari. Metode eksploratif digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan memetakan sifat fisik lahan dan desain tata ruang ekowisata. Pengolahan dan analisis data menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Kesesuaian lahan untuk tempat bermain mayoritas merupakan lahan yang sesuai “sedang†dengan luasan mencapai 449 ha (95%). Sisanya sekitar 5% atau 21 ha merupakan lahan dalam kategori yang “buruk†dengan sebaran di sebelah Barat dan Timur kawasan. Lahan yang “baik†hanya memiliki luasan 0,1 ha atau 1000 m² dan terdapat di sebelah Timur kawasan. Kawasan TWA GM juga memiliki kesesuaian “sedang†untuk tempat berkemah yaitu sekitar 99,6% (469 ha). Lahan dalam kategori yang “baik†untuk berkemah hanya terdapat sebagian kecil di sebelah Timur kawasan, dengan luasan mencakup 0,8 ha atau 0,2% dari luas total kawasan. Lahan yang termasuk dalam kategori yang “buruk†atau tidak sesuai untuk berkemah terdapat di sebelah Barat kawasan dengan luasan 0,9 ha atau sekitar 0,2% dari total luas kawasan. Kesesuaian lahan dalam kategori yang “baik†untuk daerah piknik memiliki luasan lebih dari 19 ha (4%) dan terletak di bagian tengah kawasan ke arah Utara serta sebagian di sebelah Timur. Selebihnya, lahan dalam kategori “sedang†mencakup hampir 96% dari luas total kawasan (451 ha). Kesesuaian lahan untuk jalan setapak dalam kategori yang “baik†mencapai luasan 49 ha atau sekitar 10% dari luas total kawasan. Lahan dengan tingkat kesesuaian “baik†menyebar di bagian tengah kawasan dan sebagian di sebelah Timur kawasan. Selebihnya 90% (422 ha) merupakan lahan dengan kategori “sedang†untuk jalan setapak. Kesesuaian lahan menurut USDA (1968) dan Peraturan Dirjen PHKA No.P.3/2011 dikombinasikan berdasarkan faktor kelerengan untuk menggambarkan tata ruang ekowisata. Desain tata ruang ekowisata terdiri dari desain sarana penunjang wisata, sarana wisata ilmu, wisata alam, wisata petualangan, wisata olahraga, wisata sejarah dan wisata budaya. Basis data spasial dan non spasial berbentuk struktur basis data hierarki dengan cabang utama terdiri dari about, guide, menu dan contact. Basis data dirancang dalam satu file aplikasi yang diberi nama “TWA GM.exeâ€.
Indonesia tourism development from year to year has increased. In the last few decades has developed a type of tourist services called ecotourism. Development of ecotourism areas should be based on spatial planning and land suitability. This study aims to identify and map the suitability of land for tourism facilities, making ecotourism spatial design and build databases of spatial and non-spatial. Suitability of land for tourism facilities using the USDA (1968) method. Ecotourism spatial design refers to the Regulation PHKA No.P.3/2011. This study was conducted at the TWA Gunung Meja (TWA GM) Manokwari. Exploratory method used in this study to identify and map the physical properties of land and spatial design of ecotourism. Processing and analysis of data using geographic information systems. Suitability of land for a place to play the majority of suitable land \\"medium\\" with an area of 449 ha (95%). The remaining 5% or 21 ha of land in this category is the \\"bad\\" with distribution in the western and eastern regions. Land that is \\"good\\" only has an area of 0.1 ha or 1000 m², located at the east region. TWA GM also has a compliance \\"medium\\" for a camping spot that is about 99.6% (469 ha). Land in the category of \\"good\\" for camping there is only a small portion in the east region, with an area covering 0.8 ha or 0.2% of the total area. The land included in the category of a \\"bad\\" or not suitable for camping there in the west region with an area of 0.9 ha or about 0.2% of the total land area. Suitability of land in the category of \\"good\\" to the picnic area has an area of over 19 ha (4%) and is located in the center of the area to the north and part of the east. Land in the category of \\"medium\\" covers nearly 96% of the total area (451 ha). Suitability of land for the trail in the category of \\"good\\" reach an area of 49 ha or about 10% of the total area. Land suitability levels of \\"good\\" spread across the central part of the region and parts of the east region. The rest 90% (422 ha) is land with the category \\"medium\\" for the path. Suitability of land according to the USDA (1968) and Regulation PHKA No.P.3/2011 based factors combined to describe the spatial gradients of ecotourism. Ecotourism spatial design consists of the design means of supporting tourism, tourism facilities sciences, nature tourism, adventure tourism, sports tourism, historical and cultural tourism. Spatial database and non-spatial form hierarchical database structure with the main branch consisting of about, guide, menu and contact.The database is designed in a single application file named \\"TWA GM.exe\\".
Kata Kunci : kesesuaian lahan, tata ruang ekowisata, sistem informasi geografis, TWA Gunung Meja